Andin masuk di Indomaret dan tidak memperdulikan 2 orang bertubuh besar dan tinggi itu. Walau di hatinya takut tapi ia berusaha tidak takut.
"Andin Jangan takut kamu harus berani. Ucap Andin menenangkan hatinya."
_____________
Andin pun sudah selesai dan kembali ke mobilnya dan menjalankan mobil di perjalanan Andin merasa ada yang mengikutinya dari tadi dan ia pun menatap kaca spion mobil dan yah benar ada yang lagi mengikutinya."Ya Allah orang itu mau apa... Ucap Andin panik."
Tiba-tiba orang yang sedari tadi mengikuti Andin ia pun langsung menghentikan mobil Mercedes Benz itu.
"Turun... Ucap pria itu secara paksa."
"Turun enggak, kalau Lo enggak turun gue pecahin kaca mobil Lo ini. Ucap pria yang satunya lagi."
"Ya Allah tolong hamba... Ucap Andin berdoa."
Pereman itu pun ingin memecahkan kaca mobil Andin tapi tiba-tiba ada seorang yang menendang pereman itu sehingga terjatuh ke jalan.
"Kalian mau ngapain... Ucap lelaki itu."
"Ehh Lo enggak usah ikut campur... Ucap pereman yang satunya lagi."
"Lo enggak usah jadi sok pahlawan... Ucap pereman dan ingin memukul lelaki itu tapi di tahan."
"Berani sekali anda ingin memukuli saya. Ucap lelaki itu."
Dan kini mereka bertiga berkelahi 2 lawan 1 dan pada akhirnya pereman itu terjatuh dan kabur dari sana.
Andin yang melihat itu pun lega akhirnya pereman itu pergi dan ia pun langsung turun dari mobilnya dan mengucapkan terimakasih kepada lelaki yang sudah membantunya.
"Makasih ya kamu sudah tolongin saya. Ucap Andin tersenyum manis."
"Iya sama-sama... Ucap lelaki itu."
"Ohh ya kamu enggak apa-apa, kalau kamu ada luka kita ke rumah sakit biar saya yang tanggung jawab. Ucap Andin."
"Udah saya enggak apa-apa kok. Ucap lelaki yang ada di depan Andin."
"Syukurlah kalau kamu enggak apa-apa. Ucap Andin."
"Oh ya kenalin aku Andin. Ucap Andin dan menyalurkan tangannya untuk berjabat."
"Aldebaran. Ucap pria itu dan menerima aluran tangan Andin."
Bersambung....
Wow ternyata yang membantu Andin adalah Aldebaran.
"Terimakasih ya kamu udah bantu aku... Ucap Andin."
"Iya sama-sama. Ucap Aldebaran tersenyum tipis."
"Kamu enggak apa-apa kan. Kalau boleh saya antar kamu pulang takut pereman tadi datang lagi. Ucap Aldebaran."
Andin terdiam sejenak karena ia tidak mau berdekatan dengan laki-laki dan lagian Andin pun tidak pernah mempunyai teman laki-laki di dalam hidupnya hanya sang Papah laki-laki satu-satunya di hidup Andin.
"Gimana... Tanya Aldebaran."
"Kamu pakai mobil kamu sendiri saya cuman ikuti kamu sampai rumah biar aman. Lanjut Aldebaran."