02

28 5 0
                                    

Kanemoto Yoshinori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanemoto Yoshinori. Merupakan putra dari keluarga Kanemoto yang bisa di bilang sangat berpengaruh di Jepang. Namun keberadaannya tidak banyak di ketahui oleh orang karena Ayah Yoshi memang tidak pernah mengekspos jika ia memiliki keturunan.

Tidak ada yang tau, selain keluarga besarnya.

Yoshi akhirnya menapakan kaki jenjangnya setelah melakukan penerbangan dari Tokyo menuju Jakarta selama 7 jam 50 menit lamanya.

Dengan di temani 1 orang bawahan Ayahnya dan 1 orang asistennya, Yoshi pergi menuju penthouse yang sudah di siapkan Ayahnya yang berada di pusat kota dan dekat dari sekolah yang akan ia datangi.

Sekarang Yoshi merupakan penerus keluarga Kanemoto satu-satunya, hal itu membuat Yoshi mau tidak mau belajar melanjutkan pekerjaan Ayahnya di usianya yang masih sangat muda.

"Kita hanya punya waktu 2 bulan. Selesaikan dengan cepat kemudian baru boleh kembali ke Jepang setelah itu" Jelas Mr. Kanemoto dari balik telfon kepada putranya.

Yoshi dengan cepat menutup telfon nya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur "1 bulan juga bisa selesai dengan gampang" Gumam Yoshi.

"Lu harus langsung istirahat dan mulai pergi ke sekolah baru besok pagi. Gua harus ambil mobil dulu sekarang buat kita besok" Kata asisten pribadi Yoshi dengan name tag bertuliskan Park Jihoon di setelan jas hitamnya.

🦋~

Yoshi berjalan di sebuah lorong dengan tergopoh - gopoh dengan sekujur badan di penuhi luka lebam  yang cukup parah dan disertai darah. Setelah berhasil melawan beberapa orang, Yoshi akhirnya menemukan sosok yang dicarinya dengan keadaan yang kacau, darah terus keluar dari ujung pelipis dan bibirnya.

Dengan pandangannya yang mulai buram, Yoshi mencoba menghampiri Ayah, Ibu dan Kakak kandungnya dengan posisi berlutut dan terikat di ruangan itu.

"Jangan mendekat Yoshi! Kakak baik-baik saja" Kata seorang pria berumur 26 tahun itu sambil merintih menahan sakit. Dibelakangnya sudah ada 2 pria yang siap menembakan peluru tepat di kepala Yuta.

Pria itu tersenyum mencoba menunjukan kepada adiknya bahwa semuanya akan baik-baik saja meski jelas sorot matanya yang di penuhi oleh ketakutan dan kesakitan itu. "Selamatkan Mama Papa"


"Brengsek! Jauhin tangan lo anjing!"







DOR!




"JANGAN!"



Sial, mimpi itu lagi

Kejadian itu sudah 1 tahun yang lalu, namun masih terus terulang dalam mimpinya. Kejadian itu terulang sangat jelas, seakan kembali ke masa itu. Begitupun sorot mata Kakaknya pada saat itu.

60 daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang