Di lahirkan kembali, mungkin adalah sebuah kesempatan. Sebuah masa untuk memperbaiki yang belum tertuntaskan di masa lalu, buruk menjadi baik, duka menjadi suka, lalu berpisah menjadi bersama. Atau bisa saja hukuman, sebuah masa untuk kepedihan yang lebih menyiksa, melanjutkan sengsara yang belum terselesaikan di masa sebelumnya.
Taehyung tak menuntut ingin takdir seperti apa yang sudah tertulis untuknya dengan Jungkook di kehidupan saat ini. Lebih pedih dari kisah-kisahnya terdahulu, atau ini akan menjadi puncak dari penantiannya.
Ia hanya berharap semoga ia tak melihat Jungkook menderita lagi karenanya. Sebab demi apapun, tak ada kepedihan lain selain melihat tuan mudanya menderita karena dirinya.
"Taehyungie Hyung.."
Pemuda Kim menoleh cepat, berlari kecil untuk lebih mendekat pada yang memanggil.
"Jangan jauh-jauh, nanti kau hilang." Ujarnya lagi, dengan cepat mengaitkan jemarinya pada jemari pemuda Kim tanpa sadar, hanya berniat mengunci Taehyung untuk tidak kemana-mana.
Mereka berjalan cepat menenteng satu masing-masing koper, menuju apartemen sewaan tuan Park yang akan di tempati dalam beberapa hari, minggu atau bulan kedepan.
Ya. Kini keduanya sudah berada di Praha. Setelah turun dari pesawat, keduanya langsung menuju apartemen. Itu pun jika saja Taehyung tak merengek lelah, sebenarnya Jungkook akan berniat mencari restoran dulu untuk mengisi demo perut keroncongannya.
Merepotkan.
.
"Kau tolong bereskan semua pakaian di koper. Sementara aku mau mencari makanan dulu." Ujar Jungkook setelah keduanya sampai di apartemen.
"Lama tidak? Apa Kookie tidak butuh aku untuk mengawalmu?"
"Mengawal kepala kotakmu! Kau bereskan saja barang bawaanku kalau ingin meringankan tugasku. Setibanya aku nanti, aku tak mau tahu, pokoknya semuanya harus sudah beres!"
Taehyung menaruh telapaknya tangannya ke kening. Seperti gerakan hormat dengan senyum sumbringah. "Ayay kapten!" Ucapnya begitu semangat.
Tanpa sengaja Jungkook juga ikut tersenyum melihat bagaimana gemasnya seorang Kim Taehyung.
Astaga lelaki ini? Lucu sekali, batinnya.
.
Taehyung menguap lagi, entah untuk yang keberapa kalinya. Kegiatan berbenah pakaian sudah terselesaikan dari satu jam yang lalu dan Jungkook belum juga kembali dari yang katanya hanya ingin mencari makanan.
Hingga akhirnya Taehyung mendengar sebuah suara pintu apartemen terbuka. Menampilkan sosok Jungkook dengan sebuah paper bag di tangan. Namun ada yang salah dengan wajahnya. Apa itu? Terdapat lebam keunguan di sudut bibir dan dahi bagian kirinya.
"Hei, Kookie ada apa? Kenapa kau terluka?" Taehyung menghampiri tuan mudanya begitu panik. Ia memapah Jungkook yang agak berjalan sempoyongan agar duduk di sebuah sofa yang tersedia tak jauh dari sana.
"Tolong ambilkan es batu dengan kain." Perintah Jungkook. Taehyung langsung menuju lemari pendingin dan kembali lagi dengan semua benda yang Jungkook perintahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Our Century
FanfictionKelahiran selanjutnya untuk kisah baru yang belum terencana. Kisah yang sempat tertunda, kisah yang nyaris bahagia namun lebih dulu terluka. Kisah pemuda bersama sang pelindungnya yang setia, sang cinta yang selalu berusaha membuat yang terkasih ama...