1

1.7K 142 21
                                    

BRAK BRAK BRAKKk

"Atsumu buka pintunya sekarang!!"

Tuan rumah sekaligus kepala keluarga Miya menggedor pintu kamar putranya keras-keras. Terlihat di tangan kirinya terdapat secarik surat yang telah ia remas.

"Anata sabar dulu.." Ayumi atau nyonya Miya berusaha menenangkan suaminya. Mereka berdua baru saja pulang dari sekolah Atsumu, menepati panggilan dari kepala sekolah yang sudah kedua kalinya dalam bulan ini.

"Tidak Yumi, jangan menyuruhku sabar setelah apa yang sudah dia lakukan." Tuan Miya menendang pintu kamar, membukanya secara paksa lebar-lebar.

"Ahh.."

"Oh fuck!" Atsumu yang kaget tanpa sengaja mendorong perempuan di atas tubuhnya sampai jatuh ke lantai. Pemuda tampan itu pun terduduk sambil berusaha merapikan rambut. "Otousan, Okaasan, nani?" Senyumnya mengembang.

"Uhh Atsumu sakit.." Perempuan yang jatuh di bawah menarik selimut untuk menutupi tubuh sambil merengut. Atsumu memberi kode agar wanita itu diam. "Sst stts stt."

Tak

Sebuah surat melayang mengenai wajah Atsumu. Tuan Miya berkacak pinggang sambil menggelengkan kepala. "Sudah gila kau Tsumu? Kemarin aku dan ibumu dipanggil karena kau membolos lama, dan sekarang kami dipanggil lagi karena kau meniduri putri kepala sekolah!"

Atsumu menggaruk belakang kepalanya. "Sama-sama mau kok, aku tidak memperkosanya, sungguh, salahnya di mana?" Dengan wajah tak berdosa Atsumu melebarkan mata.

"Hh anak ini-"

"Anata sudah.." Yumi menarik lengan sang suami. Wanita itu pun menatap si pirang. "Tsum, Okaasan dan Otousan tidak pernah mendidikmu jadi begini. Kalau ada sesuatu yang tidak kau sukai dari kami katakan, jangan jadi anak pembangkang-"

"Aku tidak membangkang."

"Jangan menyela saat ibumu bicara, Atsumu!!"

Melihat kondisi keluarga yang semakin runyam, wanita yang baru saja melakukan olahraga panas dengan Atsumu memilih kabur, meninggalkan keluarga itu tanpa mau terlibat.

Dari luar kamar, kembaran Atsumu, Miya Osamu melihat semuanya dengan tampang datar. Dibandingkan Atsumu yang sering berbuat onar, Osamu hampir sama sekali tak mencolok kecuali ketampanannya di sekolah. Pemuda itu bersandar diambang pintu dengan dua tangan yang masuk ke saku celana.

Atsumu menunduk sebentar sebelum kembali menatap kedua orang tuanya. Ayahnya terlihat murka sedang ibunya terlihat sendu.

"Maaf.. Aku tidak akan begitu lagi.." Ujarnya dengan nada sesal.

"Yang kali ini sebaiknya kau sungguh menyesal sebelum kesabaran ayah benar-benar habis tsum." Amarah Tuan Miya perlahan mereda, pria itu pun pergi dari kamar.

Ayumi melangkah mendekati putranya. "Kau benar-benar tidakpapa Tsum? Kalau ada sesuatu yang salah, kau bisa jujur dengan ibu, kau-"

"Daijoubu." Atsumu menggenggam tangan Ayumi yang mengusap pucuk kepalanya. Perlahan si pirang mendongak dan tersenyum. "Daijoubu. Okaasan.." Atsumu memeluk si wanita paruh baya.

"Cobalah untuk tidak membuat ayahmu darah tinggi tsum.. Kami semakin bertambah tua kau ingat.. Kami sayang padamu.."

Atsumu mengangguk. Katakanlah dia anak mama. Atsumu itu orangnya sangat mudah luluh dengan perhatian kecil dan tutur kata lembut. Karena itu dia sangat menyayangi ibunya dan menuruti perkataan si wanita.

.
.
.

Bulan terus berlanjut, nyatanya sifat playboy Atsumu itu tak langsung lenyap. Ia masih sering bergonta-ganti pacar dan berlaku tengil.

Found Ya! (AtsuKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang