7

960 92 25
                                    

Atsumu yang tak memiliki tujuan dan terlalu takut kembali ke peternakan memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Dia begitu merindukan ibu dan Osamu.

Meski harus terus lari dari kejaran polisi, Atsumu berhasil sampai dengan selamat di kediamannya. Rasanya sudah sangat lama sekali. Apakah dirinya akan diterima atau justru ditolak?

Cklek

"Atsumu-sama.." Seorang pelayan melotot melihat majikan lamanya telah kembali. Wanita itu segera berlari masuk menuju kamar Ayumi.

"Nyonya, Tuan Atsumu telah pulang.."

Ayumi yang melamun di atas ranjang segera bangkit berdiri. Sejak kepergian Atsumu wanita itu menjadi pendiam dan jarang berias. Namun setelah mendengar anak sulungnya pulang, Nyonya Miya tampak begitu sumringah.

Ia menuruni tangga spiral dengan tergasa dan terharu ketika melihat putranya yang telah lama pergi benar-benar kembali.

"Atsumu!!"

"Ibu.." Atsumu masih berdiri diambang pintu.

Ayumi berlari memelui putranya dan menangis. "Kemana saja kamu selama ini Tsum.. Maafkan perkataan itu malam itu, itu tidak benar.. Ibu sangat menyayangimu.. Ibu hanya sedang dibutakan oleh kebencian pada ayahmu.. Maaf.."

Atsumu dengan mata bergetar balas memeluk ibunya erat. Jadi selama ini ibunya sungguh menyayangi dirinya, lucu sekali, kenapa dia sangat bodoh hingga melarikan diri malam itu dan jadi terlibat masalah.

Namun, kalau dia tidak pergi dia tidak akan mengenal Tobio, tidak akan mengenal kasih tulus, dan kisah mania bersama lelaki raven itu.

"Ibu sebenarnya selama aku pergi, aku menipu banyak orang dan memiliki hutang besar pada negara.. Aku akan di penjara tapi sebelum itu aku minta satu permohonan.."

Ayumi mengendurkan pelukan. Sesaat Osaknu datang dan berdiri di samping sang ibu. Pria abu itu hanya diam.

"Saat aku pergi, aku bertemu dengan seseorang yang sangat baik.." Senyum kecil Atsumu merekah kala bayang-bayang manis si blueberry muncul di benaknya. "Tobio namanya.. Tolong.. Sampaikan maafku padanya karena tidak bisa menikahinya.."

Melihat sang putra begitu sendu, Ayumi bertanya-tanya sosok seperti apa Tobio sampai Atsumu yang notabene ia ketahui sebagai anak bandel dan suka ganti-ganti pasangan berubah menjadi pria tulus begini. Pastilah sudah banyak pengalaman hidup yang pemuda pirang itu dapatkan di luar sana saat pergi dari rumah.

"Katakan juga aku sangat mencintainya.." Atsumu yang menangis mengusap air mata berusaha terlihat tegar.

Ayumi menangkup pipi sang putra. "Berapa hutangmu? Ibu akan bicara pada ayahmu untuk membayar semuanya.. Yang perlu kau lakukan nikahilah orang yang kau cintai itu, jangan buat dia menunggu.."

.
.
.

Tobio sudah memakai pakaian pengantin. Bibirnya melengkung ke bawah sedang tukang rias tengah menyisir rambutnya.

"Doshitano Tobio-san?"

"Tidakpapa, Yuri.." Tobio menunduk. Sesaat netranya memandang ke luar jendela. Tampak di depan sudah ramai orang berdatangan mendatangi acara pernikahannya.

3 bulan tak ada kelanjutan kabar dari Atsumu membuat Tobio yang terus dibujuk akhirnya pasrah akan dinikahi Shinsuke. Bukan Tobio tidak sayang, dia sayang pada Shinsuke namun sayangnya berbeda, lebih seperti sayang pada keluarga.

Apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur. Upacara pernikahan akan berlangsung pagi ini dan Tobio tak bisa menghindar. Dia mencoba tersenyum ketika menghadap cermin.

"Tobio-san, ayo.." Seseorang membuka pintu kamar dan mengajak Tobio keluar. Sesampainya di luar semua orang memandang ke arah Tobio.

Lelaki manis itu mencoba tersenyum, ia berjalan menuju altar guna tukar cincin. Shinsuke telah memasangkan cincin di jari manis Tobio.

TIN TIN

"TOBIO-KUN!!" Atsumu dengan mobil sport cap terbuka tiba-tiba menyela upacara yang akan dilaksanakan itu.

Kedua alis Tobio terangkat, senyumnya melebar dan wajahnya menjadi sumringah. Atsumu datang, Atsumu tidak masuk penjara dan kini hendak menjemputnya. Hampir saja Tobio hendak turun altar dan berlari menghambur kepelukan Atsumu, namun tidak bisa.

Ia menunduk dengan fakta di depannya berdiri Shin. Dia tidak mungkin lari dan mempernalukan pria yang sudah merawatnya selama ini.

Senyum Atsumu perlahan memudar, kenapa Tobio tak jadi menghampirinya? Apa pemuda itu memilih untuk tetap menikah dengan Shin dan mencampakkan nya? Apa dia sudah terlambat?

Atsumu turun dari mobil mewahnya dan berdiri di atas karpet merah lurus menatp kearah Tobio.

Tobio menggigit bibir, tangannya gemetaran saat akan memasangkan cincin di jari Shinsuke. Rasanya sangat berat.

Saat sudah diujung dan tinggal dimasukkan, Shinsuke menahan tangannya membuat Tobio mendongak. "Berat ya? Kemarilah kau rubah kuning pengacau." Ia memanggil Atsumu yang tampak putus harapan. Shinsuke tersenyum melihat Atsumu mendekat.

"Kalau kau memasangnya di jari Atsumu tidak berat kan Tobio? Jangan menangis lagi ya.." Shinsuke mengusap pucuk rambut Tobio sayang sebeluk turun dari altar. "Shinsuke-san.."

Orang-orang bingung, Wakatoshi bingung, pendeta bingung, Tobio dan Atsumu juga bingung.

"Kita sungguh-sungguh menikah ini?" Atsuku mengerjapkan mata. Tobio tersneyum dengan genangan air mata dipelupuk. Ia memeluk Atsumu erat. "Aku merindukanmu!"

"Aku juga merindukanmu!! Ayo cepat pasang Tobio!!" Atsumu tiba-tiba antusias untuk segera menikah.

Tobio terkekeh. Ia memasangkan cincin di jari manis Atsumu. Setelah disahkan menjadi pasangan, Tobio memejamkan mata dan bersiap untuk dicium.

Brukk

"Heii!!"

Langsung saja Shinsuke, Wakatoshi dan orang-orang di sana bangkit berdiri melihat Atsumu yang dengan rakusnya melumat brutal bibir Tobio sampai keduanya ambruk.

Usai pesta, Atsumu membawa Tobio ke kota naik mobil bertuliskan Just get married.

Tobio kagum saat berkendara dengan mobil super mewah, tak ia sangka Atsumu aslinya orang kaya. Keduanya melalui perjalan panjang memulai hidup baru bersama tinggal di kota sementara untuk kemudian kembali ke Miyagi.

Tampaknya Atsumu dan Tobio lebih betah tinggal di desa yang asri dan sederhana dari pada di Kota.


The end.





Found Ya! (AtsuKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang