kedua - ayah

10 3 0
                                    

"Kamu masih ingat wanita itu kan?"

"Mah, udah ga perlu kamu tanyain itu ke aku lagi, kan kita juga berusaha buat memperbaiki keluarga ini"

"Tapi kamu masih berhubungan sama wanita itu pak!"

Bapak terdiam.

Pukul dua belas malam, mereka selalu berdebat perihal masalah yang sebelumnya tak kunjung selesai. Ibunya Ariska yang sedang sakit pun masih mengingatnya dengan kejadian lalu. Dimana ibunya dikhianati secara mental. Ariska yang sudah mengetahui dengan fakta lalu ia kumpulkan beberapa bukti walaupun tak semua bukti ia beberkan ke ibunya.

Ibunya sakit stroke ringan yang menyebabkan beberapa perasaan sang penderita merasa tak dihargai, selalu merasa sendiri, pesimis dan sensitif dengan hal yang membuatnya marah.

Dengan kalimat utamanya bahwa bapaknya berselingkuh dengan seseorang yang ibunya pun mengenalinya, sangat mengenalinya.

Sampai akhirnya, Ariska mengajak bicara pada bapaknya saat semuanya terbongkar.

"Pak, Ariska engga mau marahin bapak, Ariska cuma mau tanya, apa bapak sayang sama mamah?"

"Iya, bapak sayang"

"Kalo sayang, kenapa bapak tega khianatin mamah dalam keadaan sakit?"

"......" diam dengan menundukkan kepalanya.

"Mungkin ini terkesan childish, tapi Ariska mau menekankan, dan mempertanyakan ini semenjak bapak punya hubungan dengan wanita itu, apa bapak ingin bersama wanita itu? Sampai bapak terus ingin menghubunginya?"

"Bapak engga tega ninggalin dia Ka. Dia itu udah diusir dari semua keluarganya termasuk anak-anaknya"

"Lalu, jika bapak engga tega ninggalin dia, terus bapak tega melihat mamah yang lagi sakit terus bapak lebih mementingkan diri bapak sendiri untuk bisa membuat wanita itu bahagia?"

"Dia bakal tinggal di pesantren jika dia sudah bisa ngelepas bapak"

"Bapak lebih milih keluarga ini atau wanita itu?"

"......., hm. Bapak pilih keluarga ini"

"Jika bapak lebih memilih wanita itu, Ariska masih sanggup merawat mamah, ngurus mamah setiap hari, tapi bapak liat mamah yang masih butuh bapak?"

Bapaknya terdiam kembali dengan menangis.

Ariska yang sudah kepalang emosi, ia berusaha menahannya dengan mengelus dadanya beberapa kali.

"Bapak milih keluarga Ka, untuk dia biar bapak yang urus"

Kalimat itu dilontarkan secara terpaksa, batin Ariska yang mengetahui dari raut wajah bapaknya, cara berbicara bapaknya yang membuat Ariska belum yakin dengan keputusan bapaknya saat itu.


















Juni, 2020
__________________________________________________

Kepada Yang Tercinta
Mama/Ariska/Ariko
Di tempat

Assalamualaikum,
Mohon maaf, bapak pamit untuk pergi, ingin hijrah ke suatu tempat karena demi kalian semua. Namun perasaan yang sering terjadi, tidak ada kecocokan dengan mama juga bapak sejak Ariska umur 1,5 tahun. Bapak msh bertahan demi kalian sampai bapak membuat surat ini dan tidak akan kembali.
Bapak ingin kalian bahagia di hari kelak namun bapak tidak tahan untuk sabar dan sabar dengan perilaku mama terhadap bapak selama ini.
Semoga mama diberi kesembuhan seperti sediakala.
Bapak pamit, jaga diri kalian.

Found YouWhere stories live. Discover now