-4 Pentas seni

1.5K 102 1
                                    



- PENTAS SENI -


EVELYN


Pagi ini aku terbangun lebih awal dari biasanya, karna tepat pada hari ini di sekolahku sedang mengadakan acara pentas seni yang kebetulan aku ditunjuk untuk menjadi salah satu pengisi acaranya. Aku sudah siap dengan seragam putih abu seperti biasa dan rambut kecoklatanku yang sengaja ku urai dengan poni dijepit ke samping. Hmm, so perfect.

"Finaly! Evelyn Alexandra sudah semakin perfect, hmm apa lagi ya?" Aku mengecek penampilanku kembali, takut ada yang kurang sempurna. Setelah yakin dengan penampilanku, aku pun segera mengambil kunci mobilku di atas nakas kecil sebelah tempat tidurku dan beranjak menuruni tangga.

Aku sengaja menggunakan kendaraan pribadi untuk hari ini. Bukan karna Pak Man-supirku- tidak masuk, melainkan karna aku ingin. Sebenarnya sih aku tidak boleh membawa kendaraan sendiri oleh orangtuaku, tapi ya namanya anak muda, apa yang dilarang itu yang dilakukan hehehe.

Let's go, Gak ada lagi yang namanya menye-menyean!  

Aku siap menghadapi apapun! Sudah cukup kemarin aku menangisi Rafael dengan meraung-raung. Aku berjanji pada diriku sendiri jika hari dan seterusnya tidak ada yang namanya menangis kembali, apalagi menangisi seseorang yang memikirkan kita saja tidak. Aku harus kembali ke rencana awal untuk membalas dendam rasa sakitku terhadap Rafael, makhluk sok kegantengan itu.


***


Aku sedang berjalan menyusuri lorong sekolah dengan senyuman yang tak hilang dari bibirku sedaritadi. Bahkan aku menyapa semua anak sekolahku yang aku lihat dengan ramah, sampai-sampai membuat semua siswa-siswi terheran-heran melihatku. Ini karna yang mereka ketahui aku ini termasuk anak yang cuek dan tidak peduli dengan keadaaan. Kalau disapa paling hanya melirik dan tersenyum kecil. Tapi sekarang yang mereka lihat, aku sendiri yang menyapa mereka dengan suara riang dan senyuman lebar.

Saat sedang memandangi lapangan yang ramai akan siswa-siswi, tak sengaja mataku menangkap sepasang kekasih yang sedang bermesraan di depan ruang musik. Pasangan yang membuat senyumanku memudar seketika. Jika bisa memilih, aku tak mau melanjutkan langkahku ke ruang musik itu, namun tidak mungkin aku lakukan karna aku harus masuk ke dalam ruang musik untuk gladiresik bersama teman-teman ekskul musik lainnya, agar penampilan kami nanti siang lebih memuaskan tanpa ada kekurangan.

"Gak ada tempat pacaran lebih keren apa? Kenapa harus di depan ruang musik coba," gerutuku. Setelah mencoba meyakinkan diri sendiri, aku pun dengan mantap melanjutkan kembali langkahku untuk masuk ke dalam ruang musik dan mengabaikan keberadaan sepasang kekasih itu.

Shit! Kenapa di mata gue mereka serasi.

Huft, baiklah. Anggap saja mereka itu setan.

Bibirku tanpa henti berkomat-kamit mengucapkan gausah liat-gausah liat. 

Ayo, sebentar lagi sampai. 

Akhirnya sampailah aku di depan pintu ruang musik, tanpa menunggu lama aku pun mencoba membuka pintu tersebut.

Anak setan, kenapa gak kebuka. Ini pada ngaret atau gue yang kecepetan? Kenapa masih dikunci. Zzz

"Lexa." Suara panggilan aku dengar dari belakang tubuhku. Suara yang membuatku merinding, kayaknya sih merinding ketakutan. Pasti karna itu!

RELATIONSHIT TREATY!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang