🍂

198 21 0
                                    

3.

Biru menggeser kaca freezer, mengambil satu buah es krim lalu menyerahkannya pada penjaga koperasi. Setelah membayar dan mendapatkan kembalian, lelaki itu berjalan santai dengan es krim matcha berbalut coklat di mulutnya sementara kedua tangan sibuk menghitung uang kembalian.

Hendak kembali ke kelas kendati jam istirahat masih tersisa belasan menit lagi––yang biasanya akan ia habiskan di kantin atau paling tidak ngadem selepas duhur-an di ubin samping mushola yang sejuk bersama dua sahabatnya. Namun kali ini berhubung kelas Dimul masih berada di lab dan Rimba entah menyusul pujaan hatinya, Biru jadi tak ada tujuan.

"Biru"

Yang dipanggil menoleh di pertengahan anak tangga, menurunkan ponsel tatkala melihat salah satu teman sekelasnya menghampiri dengan banyak barang bawaan di kedua tangannya.

"Apaan?" Biru menggigit es krim, bertanya sembari melanjutkan langkah menyamai langkah Humairah yang sudah mendahului.

"Engga kenapa-kenapa. Manggil doang" ujarnya. Cewek dengan hijab putih bersandal jepit jumbo itu sepertinya baru saja menunaikan ibadah sholat, terbukti dari tas mini berisi mukenah yang ia gantungkan di lengan kanannya sementara digenggaman nya tas bekal berukuran sedang, dan di tangan kiri diapitnya dua buah buku serta tas jinjing berisi laptop Bu Jesse yang dia bawa didepan badan.

"Ga jelas banget lu"

"Bodo" ujar cewek itu dengan nada mengejek.

"Kebiasaan banget ketinggalan"

Humairah menoleh, tau arah pembicaraan Biru, Humairah mengawali jawabannya dengan decakan kecil.

"Iya nih, sengaja sih sebenernya, abis sebel banget ibu gue masak makanan yang jelas gue ga suka. Mikirin kakak gue mulu dia mah, mana peduli gue doyan apa kaga" beritahu Humairah. Biru manggut-manggut mendengarkan manusia didepannya yang bersungut-sungut menceritakan masalahnya.

"Mm"

"Lo mau?"
Mendadak berhenti di ujung anak tangga, beruntung Biru yang tengah menunduk tidak berjalan tepat dibelakang cewek itu. Biru menatap manusia dihadapannya dengan sebelah alis naik. "Makanan Lo?" Tanyanya memastikan.

"Iya, sharing, kalo Lo mau. Belum makan juga kan Lo? Dari istirahat pertama gue liatin di kelas mulu, sekarang keluar cuman jajan es, mana keisi itu perut, ntar masuk angin tauk! Ayok makan bareng gue,"

"Emang belum sih... Tapi,"

"Ya 'kan belum! Yodah ayo makan kita" putus Humairah yang kemudian berlari kecil meninggalkan Biru yang mematung ditempat.

Keliatan banget lagi mantau bekal, ya, emangnya dia?

Biru merapihkan rambutnya yang ia acak-acak sendiri, membasahi bibirnya, lalu melemparkan stick es krim ke tempat sampah di sudut ujung tangga. Baru setelahnya menyusul langkah Humairah yang sudah jauh didepan.

"Oy, Mai, tungguin!"

"Lelet lu mah,"

"Elu lari, kampret. Sini gue bantu bawain,"

"Yeuu! Itu kelas udah keliatan baru peka bantu bawain, dasar pe'a." Kendati menggerutu Humairah tetap menyerahkan tas jinjing laptop dan dua buku novel yang dipinjamnya dari perpus tadi.

Biru menggeleng, dagunya menunjuk tas di tangan kanannya dengan cengiran khas malu-malu tapi mau.

"Gue bawain tas bekel nya aja, maksudnya"

Humairah mendelik. "Sialan!"

◉◉

"Si Eksa mana?"

Cerpen Suka-sukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang