"Anya mau tissue gak?" Tidak ada respon apapun dari anya
"Anyaa, nih tissue mau apa enggak" masih tidak ada sautan apapun.
Dara yang merasa diabaikan, langsung menyenggol tangan anya dan membuat lamunan anya buyar seketika
"Ehh dara, lo tau gak itu siapa, yang nomor punggung bajunya 03" tunjuk anya ke arah lelaki yang tampak lihai memaikan bolanya dilapangan
"Oh jadi dari tadi lo merhatiin laskar? Uuu bocah prik" kesal dara kerena keanehan sahabatnya itu
"Oh jadi namanya laskar?" Sorot mata anya masih menyorot laki laki yang mampu mengalihkan perhatiannya itu
"Apa apaan lo suka ama dia hah, mau jadi PHO? awas aja kalo lo ampe beneran naksir ama tuh cowok"
"Maksud lo?
"Iyaa laskar itu udah ada cewe, kalo gasalah namanya vea anak ipa 3"
Setelah mendapatkan jawaban dari dara, anya pun mengibaskan rambutnya dihadapan dara "coba liat gue dar, cantikan mana ama cewe dia?"
Dara tampak terkejut dengan lontaran pertanyaan yang anya berikan. "Lo gila, sarap apa gimana" dara berujar sambil menempelkan lengan punggungnya di kening anya.
"Y-yaa gapapa sih, kan cuman nanya, dahlah skip, gue mau nonton"
Diam diam, anya masih memerhatikan gerak gerik cowok yang sudah dikaguminya dari awal tersebut, ada gejolak aneh yang dirasakan anya, mungkinkah anya menyukainya?
******
Malam pun tiba, dara dan anya sudah selesai menonton pertandingan basket yang dimenangkan oleh SMA Garuda bintara
"Gilak sihh seru banget, nanti kalo ada lagi gue ajak lo ya" mereka berjalan diiringi ramainya penonton yang juga bergegas keluar dari area pertandingan
"Dar, kita boleh langsung pulang aja gak?" Karena keasikan menonton bersama dara, anya sampai lupa untuk pulang. ia bahkan sudah menduga apa yang akan dilakukan ayahnya nanti ketika dia sampai kerumah.
"Muka lo gausa panik gitu, gue kan udah janji mau nraktir lu matcha tadi"
"Udah deh gausah, kapan kapan aja. Soalnya mau langsung pulang ayo buruan dar"
Menyadari anya yang nampak panik, dara langsung mengantar anya untuk pulang
******
Sempainya mereka didepan gerbang rumah, anya segera membuka helm dan langsung memberikannya ke dara
"Ish gue jadi ikutan panik tau gak, rumah lo kek vibes pembantaian" dara bergidik ngeri
"Ahahaha yauda gue masuk duluan ya, hati-hati pulangnya"
"Anya, lo gapapa gue tinggal masuk sendiri?, Gue takut ntar lu di apa apain ama bokap lo"
"Udah gapapa tenang aja lagi, gue bakalan baik baik aja selagi gue ga berbohong, mungkin bokap nyokap gue ga marah selagi perginya bareng lo"
"Yauda deh kalo gitu, gue balik duluan ya, babay anyaaa, ntar malem gue chat." dara memberi lambaian kepada anya sebelum pergi melaju menjauh dari hadapan anya
Pelan pelan, anya membuka gerbang rumah dan langsung menuju pintu masuk. keadaan rumah sangat sepi dan tampak seperti tidak ada siapapun.
Setelah merasa aman, anya bergegas menuju kamar yang berada di lantai atas. Dan, tiba tiba langkah anya terhenti
"Dari mana saja kamu"
Anya yang terkejut mendengar suara bariton ayahnya pun langsung menoleh ke arah belakang
"Dari mana saja kamu anya" suara tersebut semakin keras membentak anya yang masih terdiam
"Eh anu, anya tadi pergi sama dara yah, tadi nonton tanding basket sekolah" walau gugup, anya memberanikan diri untuk memberi tahukan yang sebenarnya kepada raihan, ayahnya.
"Berani sekali kamu pergi tanpa izin"
Dengan perasaan murka, raihan langsung menarik pergelangan tangan anya dengan keras"Yah lepasin, sakitt" anya meringis merasakan perih di pergelangan tangannya
"Ini hukuman untuk kamu karena berani beraninya pergi tanpa izin siapapun dirumah ini" raihan menarik anya sampai kedepan pintu kamar mandi. Lalu mendorongnya dan langsung mengguyur satu ember air. tak cukup sampai disitu, ia kembali menghujani anya dengan shower.
"apa gunanya menonton pertandingan tidak jelas seperti itu hah? bukannya malah belajar, mau jadi apa kamu. Anya, kamu itu perempuan, tidak seharusnya perempuan pulang malam seperti itu. Jangan keluar sampai saya datang untuk membukakan kamu pintu" Dengan keadaan shower yang masih meyala, raihan pergi meninggalkan anya sendiri di kamar mandi dengan keadaan mengenaskan
Anya hanya bisa pasrah dalam keadaan seperti ini. Ingin melawan pun ia sudah tidak memiliki tenaga, dengan perasaan lelah dan sesak didanya, anya menahan semuanya dengan tangisan di bawah guyuran air yang dingin

KAMU SEDANG MEMBACA
wound with evil
Teen FictionAnya alesha priscanara, gadis baik dan penurut yang selalu dituntut untuk selalu menjadi yang terdepan didalam bidang pendidikan. Tiba tiba menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya Anya tiba tiba menjadi egois, selalu mementingkan dirinya sendiri...