Karena mendengar sesuatu dibelakangnya, laskar pun menoleh "eh iya kenapa?"
"emm gue mau ngasi ini".
Njirr gue kok jadi gugup, gabisanya kek gini, mungkin karena berada didepan cogan kali ya
monolog anya didalam hati
"dalam rangka apa?" tanya laskar yang belum menyentuh botol mineral tersebut sedikitpun
"gue ga sengaja lewat sini, kebetulan tadi ada beli air tapi gatau mau diapain, soalnya udah ga haus, sayangkan kalo dibuang?" anya berbohong karena pasti akan malu jika laskar mengetehaui yang sebenarnya
"oh gitu, yauda thanks" laskar pun mengambil minuman di tangan anya
"btw lo anak kelas mana" tanya anya
"ips 2"
"oalah, ehh itu bell masuk kayanya udah bunyi, lo gamau masuk kelas?
"ga dulu, lo duluan aja" laskar masih sibuk memantul mantulkan bolanya
"oke, see u next time" anya berlari meninggalkan laskar
"laskar tak menggubris apapun, ia hanya lanjut memainkan bola yang ada ditangannya
******
"anya, lo tau gak bian kemana, yakali 2 mata pelajaran dia ga masuk" gio menepuk bahu anya yang nampak sedang melamun
"eh busett kagett, dia lagi ada urusan osis, lo yang temen deketnya gatau?"
"la iya, gatau gue"
"wehh bapak osis kita kembali" heboh gio setelah melihat kedatangan bian
"dengar semuanya, pak bowo hari ini gabisa masuk kelas karena ada keperluan mendadak, jadi dia nitipin tugas ke kita semua untuk mengerjakan soal ulangan harian di buku paket halaman 87 dan dikumpulkan hari ini juga"
"kita mah santai, yekan cog soalnya tinggal nyontek si bian aja"
"enak banget lo ngomong kek gada beban idup" bian menggetok kepala gio
"SAKIT ANJIR" gio mendramatisir sambil mengusap kepalanya
"uda uda, semuanya kerjakan bentar lagi pulang" tegas bian tak lupa melirik ke arah anya yang sedang mengeluarkan buku dari tasnya
******
"ih si bian kemana sih, masa secepat itu dia ngilang padahal kan tadi baru aja keluar kelas" kesal anya yang sudah hampir lelah mencari bian kesana kemari
"nyariin gue ya"
"ee busett serepet kaget anying, lo bener bener kek setan tau gak, bentar-bentar ilang, lalu tiba tiba muncul lagi" anya mengkaget
"ahahahaha gue abis nganterin surat ulangan kita ke meja pak bowo tadi, btw muka lo kalo kaget gemes benget sumpah"
"apaansi gajelas"
"ngapain nyariin gue, kangen?" tingkat kepedean bian meningkat sekarang
"najis ish, ini gue mau balikin jaket lo, makasii ya" anya mengulurkan jaket tersebut kepada bian
"cuman buat balikin ini?" setelah mengatakan itu, bian pun menggenggam tangan anya dan menariknya menuju parkiran
"eh eh, apa apaan ni main tarik tarik aja lepasin. Woyy bian lepasin ga" tenaga anya tidak sebanding dengan tenaga bian, walaupun memberontak, ia tidak dapat melepaskan tangannya dari genggaman bian
"nah sampe, sekarang lo balik bareng gue"
"ngapain gue harus nurut ama omongan lo, emang lo sia-"
"bunda lo yang nyuruh, apa? mau nolak kah maniezzz, uda buruan naik" bian tersenyum smirk sambil memberikan satu helm kepada anya
Karena tidak dapat berkata kata lagi, anya hanya pasrah sambil merampas helm pemberian bian "gue sebelumnya gaperna naik motor gede bi, nanti kalo jatoh terus nyungsep gimana"
Gelak tawa bian sudah tidak bisa ditahan lagi
Esha, lo gemes banget sih, gimana gue bisa gasuka lo cobak
"rok pramuka lo kependekan, beli yang baru gih" ucap bian sambil mengikatkan jaketnya ke pinggang anya
"dah, buru naik" anya terdiam dan mulai naik ke motor bian "uda nih, cepetan jalan"
Tak jauh dari situ, dara tak sengaja melihat semua kejadian itu "anya pulang bareng bian? Mereka kok kayanya uda deket satu sama lain ya?" Apa mereka punya hubungan lebih?
Bian pun mulai menjalankan motor besar kebanggaannya menuju rumah anya
"anya, lo gamau kemana mana gitu? beli makanan kek atau apa" tanya bian
"gamau, langsung pulang aja" mereka melanjutkan perjalanan ditengah padatnya kendaraan yang juga berlalu di jalanan tersebut
******
"makasi bian, ni helm nya" anya langsung memutar badan bergegas ingin masuk kerumah
"ini gue, ga disuruh mampir dulu gitu" ujar bian sambil cengar cengir seperti kuda
"mau ngomong ama bunda atau bi minah? soalnya kalo gue sih ogah ngobrol bareng lo"
"hahaha canda doang, yauda gue balik, dada eshaaa" bian langsung tancap gas meninggalkan anya yang masih mematung setelah mendengar panggilannya
"g-gue kok ngerasa dejavu ama panggilan itu?" tak mau berlarut didalam kebingungan, anya pun segera membuka pagar rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
wound with evil
Teen FictionAnya alesha priscanara, gadis baik dan penurut yang selalu dituntut untuk selalu menjadi yang terdepan didalam bidang pendidikan. Tiba tiba menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya Anya tiba tiba menjadi egois, selalu mementingkan dirinya sendiri...
