Chami POV
"Kiki, tak terasa sudah satu tahun kamu pergi meninggalkan dunia ini. Sekarang...apa kamu sudah tenang di alam sana? Kiki, maafkan Chami ya. Chami tidak bisa menemanimu di akhir hayatmu. Coba saja waktu itu Molly tidak memaksa untuk mengajakku pergi ke sana. Mungkin aku tidak akan pernah mengetahui, kalau sebenarnya kamu terluka"
Belaian terakhir ku berikan pada figura yang memajang foto Kiki. Sekuat tenaga aku menahan tangis, dikala mengingat saat itu. Andai diriku tak tau. Andai kala itu aku tak menyadarinya. Andai semua ini tak terjadi. Mungkin aku tak akan terpuruk seperti ini.
"Miyaw"
"Mo-lly," suara serak tercipta dikala diriku habis menangis seharian penuh.
Ah, benar. Aku masih punya Molly. Aku masih tak sendiri. Benar, aku tidak sendirian lagi di dunia ini.
"Terima kasih Molly, kamu masih ada di sisi Chami sampai sekarang. Kamu benar-benar menghibur Chami disaat sedang sedih"
Tangan ini akhirnya mengelus bulu Molly yang sekarang sudah sebesar tubuh Kiki saat dia tiada.
"Semua kejadian memilukan ini, terjadi pada saat itu. Saat dimana Molly kecilku, bermain untuk terakhir kalinya dengan Kiki...."
POV END
Flashback On
Ciut...ciut...ciut...
Suara kicauan burung mengusik Molly kecil saat ia tertidur. Jiwa yang sebelumnya malas-malasan, kini terbangun secara tiba-tiba.
"Miyawww (Selamat pagi duniaaa)"
Si kecil sudah bersuara dengan cerewetnya sedari ia bangun tidur. Seperti biasa. Dia melakukan rutinitas pagi, dan akhirnya memakan sarapannya.
"Kali ini makanan kering nyaw. Hihi"
Chami memperhatikan tingkah laku anabulnya ini. "Aneh, Molly terlihat lebih aktif hari ini. Apa dia senang karena kemarin bertemu teman baru di luar? Apa kali ini aku membiarkannya bermain di luar ya? Toh dia kemarin pulang sendiri"
Majikan dari kucing berwarna abu-abu ini bergelut dengan pemikirannya sejak tadi. Dirinya bingung. Apa ia harus berkata iya, atau tidak?
"Ya sudahlah, hanya untuk hari ini saja. Soalnya hari ini aku agak pulang terlambat dari kantor. Semoga saat aku kembali, Molly sudah pulang ke rumah"
Chami buru-buru merapihkan barang-barang bawaanya. Setelah itu sang empu menatap pada cermin, untuk mengecek penampilannya.
"Molly"
"Nyaw?"
Molly langsung menatap majikannya ini saat namanya dipanggil.
"Chami berangkat kerja dulu ya. Sepertinya Molly ingin bermain di luar lagi, jadi Chami membukakan sedikit pintu kaca agar kucing kecilku yang imut ini bisa keluar. Molly harus janji satu hal sama Chami. Molly harus kembali ke rumah, sebelum Chami pulang. Molly boleh kok pulang ke rumah setelah senja lewat. Tapi jangan lama-lama ya"
"Miyaw nyaw nyaw nyaw nyaw (Eh, benarkah? Jadi Chami memperbolehkan Molly main ke luar? Wahhhh, asyikkkk)"
Suara ngeongan dari Molly, bisa di ambil garis akhir buta yang menandakan anabulnya ini senang akan perkataannya tadi.
"Baiklah, sampai nanti Molly"
Clap
Suara dari pintu utama yang tertutup, menjadi penanda kalau Molly harus segera siap. Dia pada akhirnya keluar dari celah pintu yang kemarin, dan menuju ke gerbang rumah karena sudah ada janji jalan-jalan dengan Iki kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Komplek(s)
Cerita PendekMolly, kucing kecil rumahan yang tak tahu betapa mengerikan, berbahaya dan susahnya kehidupan di luar sana. Suatu hari dia keluar dari zona nyamannya, akibat melewati penghalang ranah tempat tinggal majikannya yang bernama Chami untuk mengejar bola...