Ada baiknya membahas side job seorang model yang terkenal kurang senyum ini dengan lebih luas. Pertama, dia dan Ino bersahabat baik karena mereka berada dari sekolah menengah pertama yang sama. Kemudian berlanjut ke menengah atas dan bertemu Kairo, si raja hutan yang sempat dicoret dari beasiswa karena melanggar aturan. Dia cukup santai dengan bicara orang tuanya mampu membayar hingga kuliah, tetapi kemudian bisnis ayahnya gulung tikar. Kairo merana dan menjadi rakyat jelata. Kasta di bawah Sakura apalagi Ino.
Kedua, hobi perempuan sosialita yang terkenal dengan bisnis retail parfum dan makanan rupanya senang mengobral putri semata wayangnya sendiri kepada kalangan penerus bisnis lain. Ino berulang kali menolak, tetapi berulang kali pula datang. Satu hari pernah dijadwalkan kencan buta dengan lima pria berbeda. Dia sempat mengancam bunuh diri dengan menegak racun serangga, namun dibatalkan karena tangisan sang ibu yang bicara bahwa dirinya akan berhenti.
Itu hanya berlangsung satu tahun. Selanjutnya Ino kembali dilanda mimpi buruk. Dan yang selama ini berhasil menolongnya hanya Sakura. Satu-satunya pahlawan dengan tanda terima. Tidak ada uang, Ino nestapa.
Ketiga, semua calonnya tidak masuk kriteria mereka bertiga. Kairo bilang mereka berdompet tebal tetap minus penampilan. Ada yang seperti hewan di sebuah iklan sarung. Ada pula yang terlihat seperti alien hijau di Dragon Ball. Semua aneh, menurut kacamata Kairo.
Keempat, Ino memiliki kekasih. Benar, seorang pria sederhana dengan kesan ramah walau bermulut bak petasan yang merebut hati dan cinta pertamanya. Senior di kampus dan masuk ke sebuah perusahaan keuangan ternama. Ada alasan mengapa Ino mati-matian bekerja di sana tanpa bantuan orang dalam alias kenalan sang ayah. Dia hanya perlu unjuk diri bahwa dirinya mampu. Dan berhasil. Mereka berkencan. Such a happy ending?
Belum tentu.
Karena yang terakhir, ibunya menawari sang anak pada putra pemilik raksasa industri kendaraan roda empat. Bisnis The Tokyo Group meluas ke beberapa sektor. Dikenal dengan kelas premium yang cukup menguras dompet. Yang paling penting, mereka sangat kaya. Bisnis area golf yang menjadi pusat para konglomerat berbincang juga turut menjadi perhatian. Siapa yang tidak tergiur?
Ino.
Kairo.
Dan Sakura, tentu saja.
Berkencan dengan pria kaya tidak mudah. Circle yang mengerikan, obrolan sosialita hobi pamer dan yang terakhir, harus tetap terlihat mahal dan berkelas. Sakura tidak pernah bermimpi dan tidak mau bermimpi.
"Kau kenapa memakai kacamata hitam, sialan? Kau pikir sedang di pantai atau lapangan balap kuda?"
Kairo menegur dengan bisikan, menjambak kecil rambut Sakura yang tergerai dan mendengar dehaman singkat, ia menciut.
Karena sepanjang pria itu bicara, Sakura sama sekali tidak bisa berkonsentrasi atas apa pun. Demi Tuhan, kepalanya pening bukan main. Sasuke merebut semua perhatian perempuan cantik di sini, sementara dirinya menahan sakit perut untuk tidak berlari ke kamar mandi karena gelisah.
"Kami memberikan kontraknya dan kalian bisa mempelajarinya kurang dari satu minggu. Kirimkan pada Sara jika semua sudah selesai. Aku menunggu."
"Di antara kami bersepuluh hanya satu orang terpilih?"
"Ya, di sana tertulis jelas. Aku belum memutuskan."
Kairo tersenyum seperti bocah idiot karena melihat ini kesempatan emas Sakura untuk bersinar. Kalau ada Ino di sini, mereka berdua akan menjadi tim hore paling keras.
![](https://img.wattpad.com/cover/302983691-288-k288652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
FanfictionCuma bilang untuk memanipulasi perjodohan konyol bin kolot orang tuanya, tetapi berakhir menyeret orang lain ke pintu neraka. Yap, malang sekali nasibnya. Sudah jatuh, tertimpa ember penuh es batu pula. Apes.