Dinginnya angin saat malam hari menerpa kulit seorang lelaki bersurai coklat, duduk di tepi rooftop sebuah apartemen.
"damn, darah bahkan lebih manis dari apapun"
Lelaki bermarga Han itu tengah sibuk menghisap darah yang mengalir dari luka tangannya sendiri, menyesap permukaan kulit tangannya sendiri tanpa memperdulikan bau dan rasa anyir yang keluar dari sana.
tiba-tiba tanpa aba-aba tangan nya ditarik oleh seseorang dengan kasar hingga aksi self-harm nya berhenti sejenak karna seseorang tersebut.
Ia terdiam menatap datar orang didepannya tanpa rasa minat berkomentar ia hendak melakukan kembali kebiasaan nya namun lagi-lagi dihentikan oleh orang tersebut.
"Apa yang lu mau ha?" to the point pria bermarga Han kepada orang didepannya.
"Bisa ngga lu berhenti menghisap cairan itu? bukannya lu sendiri tau betapa bahayanya jika meminum itu secara terus-menerus ?" ucap panjang lebar orang tersebut.
Sejauh ini tidak ada yang berani menegurnya karna kebiasaan nya ini kecuali teman-temannya, itupun mereka sudah sangat lelah berdebat dengannya karna sekeras kepala itu dia.
Ya, bisa dibilang dia melakukan itu adalah bentuk dari pelampiasan apa yang tengah dia rasakan, layaknya anak-anak yang kecanduan menyayat tangannya namun ia justru menghisap darah. Aneh memang namun kenyataannya seperti itu.
"it's not your business" ucap nya meninggalkan orang asing didepannya tanpa pamit. Namun baru beberapa langkah permuda Han itu merasakan tangannya di cekat oleh orang itu menuju tempat duduk di sekitar rooftop.
"lu ngapain sih? gua pengen pulang" pemuda han itu hendak berdiri dari duduknya namun sia-sia karna gerakan nya lagi-lagi ditahan oleh orang disampingnya ini, jadi mau tak mau ia duduk untuk sementara.
Orang asing didepannya mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung hoddie nya, ah ternyata sebuah plaster.
"stop hisap darahnya, gua ngga suka orang sekitar gua kayak gini apa lagi sampai ngelukain diri sendiri" tiba-tiba atmosfer diantara keduanya berubah menjadi sendu.
Dilihat dari sorot mata orang asing didepannya ia seperti sedang frustasi juga namun entah karna apa ia tidak peduli.
Plaster itu di tempelkan di area lukanya dengan rapih, ia meneliti tiap inci plaster tersebut mengamati gambar 'anak ayam' di plaster itu.
"maaf g-gua cuma ada itu.. um..lain kali jangan kaya gini gua ngga suka liat orang sekitar gua kaya ginini lagi" usai berucap seperti itu orang tersebut beranjak dri tempat duduknya hendak pergi lagi namun berhenti karna..
"woi nama lu siapa!?" Jujur Lelaki kelahiran September itu sebenarnya dia sendiri tidak tau alasannya bertanya seperti ini namun ia sungguh tertarik sedikit dengan orang asing ini.
"Lee Felix, atau lu lebih kenal gua sebagai pion crush gang sung?" ucap lelaki bernama felix itu dengan senyum manis manis diwajahnya sebelum meninggalkan rooftop.
—I've finally found you—
©beeIly 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Bee Or Cat?
Teen Fiction✁ jisung x felix 。 。 。 🎥 ❝──Does this story run by destiny with the end that takes us to heaven or does it make us fall into the abyss?❞ [𝘁𝘄: bxb area & nsfw] ©beelly