WARN!NG this chapter contains adult content.
Sinar mentari mulai masuk melalui celah tirai jendela, nuansa dinding biru laut ditambah dengan beberapa barang berwarna hitam ditiap sudut ruangan menambah kesan elegan."bangun" permukaan wajah lelaki kelahiran September itu mulai bergerak tak nyaman dalam posisi tidurnya, masih dengan mata yang enggan terbuka ia raih tangan lelaki manis di sampingnya sebelum menarik tubuh kecil itu kedalam dekapannya.
Memeluk erat dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher lelaki manis dalam dekapan nya "ngapain? lepasin! ish gua ngga bisa nafas"
Merasa diabaikan si manis berusaha melepaskan diri dengan menggigit tangan yang lebih tua sehari darinya tersebut. Namun bukannya pelukan tersebut terlepas malah justru semakin erat, ia merasakan deru nafas cukup teratur di area lehernya.
deg
Detak jantungnya tiba-tiba terasa lebih terasa dan lebih cepat, felix sendiri bingung dengan dirinya, mengapa hanya dipeluk lelaki yang baru ia temui satu bulan yang lalu seperti ini?
Oke, ini tidak benar, dia bahkan hanya tidak sengaja menolong si tupai dari kebiasaan nya dan ditolong usai kejadian kemarin siang.
"mikirin apa pagi buta huh?" suara khas seorang lelaki bangun dari tidurnya memang benar-benar membuat wanita manapun jatuh cinta.
"pagi buta bapakmu udah siang gini" lirih felix sambil memutar bola matanya malas.
Masih sibuk dengan memeluk tubuh kecil si manis, alih-alih membuka kelopak matanya ia lebih memilih untuk menenggelamkan wajahnya di ceruk leher si manis.
Namun berbeda dengan felix, ia lelaki, mana mungkin merasa seperti itu?
"gua pasti masih ngantuk.. tapi.. kenapa terasa nyaman banget?" inner felix.
Wajah si manis terasa panas tidak biasanya, terakhir ia merasakan seperti ini adalah saat pertama ia kencan dengan sang mantan kekasihnya.
"apa harus gua tanya ke cewe disudut ruangan?" celetukan jisung membuyarkan lamunan si manis sebelum melemparkan bantal ke wajah sang dominan.
"haha kocak lu, siang-siang mana ada hantu" ucap felix dengan rolling eyes nya dan menatap jisung yang masih mengumpulkan nyawanya.
masih sibuk mengatur pencahayaan yang masuk ke matanya jisung membenarkan posisi duduknya "lalu apa yang lu takutin?"
"gua? gua ngga takut apapun tuh" felix berucap enteng menampilkan wajah sombongnya kepada jisung.
Senyum misterius terukir diwajah jisung sebelum merangkak mendekati si manis, lebih tepatnya senyum nakal.
"how about me kitten?"
wajah jisung semakin dekat dengan wajah pria manis didepannya refleks felix memundurkan wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bee Or Cat?
Teen Fiction✁ jisung x felix 。 。 。 🎥 ❝──Does this story run by destiny with the end that takes us to heaven or does it make us fall into the abyss?❞ [𝘁𝘄: bxb area & nsfw] ©beelly