- Selepas Senja -
Sunyi, mungkin satu kata itu sangat tepat menggambarkan suasana sore ini. Di sebuah bangku memanjang yang berlindung di bawah sebuah pohon rindang, seorang gadis tengah duduk termenung dengan di temani sayup-sayup suara hembusan angin yang menyapa lembut permukaan wajahnya.
Ayana, gadis itu memejamkan kedua matanya perlahan. Merasakan belaian sang angin yang menerbangkan helai rambutnya. Kedua tangan yang sedari tadi hanya terdiam, kini mulai saling bertautan. Segaris senyum tipis mulai terlihat sedikit demi sedikit. Menghiasi paras sempurna dan menjadikannya semakin indah.
"Senja." Satu nama terucap dari bibir Ayana.
"Sudah lama menungguku?" Ayana membuka kedua matanya tatkala suara berat seorang pria berhasil masuk ke dalam pendengarannya. Dan benar saja, seorang pria tampan kini sudah berdiri tepat di hadapan tubuhnya. Tersenyum, tentu saja Ayana tak lupa untuk menyuguhkan senyuman manisnya. Pria tampan itu tak pernah mengingkari janjinya. Dia selalu datang setiap kali Ayana memanggil namanya. Dan itu membuat Ayana di hujani begitu banyak kebahagiaan.
"Aku merindukanmu Ja." Segera Ayana menghambur ke dalam pelukan pria tampan yang ternyata adalah Senja. Ia menyembunyikan wajahnya pada perut Senja.
"Maaf." Hanya itu yang terlontar dari bibir Senja. Ia mendudukkan diri tepat di samping Ayana saat gadis itu melepaskan pelukannya. Tangan kanan Senja terangkat merapikan rambut panjang Ayana yang sedikit berantakan karena terpaan angin. Tak ada penolakan dari Ayana. Gadis cantik itu justru begitu menikmati paras tampan yang selama ini mendiami hatinya.
"Kenapa akhir-akhir ini kau begitu susah di temui Ja? Apa kau tidak tahu betapa terlukanya aku saat kau tidak mau menemuiku? Aku tersiksa Ja. Perasaan ini, dan juga rindu yang aku rasakan. Semua itu begitu menyiksaku Ja." Ayana meluapkan semua yang mengganjal di dalam hatinya. Senja mendengarnya dan ia hanya mampu tersenyum dengan tangannya yang masih sibuk merapikan rambut panjang Ayana.
"Aku tahu itu. Aku tahu semua ini pasti akan sangat menyiksamu. Tapi Ayana, aku ingin kau juga bisa melanjutkan apa yang sudah Tuhan persiapkan. Di dalam hidupmu bukan hanya tentang aku ataupun kita. Tapi masih banyak orang lain yang mengisi dan mengambil peran dalam cerita hidupmu. Jika kau hanya menatap ke arahku, maka mereka semua hanya akan selamanya menjadi figuran. Aku ingin kau lebih bisa membuka matamu. Lihatlah betapa banyak orang-orang tulus yang berharap mendapatkan perhatian darimu." Ayana sepertinya tak suka mendengar apa yang baru saja Senja katakan. Setiap kali mereka bertemu, Senja selalu saja mengatakan hal yang sama.
"Kenapa kau selalu mengatakan hal yang sama? Kau tidak akan mengerti Ja. Rela itu tak semudah kata. Mungkin bibirku mampu mengatakannya, tapi hatiku tak sanggup menerimanya. Kau adalah segalanya bagiku Ja. Bahkan hingga detik ini, semua itu tetap tak berubah." Sorot mata Ayana semakin meredup. Tergambar jelas kekecewaan di dalamnya. Tak banyak hal yang bisa di lakukan oleh Senja. Hanya sekedar meraih tangan Ayana dan menggenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selepas Senja [✔] - Lee Haechan
FanficNote : Cerita ini adalah lanjutan dari cerita 'Senja Untuk Ayana'. Jadi buat yang berminat baca cerita ini, di harapkan untuk membaca yang 'Senja Untuk Ayana' terlebih dahulu biar tahu jalan ceritanya dan enak juga bacanya. :) Di cerita kali ini aka...