"AAAAAAAAA AOI-SAAAAAANNNNNN SAKIIITTTTTT!!!"
Ya, itu adalah teriakanku.
Sesuai yang dikatakan oleh Aoi-san. Hari ini aku melatih kembali kelenturan sendi-sendiku.
Mereka memintaku untuk merenggangkan kaki dan mencoba untuk meluruskannya.
Kalau dikata bisa atau tidaknya, sudah pasti bisa. Tapi kakiku mulai kaku setelah dua hari tidak dapat berjalan. Sumi-chan dan Kiyo-chan menahan masing-masing kaki kiri dan kananku. Sementara Naho-chan menahan tubuh atasku agar dapat benar-benar melakukan posisi split.
"... Tujuh, bertahanlah dua hitungan lagi, delapan.." Jawabnya sembari terus menghitung.
"Sembilan.." Lanjutnya.
"AAAAAAAAAA KUMOHON!" Teriakku meronta-ronta.
"Sepuluh, cukup." Ucap Aoi-san membuatku bernafas lega. Naho-chan, Sumi-chan, dan Kiyo-chan melepaskan pegangan mereka. Aku lantas membaringkan tubuh diatas tatami.
"Sebentar.. kakiku masih sakit.. biarkan.. aku bernafas, hahh.." Ucapku terbata-bata.
"Ah Kanao-san!!" Teriak Kiyo-chan antusias.
Kami berempat seketika menoleh ke arah pandang Kiyo-chan. Benar saja, Kanao-san datang dengan membawa seteko air serta beberapa gelas.
Mataku langsung bersinar seketika setelah mengetahui apa yang dibawa oleh Kanao-san.
"KANAO-SAN!!!!" Teriakku antusias.
Ia berjalan ke arahku dan menuangkan segelas air untukku
"Kiyo-chan, Naho-chan, Sumi-chan, kalian diminta untuk membantu membagikan obat." Ucap Kanao-san kepada ketiga anak itu.
"Ayo Sumi-chan, Kiyo-chan." Ujar Naho-chan mengajak kedua temannya itu untuk segera kembali bekerja.
Kami bertiga terus memperhatikan ketiga anak itu, hingga ketiganya menghilang dibalik pintu masuk ruangan ini.
"Apa yang akan aku lakukan setelah ini?" Tanyaku ke Aoi-san. Aku kembali merebahkan tubuhku ke tatami. Rasanya sendi-sendiku bertambah sakit.
"Cobalah untuk berlari" jawab Aoi-san sambil meminum air yang baru saja dituangkan oleh Kanao-san.
Kanao-san seketika terkekeh mendengar jawaban dari Aoi-san.
"Kau gila? Bisa-bisa tulangku patah semua." Jawabku.
"Lakukanlah apapun yang kau mau, asal jangan sampai lukamu kembali terbuka. Atau kau juga boleh mengembalikan haori itu." Ucap Aoi-san yang kubalas dengan tatapan tajam.
Kanao-san yang tidak paham dengan apa yang terjadi mengeluarkan ekspresi seolah bertanya 'ada apa?' kepada Aoi-san.
Mengetahui itu, Aoi-san menjelaskan semuanya kepada Kanao-san.
Kini mereka berdua justru malah mentertawakan kecerobohanku.
Tiba-tiba saja Kanao-san melemparkan koin. Setelah melihat hasil tangkapannya, ia tersenyum kepada kami berdua.
"Tokito-san itu orang yang dingin, sangat berbanding terbalik dengan [Name]-chan yang aktif." Ucapnya.
"Kanao, kau tidak tahu? Dua hari yang lalu anak ini digendong oleh Tokito-san ke kamarnya." Sahut Aoi-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side || T. Muichiro
FanfictionTOKITOU MUICHIRO X FEM!READER [NAME] Menjadi anggota demon slayer corps tidaklah mudah. Kau harus bersedia mengorbankan nyawamu setiap harinya untuk memburu iblis-iblis yang berkeliaran. Kalau kau adalah orang yang beruntung, mungkin kau hanya akan...