Budayakan vote sebelum membaca
Alla langsung berlari keluar dari kelasnya setelah mendengar bell istirahat berbunyi. Karena perutnya yang sudah tidak bisa diajak berkompromi dan meminta untuk diisi. Saat sedang berlari dengan kencang dia tidak menyadari jika di depannya ada seorang laki-laki.
Bruukk…
“Anj….ing sakit ni! lo kalo jalan pake mata gas…i” ucapan Alla yang terpotong setelah mengetahui siapakah orang yang menabraknya.
Dia adalah Azka Mahendra salah satu laki-laki yang paling ditakuti di SMA Widyatama. Selang beberapa menit pun dua sahabat dari Alla pun bingung yang melihat sahabat mereka diam kaku. Setelah menyadari apa yang terjadi Tasha pun langsung menarik Alla pergi ke kantin. Dan tinggalah Geva yang sedang berdecak kagum oleh pesona Azka. Sesampainya di kantin pun Tasha berpapasan dengan pacarnya.
“Haii cantik” sapa laki-laki yang bernama panjang Cesario Justin.
“Hai” jawab Tasha dengan singkat.
Setelah menjawab sapaan dari cowoknya itu Tasha langsung duduk.
“Lo mau makan apa La? gue mau beli mie ayam” tanya Tasha.
“Samain sama lo aja Sha, sama es jeruk ya”
“Okee deh gue pesen dulu ya
Tiba-tiba datanglah Geva dengan ngos-ngosan akibat berlari. Dia pun langsung menghampiri sahabatnya yang sedang duduk sendirian. Dan berbarengan dengan Tasha yang baru datang sambil membawa dua gelas es jeruk. Langsunglah diambil salah satu gelas tersebut oleh Geva.
“Eh Va! itu punya Alla tauu” ujar Tasha dengan kesal.
“Sorry-sorry La nanti gue ganti deh”
“Iya santai aja kali, lagian lo ngapain si lari-lari sampe ngos-ngosan gitu” tanya Alla sambil menatap bingung ke arah sahabatnya itu.
“Iya tu kaya habis dikejar setan aja”
“Nahh, gue inget mau ngomong apa tadi” jawab Geva dengan wajahnya yang sedikit kaget.
“Apaan emangnya”
“Itu, kalian tau ga sih katanya SMA kita ada murid baru. Kalo ga salah kakak kelas kita deh”
“Cewek atau cowok?” tanya Alla.
“Katanya sih cewek, dan dia dimasukin di kelas cowok lu deh Sha”
“Ouh” jawab Tasha dengan cuek.
Tak lama setelah itu mie ayam yang ditunggu pun datang juga. Dan Geva pun kesal karena dia belum dipesankan makanan oleh Tasha. Lalu dia pun pergi memesan makanan sendiri.
“Sha lu kenapa sih?” tanya Alla dengan hati-hati.
“Kenapa apanya”
“Ya, lu ada masalah kah sama Rio. Eh maksud gue mas Rio”
“Engga ada, kenapa emangnya?”
“Lo kek aneh banget tau, jadi lebih cuek gitu ke mas Rio”
“Biasa aja kali” elak Tasha.
“Kalo ada apa-apa cerita aja Sha”
“Iya orang gaada apa-apa kok”
“Yaudah bagus deh kalo gitu”
Setelah makanan mereka masing-masing habis pas sekali dengan bell berbunyi yang menandakan masuk jam pelajaran kedua. Mereka bertiga pun bergegas untuk kembali ke kelas. Dan di perjalanan pun mereka kembali bertemu dengan Azka. Sesampainya di kelas pun mereka langsung duduk di meja mereka masing-masing.
“Eh Sha, lo tadi liat mas Azka ga siii!!” tanya Geva dengan semangat.
“Liat, kenapa emangnya?”
“GANTENG BANGET GA SII DIA TUUUH” seru Geva tanpa menyadari jika Pak Mamun sedang menjelaskan materi matematika di depan.
“GEVA!! kenapa kamu itu saya tau kalo saya ganteng gausah sampe teriak seperti itu” omel Pak Mamun.
“Eh maaf Pak, maksud saya bukan gitu”
“Ya sudah jangan teriak-teriak ketika jam pelajaran saya”
“Baik, maaf sekali lagi pak”
“Geer banget sih Pak Mamun” ujar Geva sambil berbisik.
“Sttt diem” jawab Tasha
Bell pulang pun berbunyi. Semua murid SMA Widyatama pun bernapas lega apalagi kelas 12 MIPA 4 karena mereka terbebas dari suara lengking Bu Raras. Guru mapel bahasa Indonesia itu terkenal sekali dengan ke killerannya dan dia juga sekaligus guru BK.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi lah yang pertama kali keluar dari kelas tersebut. Dia adalah Azka Mahendra, beserta diikuti ketiga kawan nya dia keluar dari kelas tersebut. Dan disambut oleh datangnya kedua teman mereka yaitu Devian dan Sebastian atau yang biasa dipanggil Tian. Mereka berdua memang berbeda kelas dengan Azka karena mereka lebih pintar dibandingkan keempat kawan nya itu. Mereka berdua berada di kelas 12 MIPA 2 sama dengan pacar Tasha itu.
“Akhirnyaaa pulang juga, cape gue denger bacotan nya Bu Roros” seru Alden, laki-laki tersebut memang siswa paling anti dengan guru mapel bahasa Indonesia itu apalagi jika mereka habis melakukan masalah. Sudah pasti masalah mereka akan di ungkit-ungkit oleh Bu Raras.
“Gimana gue?!” balas Aja dengan ngegas. “Gue cape anjir ditanya-tanya mulu ama tu Roros, kalian juga jadiin gue tumbal” jelas Aja kembali.
Azka yang dari tadi diam saja karena sedang memperhatikan perempuan yang sedang berjalan ke arah parkiran bersama kedua temannya.
“Yaelah boss diliatin mulu dari tadi tu cewek, deketin lah” ujar Ervin yang dari tadi menyadari ketuanya yang diam saja.
“ Iyee tu, deketin napa toh juga dia adek kelas kan. Gampang lah” Tian menambahkan sambil menyenggol lengan Azka.
“Tapi gue denger katanya tu cewek udah punya cowok dah” sahut Aja yang membuat semua menoleh padanya.
“Siapa Ka?”
“Kalo ga salah sih gue denger dia anak kelas lo Yan” jawab Aja.
“Hah? kok gue gatau, emangnya iya Dev?” tanya Tian kepada Devian.
“Katanya sih gitu” jawab Devian dengan singkat.
Tiba-tiba saja Azka yang diam saja langsung pergi menuju parkiran.
“Yee malah ditinggal kita” ujar Aja sambil berjalan mengikuti Azka.
Mereka semua pun berjalan menuju parkiran dan mengambil motor mereka masing-masing dan menuju markas kebesaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA MAHENDRA
Teen FictionPerjalan Azka untuk mengetahui kebenaran seseorang yang penting di hidupnya namun ada seorang perempuan yang tidak fokus dgn tujuan awalnya