3

26 3 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca









Bell masuk pun berbunyi tepat pukul tujuh pagi. Rabu pagi ini SMA Widyatama sudah ramai akibat masalah yang diakibatkan oleh Azka dan kawan-kawannya serta rumor datangnya murid baru. Terlebih lagi di kelas 11 MIPA 2 saat ini, karena jam pertama mereka jam kosong. 

“YUHUUU KITA JAMKOS BESTIIEE!!” seru Vano.

“YESS KONSER GA SIHH GUYSSS” sahut Alla sambil berdiri dari duduknya.

“Jangan kenceng-kenceng loh La” peringat Tasha selaku ketua kelas.

“Siap buket”

Lain lagi dengan kelas di atas mereka yang berbanding jauh dengan kelas 11 MIPA 2. Di sinilah sekarang tempat Pak Mamun mengisi jam pertama, mereka belum memulai pelajaran dari tadi karena kelas mereka akan bertambah karena kedatangan murid baru. 

“Silahkan perkenalkan namamu nak” ujar Pak Mamun mempersilahkan sang murid baru untuk memperkenalkan namanya.

“Haii semuanya! kenalin nama aku Yovanca Audrey, kalian bisa panggil aku Vanca. Aku pindahan dari Palembang. Senang ketemu kalian semua semoga kita bisa jadi teman baik ya” ujar murid baru tersebut dengan sedikit (sok) imut.

“Wuiss namanya cantik ya kaya mukanya, yoi ga Yo?” sahut Gavin sambil mengkode kepada Rio.

“Huuu” sahutan yang lainya kepada karena perkataan Gavin.

“HEH! sudah-sudah jangan berisik. Ada yang ingin bertanya” tanya Pak Mamun dengan sedikit mengomel.

“Kok pindah ke Jakarta kenapa Ca?” tanya Hera penasaran.

“Eum aku ikut papah pindah dinas ke sini” jawab Vanca menjelaskan. 

“Ouh”

“Ada yang ingin bertanya lagi?” tanya Pak Mamun kembali.

“Baik jika tidak ada yang ingin bertanya lagi mari kita mulai pelajaran hari ini. Dan kamu Van….ca boleh duduk di belakang Hera” 

“Hera?” 

“Ouh gue Ca” Hera menjawab sambil mengangkat tanganya.  

Selang satu jam pelajaran bell istirahat pun akhirnya berbunyi. Padahal baru saja berbunyi tetapi Azka dan ketiga kawannya sudah duduk manis di kantin. Berbeda dengan kedua teman mereka yang sedang terjebak oleh pelajaran paling mematikan yaitu matematika. 

“Aslii ngakak banget njing tadi si Raefal jatoh ahahahhah-a” tawa Alla yang terpotong setelah melihat depan.

“Eh itu murid barunya?” tanya Geva sambil menoleh ke arah kedua sahabatnya.

“Lahh, ouhh itu” 

“Dih deket-deket sama si Rio anjing” cibir Alla tak suka dengan Vanca.

Tanpa bicara sepatah kata pun Tasha langsung pergi ke kantin dan melewati depan kelas 12 MIPA 2 yang terdapat Rio dan Vanca. Kedua sahabatnya yang melihat itu pun langsung mengikuti nya. Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki di depan kamar mandi melihat kejadian itu dengan tangan terkepal. Dia pun kembali ke kantin dengan wajah seolah-olah tidak melihat apa-apa.

“Eh Ca, ke kantin yuk” ajak Hera kepada teman barunya itu.

“Eum boleh” jawab Vanca sambil menoleh ke arah Hera lalu kembali menoleh ke arah Rio.

“Aku mau ke kantin dulu ya nanti kita ngobrol lagi” 

“Ciee ngobrolin apa nichh” ejek Hera kepada mereka berdua.

“Apaan sih lo Ra” jawab Rio dengan sewot.

“Dih sewot, yaudah yuk Ca” cibir Hera sambil menarik tangan Vanca.

Di kantin sedang terjadi keributan yang sudah sangat susah untuk di lerai. Yaitu perebutan es coklat terakhir dari Mbok Minah yang memang paling top se antera SMADYA. 

“IHH KAN UDAH GUE DULUAN YANG PESEN” suara Geva yang sangat menggema di kantin saat ini.

“Dih tapi kan gue duluan yang bayar” jawab Aja dengan santai sambil menerima es coklat dari Mbok Minah.

“Yah Mbok kok dikasih ke dia sih” ujar Geva dengan kesal.

“Ya saya bingung mau ngasih ke siapa mas Aja juga sudah bayar” jelas Mbok Minah.

“Tuhh dengerin” 

“IHH LO TU JADI KAKAK KELAS HARUSNYA NGALAH LAH SAMA ADEK KELAS!” seru Geva dengan wajah kesalnya.

“Dih gue? ngalah? sama bocil kek lo gini? OGAH BANGETT!” 

“IIHHH BOCIL-BOCIL GINI JUGA GUE YANG PALING IMUT SATU SEKOLAH INI” elak Geva dengan sangat percaya diri.

“IDIH! ga pokoknya ni es coklat tetep punya gue” ujar Aja sambil memeluk es coklat tersebut.

“WAH KOE TAK TENDANG LOH BOKONG MU!!!” emosi Geva sudah memuncak.

“Yah La Jawanya dah keluar” ujar Tasha kepada Alla.

“Dah pasrah aku mah” jawab Alla sambil menundukan kepalanya.

“Udahlah Ja kasih aja tu es coklat ke Geva kasian udah sampe haus kayanya” sahut Devian.

“WOO TIDAK BISAA!!” seru Aja sambil memajukan tanganya tanda tidak terima.

Dan Geva yang mendengar ucapan dari Devian pun sedikit salting.

“Tuhh kaya ketos nya dong perhatian sama adek kelas nya” sahut Geva langsung memelankan suara.

“Ahh yaudahlah nih” ujar Aja sambil menyodorkan es coklat tersebut.

“Wihh makasihh mas Dev” ucap Geva sambil senyum ke arah Devian lalu pergi begitu saja.

“Wah kurang ajar tu anak” 

“Alhamdulillah” ucap Tasha dan Alla berbarengan.

Tetapi sayangnya saat Geva baru saja duduk dan ingin menyeruput es coklatnya itu tiba-tiba saja bell masuk pun berbunyi. Geva pun dengan spontan memukul meja dengan kencang sampai semua orang yang berada di kantin kaget. Dia kesal dan sebenarnya menahan sakit di tangannya karena memukul meja terlalu keras.    

“HAHHAAHAHHA DUH UDAH MASUK NIHH, JANGAN BOLOS YA ADICK-ADICK” sindir Aja kepada Geva.

“pftt” tawa Alla yang tertahan karena mendapat lirikan maut dari Geva.

Tasha yang melihat itu pun hanya geleng-geleng kepala sambil bangkit dari duduknya.

“Udah ayo masuk” ajak Tasha kepada kedua sahabatnya.

“AAAAAA TASHAAA GUE PENGEN MINUM INII” keluh Geva sambil menatap ke arah Tasha.

“Yaudah cepetan minum gue tunggu” 

Geva pun dengan cepat langsung menyeruput hampir setengah gelas es coklatnya itu. Dan di meja Aja masih ramai karena memang mereka biasanya beranjak dari kantin jika kantin sudah benar-benar sepi dan menyisakan mereka saja. Alden yang menyadari sesuatu yang aneh dari ketua nya karena seperti biasa diam saja tetapi tidak menyimak yang sedang mereka bahas.

“YaAllah bos gedek gue liatnya sumpah” ucap Alden setelah menyadari apa yang Azka perhatikan dari tadi.

Mendengar ucapan Alden semua temannya pun langsung menoleh ke arah Azka dan melihat apa yang sedang dilihat olehnya. Semuanya setuju dengan ucapan Alden dan Azka yang sudah kepergok oleh teman-temannya karena sedang memperhatikan Tasha pun beranjak dari kantin. 

“Pepet dong bos jan diliatin mulu tapi kaga ada kemajuan masa kalah sama Aja udah sampe rebutan es coklat tuh” sahut Tian sambil menggoda Aja.

“Dih kok gue?” tanya Aja dengan heran.

Dan tanpa mereka sadari dari tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikan Azka dan mendengar semua obrolan mereka. 



Jangan lupa tinggalkan jejak

AZKA MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang