Sandriana melirik arlojinya waktu sudah menunjukan pukul 08:45 WIB. Hari ini Ezki sudah janji padanya akan mengajak ia berjalan-jalan. Namun,sudah siang begini Ezki belum saja muncul batang hidungnya. "Ezki kemana yah"gumam sandriana menatap layar ponsel yang kosong. "masa sih dia lupa sama janjinya" pikirnya lalu menelpon Lana untuk menanyakan keberadaan Ezki.
"Hallo Lan,lo tau nggak Ezki dimana?"
Tanya sandriana menepelkan ponselnya di telinga."Nggak tau gue dri,gue aj masih di rumah,ini baru aja buka mata lo udah nelpon ."jawab Lana disebrang sanah.
"Owh,,,gue kira lo lagi bareng dia"
"Nggak dri. Kenapa lo nggak telpon dia aja?"
"Nomernya nggak aktif Lan"
"Owh gitu,,"
"Iya,,,,yaudah makasih kalau gitu"Sandriana memutuskan panggilan. Baru saja mau memasukan ponsel kedalam tas selempangnya ponselnya berdering lagi.
"Hallo dri,lo dimana?"tanya Gumilang di sebrang sana.
"Di rumah"jawab sandriana
"Gue jemput sekarang"kata gumilang sebelum akhirnya mematikan telepon. Sandriana mengernyitkan alisnya merasa bingung dengan Gumilang yang tiba-tiba menelponnya dan bilang mau menjemputnya. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Gumilang datang menjemput sandriana.
"Kita mau kemana sih?"tanya sandriana
"Ke markas EZORD,Ezki udah nunggu lo disana."jawab Gumilang"ayo buruan naik."
🍀 🍀 🍀
"Assalamualaikum" Teriak Lana dan Jordan. Dua pria rakus,konyol,dan kepo itu baru saja melewati pintu utama markas EZORD."kalau ada yang salam itu dijawab"cetus Lana dengan suara lantangny.Ezki,Gumilang, Rei dan seisi markas menatap Lana dan Jordan memberi isyarat untuk diam.
"Lho, kok kita jadi bahan sorotan kek gini yah dan?"Lana menyikut tangan Jordan."elo sih dan, teriak-teriak mulu dari tadi."Lana menyalahkan Jordan.Padahalkan yang sejak tadi berteriak-berteriak si Lana,dasar makhluk tidak tahu diri.
"Lho,kok gue sih."ucap Jordan tak terima.
"Ya iya lah, gara-gara elo kita jadi salep garam kek gini,dilihatin seisi markas."
"Selebgram kali bukan salep garam" Jordan menonyor kepala Lana.
"Sutt.. diam" kata Rei singkat
"Lho,kenapa nih dramatis banget?pake acara diam-diamah segala lagi,lagi pada marah yah?"tanya lana sedikit melawak lalu duduk diantara anggota EZORD lainnya.
Markas hening seketika saat mereka semua mendengar perkataan yang begitu menusuk langsung kedalam jantung mereka.Ezki yang merupakan pemimpin dari mereka sekaligus orang yang sudah mereka anggap sebagai keluarga mereka sendiri akan pergi meninggalkan mereka. Oh sungguh aku tak sanggup jadinya denger kabar kayak begini.
Suara tangis histeris terdengar nyaring dari dalam markas EZORD."kok lo jahat banget sih ki?lo tega mau ninggalin kita?"di tengah histerisnya tangis Lana mulai membuka pembicaraan."plis ki,,, lo jangan pergi yah"Lana memegang lengan kanan Ezki"Gue nggak bisa hidup tanpa lo"lanjutnya.
"Lo nggak bisa hidup tanpa gue atau uang gue?"tanya Ezki.
"Sebenarnya sih dua-duanya ki"Lana menyeka air matanya.
"Huu.. Dasar..."Jordan menonyor kepala Lana"kalau lo pergi siapa yang mau jadi ketua EZORD Ki?"tanya lana.
"Udah kalian nggak usah sedih,kalian bakal dapat ketua yang lebih baik dan bertanggung jawab daribpada gue"kata Ezki
"Ezki..."panggil seorang gadis yang baru saja datang bersama Nador. Gadis itu nampak sangat kesal dengan Ezki yang tak jadi mengajaknya berjalan-jalan.Ezki tersenyum lebar mendapati sang kekasih yang tengah berjalan ke arahnya.Lana yang tadinya duduk disebelah Ezki langsung berpindah tempat."Ezki...katanya mau jalan-jalan?"kesal sandriana duduk disebelah Ezki.Ezki hanya menjawab pertanyaan Sandriana dengan senyum terpaksa."sebenarnya kenapa sih kok pada diam semua kek gini?" tanya Sandriana bingung.
"Ngak papa kok"Ezki menggeleng "Gue ada sesuatu buat lo"Ezki mengeluarkan sebuah kotak merah berukuran kecil dari dalam saku jaketnya.
"Apa?"Sandriana menaikan sebelah alisnya.Ezki membuka kotak kecil itu,rupanya isinya adalah kalung dengan liontin yang sangat indah. Tanpa menunggu aba-aba Sandriana langsung berbalik badan, sedangkan Ezki Langsung memasangkan kalung itu di leher Sandriana.
"Cantik banget ki" Sandriana menunduk melihat kalung yang terpasang di lehernya.
"Iya, cantik banget kayak lo"Goda Ezki yang kini sudah duduk kembali disampinh Sandriana."Jaga baik-baik ya,kalau nggak ada halangan gue pulang tahun depan"
"Maksudnya?"Syok Sandriana mendengar perkataan Ezki,ia masih kurang mengerti apa maksud dari Ezki.Spontan Sandriana berdiri menatap Ezki dengan tatapan beribu pertanyaan.
"Gue__"Ezki menahan nafasnya,ia masih berusaha mengumpulkan nyali untuk berbicara pada sang kekasih"Gue... Mau pindah ke luar negri"ujarnya pelan lalu menunduk.
"Lo jahat banget sih ki?"Sandriana mendorong bahu Ezki merasa tak terima."kenapa lo mau pergi gitu aja tinggalin gue?"kesana sandriana berjalan menjauh dari Ezki,namun dengan cepat tangan Sandriana langsung ditarik masuk kedalam dekapannya.Drama itu yang menjadi tontonan gratis untuk seisi markas,kan lumayan.
"Tenang dulu dri"Ezki mengelus surai rambut sandriana berusaha menenangkannya.
"Kenapa lo pergi?"Sandriana memukul-mukul dada bidang Ezki "KENAPA LO TINGGALIN GUE?"tanya Sandriana,dadanya terasa sangat sesak.
"Dri,dengerin gue dulu"Ezki menahan tangan sandriana."Gue nggak ada niatan sama sekali buat tinggalin lo"ucapnnya lembut "gue terpaksa dri, mama sma papa yang suruh gue pindah"lanjutnya sembari mengusap air mata dipipi Sandria.
"Lo mau pindah kemana?"
"Gue pindah ke Jerman,besok gue berangkat"mendengar ucapan Ezki,Sandriana semakin menangis,ia sudah tak sanggup menahan semua ini.
"Kenapa secepat itu?"
"Gue juga nggak tau dri,mama juga mendadak banget bilang nya. Udah dong lo jangan nangis nanti gue tambah nggak tega mau ninggalin lo,udah ya."Ezki mengisi air mata sandriana lalu memeluknya erat
🌿 🌿 🌿
Jangan lupa beri jejak setelah baca yahh
Maaf kalau masih typo dan masih banyak kata-kata yang kurang pas,soalnya saya masih pemula.
Terima kasih buanyak sekalia
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandriana
Teen FictionMohon maaf jika ada kesamaan alur ataupun nama tokoh.cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri. Follow dlu baru baca,setelah itu beri vote+comen **** Tentang Sandriana yang ditinggalkan kekasihnya keluar negri. Ia harus menahan rasa rindu yang bg...