"Kamu suka sunset ya???aku juga suka sunset, apa kita bisa melihat sunset bersama sama saat kita remaja??"Ucap seorang anak kecil laki laki yang berusia 6 tahun kepada gadis kecil yang berumur 5 tahun
"Aku tidak tahu, tapi kamu jangan tinggalin aku ya tetap di sini sampai kita remaja biar bisa liat sunset bareng nanti"gadis yang bernama Aqila itu meminta agar orang yang di depan dia berjanji untuk tidak meninggalkan nya selama nya.Aqila menyodorkan kelingkingnya kepada bocah di depan nya.
"Iya iya aku janji Aqila"anak kecil laki laki tersebut berjanji kepada Aqila dengan menautkan kedua buah jari kelingking mereka.
S E M P U R N A
"Qil, Lo tau ga OSIS sekarang itu ka Reno kelas 11 Mipa1 tuh" ucap teman Qila ya nama nya Nirwana panggil saja Nana dia teman pertama Qila di SMA.Baru satu semester mereka temanan tapi mereka sudah terlihat bagaikan teman dari lahir, sangat akrab.
"Oh, gatau juga si yang mana ya siapa aja yang jadi OSIS yang penting bertanggung jawab"balas Qila sambil memakan kuaci, bagi Qila itu hal yang tidak terlalu penting baginya tapi penting juga kalo di tanya nanti siapa ketos sekolahan nya ia bisa saja menjawab teman sekelasnya laki laki ya bisa saja ia menyebut Geo laki laki yang sangat amat cerewet di kelas nya.
"Lo nanti kali kali liat ka Reno deh ganteng banget sumpah pasti Lo bakal ke pincut"ucap Nana yang berharap kalau Qila bakal tertarik dengan Ka Reno yang katanya ganteng.
"Saya sukanya yang fiksi"Kata Qila yang jelas jelas ia hanya mencintai karakter fiksi, menurutnya lebih baik mencintai karakter fiksi di banding mencintai laki laki di dunia nyata, ia tahu di masa remaja jika mencintai seseorang yang nyata akan mendatangkan rasa sakit saja."Gua lupa ya Lo wibu" celetuk Nana, "Yeuuuu, ngaca Lo nanas" Qila membalas balik.
Jika kalian bertanya lagi dimana mereka sekarang?mereka sedang bermain di rumah Qila.Orang tua Qila sibuk kerja, entahlah Qila sudah malas berharap mereka pulang untuk meluangkan waktu bersama nya yang penting uang selalu di beri.
"Gw pulang dulu ya, makasih banyak brei"Nana harus berpisah dengan Qila, karena matahari sudah mulai menenggelamkan diri
"iyaa sama sama hati hati, di jalan!".Rumah Qila kembali sepi.Adzan Maghrib sudah berkumandang ia pun segera shalat lalu setelah shalat ia mulai menaiki anak tangga menuju ke kamar nya di atas.Setelah sampai di dalam kamar ia membuka laptop nya lalu membuka YouTube dan memutar sebuah video music, ia mengambil buku di rak buku nya lalu membuka nya dan melanjutkan menyelesaikan soal soal matematika yang ada di salah satu buku besar nya.Sambil menikmati lagu dan mengerjakan matematika, ia teringat dengan satu teman kecilnya ya dia adalah Abil, di saat orang tua nya sibuk sesibuk sibuk nya Abil selalu menemani nya, ya hanya Abil.
"Qila kamu suka banget sama matematika ya?Abil ko udah sukain matematika tapi matematika nya ga mau sukain Abil balik malah nyiksa otak Abil:(("
"Hahahaha aduh Abil Abil di mana ya Lo sekarang"Qila tertawa mengingat Abil bilang seperti itu pada saat Abil masih TK kelas B.
Tak..Tak..Tak.. (suara jam)
Setelah Shalat isya tadi ia kembali mengerjakan matematika, jam sudah menunjukkan pukul 21.00 ia mulai lelah, ia selalu lupa untuk makan malam.Akhirnya Qila membereskan buku buku tadi laptop ia matikan dan menuju ke bawah untuk makan malam.'Hening' itu kata yang selalu ada di hatinya, ia belum pernah merasakan makan malam dengan gelak tawa bersama keluarga nya ia, hanya pernah makan malam bersama keluarga Abil dengan penuh kegembiraan.Qila dengan cepat melahap makanannya, setelah ia selesai makan, Qila ke kamar lagi untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna
Подростковая литератураAqila Belvaaca, perempuan yang menyukai matahari tenggelam, angin malam, mie instan dan matematika.Rumah, yang di sebut sebagai tempat nya kebisingan suatu keluarga, namun bagi Aqila Rumah adalah tempat keheningan yang tak kunjung bising. Abill Ram...