10 ( Normal )

682 41 0
                                    

"kembali fikirkan tawaran ku itu, Rosemary

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kembali fikirkan tawaran ku itu, Rosemary. jika harus ku ingat kan, perusahaan Daddy mu, ada di bawah tangan orang tua ku, aku bisa meminta pada mereka untuk mencabut semua dana yang sudah orang tua ku masukan."

Deg.

Rosemary hanya terdiam.

Damian tersenyum dan melambaikan tangannya sebelum pergi.

Setelah tidak melihat tanda-tanda ada nya Damian, tubuh Rosemary merosot di depan pintu yang sebelum nya sudah ia tutup.

Nafasnya lagi-lagi tak teratur, lehernya kembali terasa tercekik membuat Rosemary semakin panik.

Rosemary berjalan dengan langkah cepatnya menuju meja belajar dan membawa Inhealer yang tergeletak disana.

Rosemary menghirup Inhealer itu dengan terburu-buru.

Setelah merasakan nafasnya mulai membaik, Rosemary berjalan menuju ranjang dan duduk di sana.

Ucapan Damian terus berkeliling di kepalanya membuat Rosemary semakin panik.

Rosemary memutuskan untuk tidur, semoga esok, semuanya akan lebih baik lagi.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Rosemary tengah sarapan bersama dengan Maxwill.

Semalaman, Rosemary tidak bisa tertidur membuat wajah nya cukup pucat.

"apa ada yang mengganggu fikiran mu?"

Rosemary mendongak kan kepala nya dan tersenyum, berusaha memberikan keyakinan pada Maxwill, "tidak ada, hari ini aku harus mengikuti ujian harian, karena itu, aku sedikit ketakutan,"

Maxwill tersenyum, Rosemary memang tipikal anak yang cukup mementing kan nilai nya, padahal Maxwill tidak pernah sekali pun menekan Rosemary untuk mendapatkan nilai yang sempurna.

"jangan terlalu di fikirkan, berapapun nilai nya, itu hanya angka, tapi kerja keras mu tidak bisa di hitung.

Rosemary hanya membalasnya dengan senyuman.

Rosemary mengecup pipi kanan Maxwill sebelum keluar dari rumah.

"bye Dad!"

Rosemary berjalan menuju pintu utama untuk keluar dari rumah.

Tepat saat membuka kan pintu, langkah Rosemary terhenti saat melihat Damian yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman secerah matahari pagi.

Berbeda dengan Damian, senyuman Rosemary luntur begitu saja seakan melihat ancaman yang begitu besar di hadapannya.

"selamat pagi!"

Rosemary meremas rok nya saat merasakan atmosfir di sekitarnya mulai mencekam.

"kenapa?" tanya Rosemary ambigu.

Save Me 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang