Chapter II

21 2 0
                                    

Dika's POV

Tepat saat gue akan meneruskan makan, Nova telah berada di samping Rison. "Beb, ini siapa?"

Yang ditanya belagak pilon, "Sayang, aku suapin ya?" Rison menghadap ke arah Hane.

Hane mengerjapkan mata, berusaha mengerti apa maksud Rison. Faham apa yang harus dilakukannya, dalam sepersekian detik Rison dan Hane telah suap-menyuap (?) bakso. Gue bisa merasakan aura cemburu dan kemarahan keluar dari tubuh Nova.

Akhirnya bakso mereka berdua habis. Tetapi karena melihat Nova yang tidak beranjak sesenti pun dari tempat dia perpijak tadi, Rison merasa resah.

"Sayang, kamu manis banget sih." puji Rison sambil menyentuh pipi Hane.

Gue masih belum ngeh sama rencana dadakan Rison ketika tiba-tiba Rison mencium pipi Hane. Gue bisa mendengar suara terkesiap dari bayak orang di kantin ini. Gue juga liat muka Nova merah padam, sebelum dia pergi meninggalkan kantin.

"Akting lo kacangan," komentar gue sambil menguap. Gue udah terbiasa melihat tingkah laku gila pasangan kakak-beradik ini.

Hane tertawa lebar, "Jadi dia yang ngejar-ngejar kakak?" Tawanya semakin lebar saat Rison mendelik ke arahnya.

"Dianya aja yang kegatelan. Setau gue dia yang paling nekad mengejar kakak terganteng lo ini." kata Rison dengan PD.

Hane tidak memedulikan perkataan Rison, "Siapa tadi namanya?"

"Nova," jawab gue.

"Dia cantik," kata Hane sambil menyeruput jus alpukatnya. Gue dan Rison tersedak bersamaan.

"Apaan dah lo, kayak gitu dibilang cantik." kata gue setelah minum banyak.

Hane melongo, "Lo yang buta apa gue yang katarak?"

Gue menyentil kening Hane. Hane hanya bisa merengut sambil mengusap kepalanya. Sepertinya gue terlalu keras tadi.

"Kak ... " Rison menatap nyalang kearahku. Lalu dia meniup-niup kening adik kecilnya itu dan mengecupnya sekilas.

"Lo jangan kasar sama adek gue dong," katanya tajam.

Gue merasa bersalah, "Iya deh maaf, gue tadi kelepasan,"

_______

Hane's POV

"Huee ini kakak kemana sih akunya ditinggalin sendirian disini," cerocosku sambil memegang tali ransel erat-erat.

Aku mengusap tengkuk, "Serem juga ni sekolah, kakak lama banget sih."

Sret~

Aaa~ mami! Apaan itu tadi? Setan ya setan? Kok aku jadi parno sendiri gini. Salah-salah Dika udah pulang lagi, sialan juga tuh anak mentang-mentang punya mobil baru udah cabut duluan.

Tiba-tiba ada yang menyentuh pergelangan tanganku, DINGIN! SETAN BENERAN MAH INI! Aku komat-kamit dalam hati. Walah ini kok malah erat banget pegangnya?

"Aaakk~~ Ampun mbak kunti mas pocong mbak suster atau apapun itu," teriakku gajes sambil mencak-mencak, berharap setan itu melepas pergelangan tanganku. Tapi aku kok denger suara cowok terkikik gini ya? Pocong nih! Eh tapi pocong kan diiket. Terus?

Kuberanikan untuk menoleh kebelakang, terlihat kakak sedang menahan tawanya. "Ya ampun kak! Aku kira setan tadi," kataku kesal.

"Bwahahahahaha ... " kak Rison tergelak sampai memegangi perutnya, memangnya ini lucu?

"Kak!" Panggilku kesal.

Kak Rison mengusap air mata nya yang keluar, "Lagian lo ada-ada aja, masak setan ganteng gini sih."

Aku mengerucutkan bibirku, "Tangan kakak dingin, pasti abis ujan-ujanan."

Kak Rison menarikku duduk dibangku depan kelas, "Ruang guru deket gini yaudah terobos aja, sorry gue lama tadi ngomong sama bu Ina dibikin ribet."

Aku menganggukkan kepala, "Terus kapan kita pulangnya?"

"Tunggu aja, pasti bentar lagi ujannya reda," kata kakak sambil memasang earphone ditelinga.

Aku mengangguk lagi, lalu mengalihkan tatatpan kearah hujan yang tengah mengguyur bumi, meninggalkan petrichor yang selalu aku sukai.

Benar kata kakak, tak lama setelahnya hujan berhenti sehingga aku dan kakak bisa pulang.

Kakak memakaikan jaket ke tubuhku, "Pake aja, biar gak sakit."

"Makasih, kak." Jawabku sambil tersenyum. Aku bersyukur mempunyai kakak yang sangat sayang padaku.

_______

Maap pendek, gada ide. TBC~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang