Mirip atau Tidak

1K 85 13
                                    

Keluarga Agriche :

Hari ini musim dingin, salju turun dengan indahnya ke bumi Eperanto. Kini keluarga yang biasanya sangar diluar rumah tengah berkumpul sambil manja-manja ke pemilik tahta tertinggi di keluarga.

Mereka berkumpul sambil melakukan kegiatan sendiri. Medeia sedang menyandar nyaman di dada suaminya sedangkan pria tampan yang disandari mengelus pelan rambut istrinya sambil berbincang ringan. Si bungsu, satu‐satunya anak perempuan lagi diem tiduran di paha ibunya ngeliatin dua kakaknya main catur.

Lucas jelas terlihat frustrasi bermain dengan Kakaknya. Mata merahnya menatap tajam ke arah papan catur. Bidaknya sudah habis dan hanya beberapa langkah lagi tamat sudah.

Keira tiba-tiba menyeletuk.

"Mah, Pah. Kok Lucas beda sendiri sih warna matanya."

Percakapan orang tuanya terputus. Dua kakaknya melihat ke arahnya. Si sulung menyeringai tampan.

Benjamin menjawab pertanyaan adik bungsunya. "Itu berarti Papa lebih semangat bikin Lucas-"

BUAKH

"Sebelum elu digibeng ama Mama, lebih baik gue yg lakuin." Ucap Lucas bijak setelah memukul kepala Kakaknya memakai bidak catur. Sebenarnya dia melakukan itu agar permainan berakhir dan kekalahannya dibatalkan.

Benjamin mendelik

"Dih, Apaan sih Cas, sumpah sakit."

Keira mengerutkan kening dan mendongak menatap orang tuanya.

"Papa lebih semangat gimana sih mah."

Medeia tersenyum manis. Tangannya mengelus rambut hitam Keira. "Karena kita dikasih abang kamu kayak gitu ya kita terima. Untung dua abang kamu ini mirip sama Mama dan Papa kalo gk udah Mama buang di sungai Villa kita."

Jawabannya sedikit melenceng tapi itu demi kepolosan Keira.

Dion ikut mengalihkan pembicaraan.

"Dulu tuh, Papa kepengen banget dapet anak cewek. Jadi ya Papa berusaha dong. Eh gk taunya dapet yg cowok kek Papa. Mana yg sebelumnya lagi juga sifatnya ngikutin Papa banget."

Keira mengangguk-angguk.

"Untung Papa dapet anak cewek cantik kayak aku ya Pah."

Medeia menghela napas lega. Untung Dion bicarain hal lain.

"Iyalah. Tapi kalo gk dapet juga gkpp sih. Enak jadi bisa coba-coba terus."

BUAKH

Dion pingsan.

Pelakunya?

Wanita cantik bermata ungu.

"Cas pake sihir kamu buat angkat Papa." Perintah Medeia datar.

"Oke mah."

.
.
.

Keluarga Eperanto :

Keluarga panutan Kekaisaram Eperanto sedang mengalami kepanikan karena satu pertanyaan dari Pangeran kedua.

"Bunda,"

Sang Permaisuri menanggapi lembut.

"Bunda pernah sedih gk sih anak Bunda mirip Ayah semua."

Semua mata tertuju pada Killian.

Soleia menaruh cangkir tehnya dan berfikir. Kemudian menjawab pelan.

"Hm...sedih sih."

"Bunda sebenernya berharap kalian bisa punya rambut merah Bunda." Permaisuri tersenyum indah. Senyum itu indah, namun bagi anak-anak mereka yang tahu Bunda mereka jarang senyum kek gitu segera menyalahkan saudara mereka.

Keluarga Aneh Tapi Cakep (BANGET)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang