Liburan?

558 47 10
                                    

Ehem. Jadi hari ini ceritanya sehabis pulang dari akademi para anak-anak ganteng kesayangan sedang berkumpul.

Bahkan para pelayan yang membawa makanan dan teh sampai menutup mata akibat sinar yang dipancarkan para bujang Kerajaan Eperanto.

"Kenapa sih selalu ruang kerja gue." Gerutu Sky. Dia kini sedang meneliti berbagai dokumen negara yang memang bertumpuk-tumpuk di meja kerjanya.

Arendt yang nyantai sambil makan kue menjawab. "Dulukan ini markas rahasia. Paling enak ngumpul disini."

Lucas ngangguk-ngangguk. "Bener kata Bang Ren. Orang tua kita gk bakal marah kalo kita kumpul di istana kayak gini. Kita bisa berdalih dengan berbagai macam alasan."

"Najong. Lagian kenapa gk patungan beli villa aja sih. Kan lebih enak kalo punya villa buat kita sendiri. Ngumpul-ngumpul jadi gk rebet." Balas Sky kesal. Dia masih fokus mengisi beberapa dokumen di meja.

"Villa doang mah kita banyak." Ujar Benjamin. Anak tertua keluarga Agriche itu membaca sebuah buku berjudul MEMBUAT KUE ULANG TAHUN.

Pernyataannya itu bukan omong kosong. Keluarga para laki-laki ini bisa dibilang (sangat) kaya. Eperanto, Agriche, Lombardy dan Henituse. Mereka terkenal dengan berbagai hal di kerajaan ini.

KRAUK KRAUK

Arendt masih saja memakan kuenya. "Lo mau yang mana Sky? Disebelah istana ini gue juga ngelola penginapan kok."

"Anjir, yang gede banget itu ya Bang?" Tanya Lucas. "Eh tapi kan sama aja kalo disebelah istana."

"Heem. Yang lain banyak. Gimana Sky? Mau?"

Sky tidak membalas. Dia serius membaca dokumen di tangannya.

Killian mengerutkan kening. "Apaan sih A, perasaan fokus banget sama dokumen. Tentang apaan sih?"

Sky tetep diem.

"Ngomong-ngomong si Eris kok gk ikut kesini sih?" Tanya Arendt.

"Katanya sih dia gabut dirumah, pengen main tapi si Dylan malah gk ngijinin."

Arend mengangguk mengerti dan saling melirik dengan Benjamin.

Benjamin memanggil teman pewaris Kerajaan masa depan. "Oi, Sky."

BRAK

Sky tiba-tiba berdiri. Semua mata kini tertuju pada putra mahkota.

"Weh."

"Naon?" Tanggap Arendt. Dia sedari tadi sudah memperhatikan gerak-gerik dari sang Putra Mahkota.

Sky menatap satu-satu wajah teman-temannya plus adiknya. "Gue butuh refreshing njir. Liburan yuk."

"Kerja aja belom selese lu A." Ucap Killian. Dalem hati membatin perasaannya kok gk enak ya.

Sky liat adeknya.

"Ya ini dikit lagi selesai, makanya lu bantuin gue napa dek."

"Wani piro?"

"Dih holkay juga lho." Gumam Killian.

Benjamin menutup bukunya.

"Oke. Gue rasa gue juga butuh udara segar. Siapa aja yang ikut?"

Killian menggeleng. "Gue gk bisa Kak. Ayah lagi ngehukum gue gk boleh pergi."

Lucas menatap Killian aneh. "Sejak kapan lu jadi penakut?"

"Bunda ngancem dia Cas." Bukan Killian yang menjawab tapi Sky.

"Oh, pantes." Lucas menatap Killian meremehkan.

"Ha? Lo pikir gue gk tau lu juga dihukum sama Duchess." Ejek Killian.

Keluarga Aneh Tapi Cakep (BANGET)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang