Prolog, Janji di bawah lemari

3.2K 139 0
                                    

Mereka menunggu janji dan mimpi. Ke-tujuh anak yang gagal diadopsi dari panti asuhan terpencil di sudut kota.

Kaki pendeknya berusaha menggapai buku album yang isinya wajah para anak panti yang kini sudah diadopsi atau keluar dari sini. Sedikit sedih mengingatnya.

Mereka hampir melakukannya. Tapi... Melihat punggung rapuh pria yang menjaga mereka bertahun-tahun ini, rasanya... Tidak tega?

"Jangan tinggalin Ayah ya...," lirih yang paling tua di sana.

Lagian anak-anak seperti mereka tidak akan tahu harus pergi kemana. Sudah menetap disini bertahun-tahun dan bisa mendapatkan teman, jadi sangat susah untuk pergi.

Mereka dicemooh, dianggap anak buangan yang masa depannya tak akan menentu. Tapi sekarang, mereka ingin membuktikan kalau semua orang bisa meraih mimpinya.

Setelah menulis harapan-harapan yang mungkin akan terjadi suatu hari nanti. Mereka menaruhnya di bawah lemari, biarkan saja di sana. Kapan-kapan mereka akan membacanya seraya bercerita tentang hari-hari setelah mereka sukses.

Tak ingin ada kata semoga. Tapi mereka emang harus bahagia. Dan hidup sebagai orang yang berhasil suatu hari nanti.

Ya, emang seharusnya begitu.

.
.
.

fy. selamat datang! bagaimana awal dari ceritanya? mau temani 'a thousand dream' hingga akhir? aku harap kalian memutuskan baca ke bagian selanjutnya <3

kritik dan saran diterima selama menggunakan bahasa yang baik. have a nice day!

[1] A Thousand Dreams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang