YD XXVI

8K 1.2K 248
                                    

"Temenin aku yukk"Vanessa bergelayut manja di lengan Jake, membuat lelaki itu risih karena ulahnya.

"Kemana?"

"Beli baju"

"Lagi?"tanya Jake sontak Vanessa melepaskan pelukannya, ia menatap tak terima ke arah lelaki itu.

"Lagi kamu bilang? Terakhir dua hari lalu loh, Jake"kesal Vanessa.

"Tapi kamu terlalu boros, Sa"

"Kok kamu yang sewot?"

Karena lo belanja pake uang gue anjing!

Jake menghela nafas. "Yaudah ayo"final lelaki itu membuat gadis di sebelahnya tersenyum sumringah.

"Makin sayang deh"

.

.

.

"Udah?"tanya Jake yang mulai lelah dengan Vanessa.

"Bentar ihh, kamu duduk dulu di situ"Vanessa menunjuk sofa yang tersedia di sana.

"Aku pulang ya?"enggan duduk di sana, Jake kembali berucap membuat kegiatan Vanessa yang sedang memilah baju terhenti.

"Hari ini jadwal Joana check kesehatan, aku udah telat"harap-harap sang kekasih akan mengerti, namun Jake salah sasaran jika harapan itu ia berikan pada Vanessa.

"Gak check up sekali, gak bakal mati kan?"celetukan santai itu membuat Jake terjengit, selanjutnya netra coklat gelap itu menungkik tak suka.

"Jaga bicaramu Vanessa!"geram Jake tertahan, ia masih waras untuk tidak membentak gadis itu di tempat umum.

"Bener kan? Anak itu gak bakal mati kalau ngelewati jadwal check up sekali"ulang Vanessa, tidak tau saja dia, kini Jake sudah mengepalkan tangan ingin menampar wajahnya.

"Kamu pulang sendiri"setelah mengatakan itu Jake langsung pergi dari sana meninggalkan Vanessa, bahkan panggilan gadis itu saja ia hiraukan.

"Jake, tunggu!"teriak Vanessa berhasil mengundang atensi puluhan pasang mata di sekitar mereka.

"Kalau kamu gak mau berhenti aku bakal telpon tante Renata!"

Bak robot kehabisan baterai, langkah Jake sontak terhenti, hal itu membuat Vanessa tersenyum puas, ia mendekat dan berdiri tepat di hadapan Jake.

Tiba-tiba saja tangan gadis itu terulur untuk mengelus surai hitam pekat milik Jake, namun dengan cepat sang empu menepisnya.

"Kasar"rajuk Vanessa melengkungkan bibirnya, namun hal itu justru menjijikkan untuk dilihat.
Selanjutnya ia tersenyum. "Nurut banget sih, jadi gemes"bisiknya ingin mengelus pipi Jake namun lagi-lagi tanggannya dihempas.

Vanessa terlihat seperti manusia yang hatinya sudah mati, gadis itu malah tertawa menanggapi perlakuan lelakinya.

"Ayo balik, bajuku masih di sana"Vanessa ingin menggandeng tangan Jake, tetapi perkataan lelaki itu membuatnya urung.

"Aku berhenti bukan karena takut, tapi aku mau bilang kalau-"Jake mendekatkan wajahnya pada telinga Vanessa.

"Aku gak bisa jadi anjing yang nurut kalau itu menyangkut Joana. Jadi kamu yang harus nurut ya?"bisiknya membuat gadis itu mematung di tempat. Jake menjauhkan wajahnya, menatap datar Vanessa sekilas lalu pergi dari sana.

Namun bukan Vanessa namanya jika mengalah, gadis itu mengambil langkah besar menyusul Jake menuju parkiran.

Srak

"Berani kamu!?"Jake sedikit terhuyung karena tiba-tiba saja tanganya ditarik kasar.

"BERANI KAMU NINGGALIN AKU DEMI ANAK SIALAN ITU?!!"

Plak

Gerakan reflek itu sama sekali tidak terencana, bahkan si pelaku tidak sadar ketika tangannya mengayun hingga mendarat keras di wajah sang korban.

Vanessa, gadis itu memegang pipinya yang terasa panas, sedangkan Jake, ia menatap tak percaya telapak tangannya. Pertama kali seumur hidupnya, ia berani main tangan dengan seorang perempuan.

"Sa.."Jake ingin mendekat namun Vanessa menjauh, mata gadis itu menatapnya tajam, seolah ingin membunuhnya sekarang juga.

"Brengsek!"geram Vanessa. "Kubunuh anak itu karena udah nyuci pikiran kamu"sarkasnya.

Jake yang awalnya memberi tatapan iba pada gadis itu kini merubah raut wajahnya, netranya tak kalah tajam menatap Vanessa.

"Aku bakal bilang ke-"

"Mamah?"sela Jake cepat, tiba-tiba saja ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Atm gue udah sama lo kan? Bawa ini sekalian"Jake menarik tangan Vanessa, memberikan kunci motornya pada gadis itu.

Perlakuan Jake yang baru pertama kali ia lihat itu membuat tubuh Vanessa membeku, ia menatap tak percaya lelaki di hadapannya.

"Lo salah sasaran Vanessa... Joana gak serendah harga diri gue yang biasa lo injak"ucap Jake mengeraskan rahangnya.

"Tadi mau ngadu kan? Silahkan. Karena mulai sekarang gue bakal lepas dari kalian berdua"tekannya sontak Vanessa panik, gadis itu menggeleng kuat.

"Enggak, kamu gak boleh pergi dari aku. Enggak!"ucapnya ingin meraih tangan Jake namun lelaki itu mengelak.

"Aku minta maaf. Aku minta maaf, Jake. Jangan tinggalin aku, aku sayang sama kamu"seperti orang ketakutan, Vanessa terus menggeleng dengan mata yang mulai mengeluarkan bulir bening.

Pada dasarnya ia memiliki hati yang tak tegaan, melihat air mata buaya gadis itu saja membuat Jake iba dan merasa bersalah.

Tapi sebesar itu memang pengaruh Joana pada dirinya. Karena kini, ia lebih memilih mengesampingkan hati dan membiarkan ego menguasai segalanya.

"Sekali lagi lo ngehina Joana, gue pastiin mulut lo gak akan pernah ngeluarin suara lagi"ucap Jake menatap bengis gadis itu.

"Perlu lo inget Vanessa... Gue gak pernah main-main kalau menyangkut Joana. Maka dari itu,——Jadi gadis penurut ya?"


































Tbc...

YOUNG DADDY || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang