BAB 1 - Hai
"Selamat pagi, Chaca" sapa perempuan yang baru saja sampai disekolah dan duduk di kursi samping Chaca.
"Hai, pagi juga, Lia cantik" jawabnya. Chaca memperhatikan pergerakan teman sebangkunya yang berbeda. Chaca tersenyum.
"Ada cerita apa nih? Spill dong, Ya" tanya Chaca.
Gadis di sebelah Chaca ini segera mengubah posisi tempat duduknya. Ia merapikan rambut miliknya, dan siap untuk bercerita.
"Oh my God! Chalizta, tahu nggak?" tanya Thalia. "Gue udah jadian sama Romeo" lanjutnya dengan suara berbisik.
"Apa?!" pekik Chaca. Ia segera menutup mulutnya yang tengah terbuka.
"Diam, Chaca!" seru Thalia yang agak panik.
"Demi apa, Ya? Lo nggak bohong, kan?" tanya Chaca lagi.
Thalia mengangguk dengan senang. Ia pun memperbaiki posisi duduknya seperti sebelumnya. Thalia mengambil telepon genggamnya yang sedari tadi berada di sebelahnya.
"Ini, lo harus lihat ini, Cha" seru Thalia. Ia memperlihatkan semua foto-foto yang Lia dan pacarnya ciptakan.
Kening Chaca berkerut, "siswa sini, Ya?"
Thalia mengangguk, "Anak gaul, Cha. Terkenal. Ganteng lagi"
Chaca menatap Thalia, "Berarti lo terima dia karna ganteng dan terkenal?" tanya Chaca.
"Nggak gitu. Itu mah faktor pendukung. Tapi gue emang udah lama kagum sama dia. Pesonanya tuh, huft" jelas Thalia.
"Dasar!" caci Chaca.
Thalia hanya tertawa kecil.
"Chalizta, udah selesai tugas?" tanya Anya, siswa yang duduk di belakang Chaca.
Chaca mengangguk, "Lo?"
"Belum, bagi dong" rayu Anya.
Chaca mengambil buku tugas di dalam tasnya. Buku panjang yang berwarna merah muda dan dilapisi dengan plastik, ia berikan kepada Anya.
"Terima kasih, Chaca" seru Anya.
Chaca tersenyum dan mengangguk sederhana.
Beberapa menit kemudian, suara perpaduan lantai dengan sepatu semakin lama semakin jelas terdengar. Untung saja, tugas yang Anya minta kepada Chaca bukan jam pertama. Tetapi pelajaran jam terakhir yaitu matematika. Mungkin menurut semua siswa di dunia, menerima pelajaran matematika di jam terakhir adalah hal yang tidak berguna sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
GESTRA
Teen Fiction"Memang ya, Cinta itu tidak pernah kita tahu kepada siapa dan bagaimana sampai kita bisa jatuh" Kalimat yang benar itu sekarang sedang dialami oleh seorang perempuan yang kini sedang menangis. Perempuan yang genius, namun kalah jika berbicara menge...