prolog

2.2K 128 6
                                    

JERO

Hampir 5 tahun lamanya Arin dan Danu menanti sesosok buah hati yang hadir di tengah-tengah keluarganya. Mereka seperti di beri hadiah terbaik serta terindah saat dokter memberi kabar bahwa Arin sedang mengandung. Dan usia kandungannya sudah menginjak usia 3 minggu.

Rasa haru tidak bisa mereka tahan lagi. Arin dan Danu menangis, merasakan bahagia karena penantian yang mereka nanti hampir 5 tahun akhirnya terwujud.

Selama kehamilan Danu amat sangat memberikan yang terbaik untuk Arin. Terutama perhatian yang lebih extra. Danu lebih memperhatikan lagi makanan, minuman, serta aktifitas Arin yang tidak boleh berlebihan.

Anak itu adalah anak yang sangat mereka tunggu-tunggu kehadirannya. Jadi mereka sangat menjaganya bersama.

Di usia kandungan Arin yang menginjak 8 bulan. Sebuah musibah yang tidak di inginkan terjadi. Arin yang saat itu sedang berbelanja kebutuhan dapur bersama Danu, tidak sengaja tersandung saat menuruni anak tangga yang lumayan tinggi. Membuat Arin terjatuh ke bawah. Danu shock melihat kejadian itu. Semuanya begitu mendadak dan cepat, sehingga Danu tidak bisa menggapai Arin untuk menyelamatkannya. Ke khawatirannya bertambah saat Danu melihat darah mengalir begitu banyak dari kaki Arin.

Dengan bergegas Danu membawa Arin ke rumah sakit. Kenyataan pahit lainnya harus Danu terima. Karena kandungan Arin harus segera di keluarkan secara paksa. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi kepada bayi itu. Antara selamat atau tidak.

Danu kacau saat itu, namun dia harus bisa menerima apapun yang akan terjadi. Karena masih ada Arin yang harus segera terselamatkan.

Sekian lama menunggu. Akhirnya dokter keluar. Dan begitu leganya Danu saat sang dokter mengatakan bahwa keduanya bisa di selamatkan. Arin dan bayinya selamat.

Danu dengan cepat masuk. Dia menghujami Arin dengan kecupan di berbagai sisi wajahnya. Lalu ia menghampiri sang bayi yang sudah tersimpan di inkubator.

Bayi berjenis kelamin laki-laki itu hanya terdiam. Terlihat sangat nyaman dalam tidurnya. Dia tidak menangis sama sekali semenjak hadirnya ke dunia.

Dengan begitu air mata Danu mengalir. Dia masih sangat bersyukur Arin dan bayinya selamat, walau bayi itu lahir secara prematur.

Setelah lahirnya bayi itu tidak ada hal yang aneh. Keluarga mereka menjadi semakin rukun dan terlihat bahagia. Bayinya pun terlihat sangat sehat, tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Bayi itu tumbuh menjadi anak yang tampan dan ceria. Arin dan Danu perlu waktu 2 minggu memikirkan nama untuk anak mereka. Hingga akhirnya mereka menamai anaknya dengan nama Jero Darilsyah Mudagautama.

Namun saat Jero menginjak usia 1 tahun. Terjadi sesuatu. Saat itu Arin sangat terkejut melihat Jero yang tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Arin dengan cemasnya membawa Jero ke puskesmas terdekat. Dan di situ dokter berkata jika Jero hanya mengalami kejang biasa. Arin dan Danu tentu merasa lega. Mereka membawa Jero pulang kembali hari itu juga.

Rasa cemas Arin tidak berhenti di sana, karena keesokannya Jero mengalami kejang kembali. Lagi-lagi Arin membawa Jero ke puskesmas kemarin. Dan jawaban dokter pun tetap sama Jero hanya mengalami kejang biasa.

Di situ Arin dan Danu masih mempercayai hasil pemeriksaan sang dokter. Hingga hari ketiga, lagi dan lagi Jero mengalami kejang-kejang, membuat Arin dan Danu memutuskan membawa Jero ke rumah sakit.

Di sana Arin dan Danu di mintai keterangan oleh dokter. Dan mereka menceritakan semuanya jika Jero sudah ketiga harinya mengalami serangan kejang-kejang seperti itu. Lalu sang dokter meminta ijin kepada mereka untuk memeriksa Jero lebih dalam.

J E R O ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang