Jaket Tumpah

48 50 89
                                    

Gedung SMA Cemara yang berisi para siswa-siswi sekolah menjadi ramai akan datangnya siswa baru pindahan dari Korea Selatan parasnya yang tampan rupawan bak seorang pangeran di negeri dongeng. Tampilan rambut menutupi keningnya, warna kulit berwarna putih susu, mata indah, benik seragam yang di biarkan terbuka menambah kesan cool di dalam siswa tersebut.

Siswa yang berparas pangeran tersebut bernama Aideen Shaquille. Langkah demi langkah Aideen ambil, berjalan dengan menggunakan kacamata hitam yang menambahkan lagi kesan coolnya.

Mata para siswa-siswi kagum dengan ketampanan yang Aideen miliki tajuk, bagaimana bisa ada manusia setampan Aideen? .. Ohh ayolah siapa yang tidak akan mengakui bahwa Aideen adalah orang tampan.

Tidak sendiri Aideen berjalan, Aideen di temani oleh temannya yang sama-sama pindahan dari Korea. Dan tidak kalah tampan juga teman Aideen yang bernama Adasha Prince.

Setiap siswi tidak dengan malu meneriaki nama Aideen dan Adasha. Yang diteriaki namanya hanya berjalan dengan diam tidak ada gubrisan dari sang keduanya. Mereka sudah terbiasa seperti ini dulu juga di sekolah sebelumnya seperti ini.

"Ai kamu kenapa bisa ganteng banget si?."kurang lebih para siswa berteriak seperti itu.

"Dhasa...." Teriak lagi para siswa.

Sedangkan di tempat yang berbeda, ada dua siswi yang berbeda penampilan sedang duduk di kantin berbeda dengan siswi-siswi lain. Siswi dengan hijab berparas cantik bak bidadari bernama lengkap Leticia Aeyza Syah, sedangkan siswi yang tidak menggunakan hijab dengan rambut tergerai bebas bernama lengkap Thalita Anggraini dia terkenal dengan galak yang melekat pada tubuh dari kecil. Mereka berdua adalah sepasang sahabat yang berbeda sifat dan penampilan.

Merasa kantin sepi mereka berdua bingung, bingung kenapa kantin bisa sepi biasanya juga ramai dengan anak-anak lain.

"Za kok tumben kantin sepi, ya?" Tanya Thalita sambil mengunyah kentang goreng yang tadi dia beli.

Aeyza yang merasa ditanya menjawab

"Gak tau. Jangan makan sambil ngomong." Jawab Aeyza sambil memperingati Thalita atau yang sering di panggil Totong.

Yang diperingati hanya memperlihatkan gummy eyes yang dia punya.

Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua jika istirahat membeli jajan bersama dan pulang sekolah juga sering bersama. Merasa sudah habis jajan yang dibeli, mereka pergi dari kantin dan jalan-jalan mengelilingi halaman sekolah yang luas.

Kaki mereka berdua berjalan beriringan sesambil bercerita tentang hari yang mereka lalui. Saat di tengah cerita mata Thalita tertuju pada kerumunan siswa-siswi yang mengikuti jalan laki di depan.

Aeyza yang berjalan terus kedepan tanpa melihat Thalita yang berhenti di belakang. Thalita yang melihat sahabatnya berjalan terus kedepan memangilnya "Zaa.. Aeyza stop .. sini" perintah Thalita sambil melambaikan tangan.

"Apa? Katanya mau jalan?" Tanya Aeyza berjalan kembali ke arah Talita

Thalita yang bingung dengan pertanyaan Aeyza mengarahkan pandangan pada siswa-siswi yang sedang berkerumun. Arah mata Aeyza mengikut pandangan Thalita sang sahabat.

"Loh ada apanih? Kok rame?
Coba yuk kita kesana Tong" ajak Aeyza menggandeng tangan sang sahabat, dan sang lawan bicara hanya mengangguk mengiyakan ajakan Aeyza.

Cukup lama mereka berjalan sampai ke tujuan di Karena mereka tertinggal jauh di belakang para siswa.

Akhirnya mereka sampai juga. Tangan kedua sahabat itu masih bergandengan, sekarang giliran tangan Thalita yang menggandeng sang sahabat. Kepala Aeyza menunduk tidak berani menghadap para siswa banyak di kenal jika Aeyza adalah anak Pendiam tetapi beda jika sedang bersama Thalita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SquealCintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang