part.07

46 5 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Happy reading.

Gunawan dan mira kembali ke villa sore hari, selain membahas tentang qiandra putrinya, gunawan juga sering membahas tentang pekerjaan bisnisnya kepada kyai abdurrahman. Selain keuntungan gunawan juga ingin usaha bisnisnya berkah dunia akherat. Oleh karena itu karena sering berkunjung kesana keluarga kyai abdurrahman sudah sangat mengenal gunawan dari dulu.

"Pih, qiandra gak ada di kamar nya?" Ucap mira menghampiri gunawan yang duduk di sofa ruang tamu.

Gunawan mengdongakkan kepalanya menatap mira penuh tanya.

"Mamih sudah mengecek seluruh ruangan,? mungkin qia ada disuatu tempat."

"Mamih sudah cek semuanya tapi gak ada juga, biasanya kalo qiandra marah pasti dia akan berdiam diri di kamar terus. Tapi sudah beberapa kali di cek gak ada."

"Mungkin qia keluar villa mencari ketenangan, nanti juga dia pulang mih, jangan terlalu hawatir." Mira hanya mengangguk pasrah.

"Atau tanya pak anton sama bi anih mungkin mereka tau qiandra kemana." Ujar gunawan memberitahu.

"Mereka kayaknya sedang keluar pih, gak ada siapa-siapa di belakang."gunawan mengangguk mengerti.

"Assalamulaikum..eh tuan dan nyonya teh tos pulang." Pak anton membawa keresek sayuran dan di simpan di meja dapur setelahnya di susul bi anih menyimpan buah-buahan.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab mira dan gunawan menengok ke arah mereka, karena ruangan dapur cukup dekat dengan ruangan tamu.

"Iya pak anton, tadi kami bicara banyak hal jadi terlalu sore pulangnya." Jelas gunawan.

"Pak anton dan bi anih tau qiandra kemana,? Saya cek kemana-mana gak ada, apakah dia bilang sesuatu untuk pergi ke suatu tempat.?" Tanya mira khawatir dari tadi mira tak tenang memikirkan putrinya.

Pak anton dan bi anih saling tatap, mereka bingung untuk menjelaskannya, apalagi melihat raut wajah nyonyanya sangat khawatir.

"Anu nyonya, tadi teh sateuacan saya dan pak anton pergi, ada seorang laki-laki ka dieu teh dan membawa neng qiandra." Ucap bi anih pelan.

"Laki-laki? Siapa bi."tanya mira langsung berdiri menghampiri pak anton dan bi anih yang berdiri di dekat meja dapur. Gunawan pun langsung mengikutinya.

"Iya tuan sama nyonya, saya tidak tau saha laki-laki eta teh.tadi kami teh atos ngalarang,tapi neng qiandra teu mendengarkan." Jelas pak anton.

"Mungkin saja itu davin pacarnya qiandra, siapa lagi yang berani membawa putri kita kalo bukan dia." Ucap gunawan dengan penuh emosi.

"Tapi kan davin di jakarta masa secepat ini dia ke sini pih." Mira masih gak yakin akan hal itu.

"Kamu taukan dia itu berandalan, bisa aja dia bawa motor balap nya itu ke sini, bahkan dulu saja dia menjemput qia di paris. Apalagi jakarta ke bandung."

Mira mengangguk mengerti bukan hal ya aneh bila davin selalu menyusul qiandra ke mana saja, bahkan untuk menjauhkannya saja sangat sulit. Davin selalu punya cara untuk dekat lagi dengan putrinya.
P
"Terus kita harus bagaimana pih, mamih sangat khawatir dengan keadaan qiandra."

"Mamih tak perlu khawatir, papih akan menghubungi alex untuk mencari mereka." Gunawan mencoba menenangkan istrinya ini.

🍀🍀🍀

Malam hari menemani perjalanan qiandra penuh dengan damai, setelah tau maksud kedua orang tua nya qiandra langsung menelpon kekasihnya davin untuk menjemput dan membawanya kabur dari villa.

QIANDRA ARSYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang