Darren, itulah namanya, laki laki yang kini menjadi suamiku seusai ijab qobul yang dia lantangkan tadi siang.
Perawakannya tegap, kulit nya putih seperti orang Korea. Matanya juga sipit dan tajam, sedangkan kornea mata nya berwarna hitam pekat.
Hidungnya mancung dan bibirnya tipis, sekilas dia mirip aktor Yoon shi Yoon pemeran Kim tak Goo dalam serial drama Korea king of baking.
Tapi itu semua tak membuat hatiku berdesir dan terpesona. Percayalah, aku biasa saja. Bagiku tiada yang lebih menarik bagi ku selain Kang ustadz, pria muda dengan sorban yang jadi kebanggaan masyarakat kampung kami.
Bagaimana tidak, Kang ustadz menjuarai kontes Tahfiz tingkat provinsi. Bulan depan rencana nya akan mengikuti lomba tingkat Nasional.
Nama Kang ustadz sebenarnya adalah Abdullah. Nama yang sangat indah, cita citaku ingin menyematkan namanya di belakang nama anak-anak kami kelak.
Namun Gusti Allah berkehendak lain, semuanya dimulai dengan kedatangan juragan Hendro seorang pengusaha tambak udang ke kampung ku.
Aku yang saat itu tidak punya pekerjaan tentu saja melamar kerja kepadanya. Aku diterima, tapi hanya sebatas art tukang cuci gosok karena pekerjaan lain sudah ada yang memegang.
Kata Pak Hendro, wanita tak cocok bekerja di tambaknya, Karyawan tambak Pak Hendro memang lelaki semua. Beliau awalnya bersikap biasa padaku, namun setelah bertemu dengan bapak selepas acara syukuran anaknya yang sukses naik pangkat di kota sikap beliau jadi berubah.
Beliau jadi sering mengajakku mengobrol, mulai dari menanyakan pendidikan ku hingga pasangan hidup ku. Aku yang anak seorang petani kecil hanya mampu bersekolah sampai jenjang pendidikan kesetaraan paket b, semua ku katakan padanya. Beliau manggut-manggut, katanya belumlah telat bagiku kalau ingin menimba ilmu. Tapi aku sudah tidak berminat untuk bersekolah lagi, tujuanku membantu bapak dan bibi--- ibu tiri ku---- mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Semua ku katakan pada beliau, terkecuali soal pasangan. Sebetulnya aku dan Kang ustadz menjalin hubungan rahasia yang hanya diketahui oleh kami, kami hanya berhubungan lewat media sosial selebihnya kami hanya berpapasan seperti orang yang tidak kenal karena takut ketahuan orang lain.
Rencana nya Kang ustadz akan melamar ku seusai dia mengikuti lomba tingkat Nasional itu. Namun keduluan Pak Hendro yang melamar ku untuk anaknya, itu semua kesalahanku yang tak jujur padanya bahwa aku sudah memiliki kekasih.
Bapak pun baru kuberi tahu bahwa aku berhubungan dengan Kang ustadz setelah datang lamaran dari Pak Hendro, namun beliau memelas padaku agar menerima lamaran Pak Hendro.
Beliau berkata belum tentu Pak kyai ayahnya Kang ustadz setuju anaknya menikah dengan ku, karena aku bukanlah lulusan pesantren.
Dengan berat hati ku terima lamaran Pak Hendro, karena bapak sampai menangis memohon padaku entah apa sebabnya. Tapi bisik-bisik miring tetangga berkata Bapak ku punya utang di masa lalu kepada Pak Hendro.
Namun aku tidak serta-merta percaya, aku langsung menanyakan nya pada Bapak. Kenyataan yang kudapat ternyata berbanding terbalik dengan keinginan hatiku, bapak benar-benar memiliki hutang yang besar di masa mudanya pada Pak Hendro. Dan Pak Hendro bilang akan melunaskan hutang bapak jika bapak menikahkan ku dengan anak Pak Hendro.
Aku marah pada Bapak, tapi aku juga tak dapat menolak permintaan nya. Kasihan kalau Bapak terlilit hutang bahkan ketika usianya sudah lebih dari setengah abad, sedang untuk membayar aku tahu kami tak mampu. memang aku tak menanyakan berapa besaran hutang bapak pada Pak Hendro, namun yang ku tahu dari bibi hutang itu takkan lunas walau kami menjual rumah dan tanah yang kami tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
suami sopan
RomansaHappy reading!!! Cahaya Bulan gagal mendapatkan suami Soleh impiannya tapi malah mendapatkan suami yang sangat sopan. Apakah Bulan akan mencintai suaminya ataukah cintanya akan tetap bertaut pada pemuda Soleh idamannya?