Yasuhiro

5 2 0
                                    

"Yasuhiro," Tama memulai pembicaraan setelah mengalihkan pandangannya dari Handphonenya pada Yasuhiro. Sejak tadi, diantara mereka berdua tak ada yang mau bersuara.

"Ya bang?" Jawab Yasuhiro yang sedang bersandar malas di sofa empuk yang ia beli 2 tahun lalu. Sofa yang menemaninya sejak tinggal di apartemen yang ia tempati sekarang.

"Kata gue besok lo libur aja."

"Alasan?"

"Lo apa gak capek? Akhir-akhir ini jadwal lo padat banget, kebetulan besok jadwal lo kosong."

"Terus?"

"Ya istirahat! Gue yang ngurus jadwal lo aja capek, apalagi lo yang jalaninnya, lo juga lagi sibuk banget sama urusan kantor kan, gak capek lo?"

"Ya capek sih, tapi gue mau comeback, perusahaan jg mau ikut tender besar, gak ada waktu untuk santai-santai bang. "

"Yasuhiro, kalau lo sakit, gimana mau comeback? Jadwal lo bener-bener padat akhir-akhir ini, istirahat sehari aja gak papa."

"Beneran gak papa ni bang?"

"Iya gak papa."

"Hmm, oke deh."

"Lo minta deh ke asisten lo di Harana, minta kosongin jadwal untuk besok, nah istirahat dah lo seharian besok."

"Hmm." Jawabnya masih ragu

"Libur aja lah Ro, kasian badan lo kerja keras banget."

"Iya deh iya."

"Nah gitu dong." Tama sedikit merasakan lega karena Yasuhiro menyetujui wacananya agar Yasuhiro beristirahat untuk satu hari saja.

"Oh iya, kalau gitu gue balik ya Ro." Tama kemudian beranjak dari kursi dan melangkahkan kakinya keluar apartemen Yasuhiro.

"Oke, hati-hati dijalan bang."

Segera setelah Tama keluar dari apartemennya, Yasuhiro menggambil ponselnya dan menelpon asistennya di Harana Company.

"Halo pak Yasuhiro."

"Kalista, besok saya ada jadwal apa saja?"

"Janji temu dengan klien rumah sakit xxx pak."

"Saya minta tolong, tolong kamu undur jadwal janji temunya, pokoknya jadwal saya untuk besok kosongin ya Kalista, saya mau ambil cuti untuk besok."

"Baik Pak, saya mengerti"

"Oke terimakasih Kalista."

"Sama-sama Pak Yasuhiro."

-----------------------------------------------------

"Berita terkini, penyanyi Yasuhiro Gardapati Harana dikabarkan akan comeback dengan album terbarunya." Suara dari TV menemani pagi seorang lelaki yang sedang berbaring di atas sofa ruang keluarga.

Tampak tak tertarik dengan berita yang ada, ia mengganti chanel TV ke acara dekor rumah yang nampak menarik perhatiannya.

"Pagi kak—hoammm," lelaki itu menyapa kakaknya yang baru saja turun keluar dari kamarnya.

"Pagi Leon," Jawab seorang wanita yang berusaha mencari keberadaan adiknya.

Pemilik nama Leon itu tidak menjawab dan masih bersandar malas pada sofa. Namun, melihat kakaknya yang terlihat kesusahan mencari dirinya, ia segera berinisiatif membantu.

"Sini kak," Leo segera berdiri dan menuntun kakaknya untuk duduk disebelah nya. Kalian mungkin bertanya-tanya, mengapa Leo harus menuntun kakaknya? Apakah kakaknya sedang sakit? Apakah kakinya cidera hingga harus dituntun? Tidak.

"Makasih Leo," Ucap kakak sulung Leo berterima kasih. Ia bernama Andhira. Andhira terduduk dan berpikir sebentar. 'Seperti ada yang kulupakan?'

"Kenapa kak?" Tanya Leo setelah melihat kakaknya yang sedikit termenung sembari ia mengganti chanel TV, tampaknya acara dekor rumah tadi kurang menarik dimatanya.

"Oh iya! Leo, bisa ambilkan tongkat kakak gak? Kakak lupa ambil hehe."

"Oke bentar kak." Leo segera beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar kakaknya untuk mengambil tongkat yang kakaknya minta.

"Pagi anak kesayangan Papa." Sapa Papanya Andhira yang duduk disebelahnya.

"Pagi pa, mau berangkat kerja ya pa? Harum banget bau parfum papa."

"Iya, tau aja kamu, paoa habis beli parfum baru hehe, kalau gitu papa pergi dulu ya."

"Papa udah makan pagi kan?"

"Udah kok."

"Pa! Pulang nanti bawain kaepci ya." Leo tiba-tiba memotong pembicaraan kakaknya dengan papanya.

"Hadeh, kemaren kamu udah makan kaepci, sekarang minta lagi, gak, besok-besok aja kaepcinya."

"Yah paaaa.... Mau kaepci paaa...." Leo merengek dan menggandeng lengan papanya layaknya anak kecil, papanya yang hendak pergi merasa sedikit kesusahan karena tingkah anaknya yang paling kecil, dan juga badannya yang bongsor, membuat papanya merasa sedikit sesak.

"Iya-iya, lepas tangan papa ih."

"Yeee makasih papa sayang ganteng muahh."

Setelah akhirnya berhasil lepas dari Leon, papa pun pergi meninggalkan mereka berdua untuk berangkat kerja.

"Nih kak tongkatnya." Tangan Leon mengulur satu tongkat berwarna putih dengan sedikit merah kepada kakaknya.

"Makasih Leo."

"Eh kak, gimana kelanjutan cerita kakak?"

"Belum tau, kakak kehabisan ide cerita."

Pagi itu, mereka berdua berbincang hal-hal random, mulai dari kakaknya yang sedang mengetik cerita, kehidupan kuliah Leo, membicarakan makan pagi yang mama buat, dan berbagai hal random lainnya.

-----------------------------------------------------

"Menurut saya pesaing kuat kita Harana Company, sudah berapa banyak tender yang mereka menangkan, perusahaan mereka termasuk perusahaan besar di Indonesia saat ini." Jelas seseorang sembari mengarahkan tangannya pada layar projektor.

"Siapa CEO Harana Company saat ini?"

"Untuk sekarang Harana Kusuma, namun sepertinya sebentar lagi perusahaan itu akan diambil alih oleh anak tunggalnya."

"Jadi, saat tender itu berlangsung, Harana Company masih dipegang oleh Harana Kusuma atau anak semata wayangnya itu?"

"Sepertinya anaknya pak."

"Dibanding Harana Kusuma, apakah anaknya lebih kopeten?"

"Sepertinya iya Pak, walau anaknya belum memegang jabatan CEO, tapi ia membawa kemajuan cukup besar untuk Harana Company, beberapa tender besar berhasil di menangkan olehnya, Harana Kusuma hanya tinggal menikmati hasil kerja anaknya itu pak."

"Wah, siapa anak tunggalnya itu?"

"Yasuhiro Gardapati Harana pak."

"Yasuhiro? Bukankah ia penyanyi yang terkenal itu?"

"Iya pak."

"Wah, sukses sekali karirnya, bukankah ia terlalu maruk? Tender kali ini harus ku menangkan, perusahaan sudah cukup merugi karena berada di tangan pria bodoh itu. Untung saja aku bisa meningkatkan saham perusahaan. Cari tahu tentang Yasuhiro Gardapati Harana secepatnya."

"Baik Pak."

"Hmmm, Harana company ya? Bukankah dia juga berada disana? Hahaha menarik."

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang