Sampai di rumah ia pun langsung memeluk ibunya erat, ibunya yang bingung pun bertanya-tanya mengapa putra semata wayangnya ini sangat senang"bunda aku dapat pekerjaan!!" sorak minho seperti anak yang habis memenangkan lotre
"wahh benar kah? tak perlu di ragukan putra ku memang hebat, sudah ku katakan bukann? kamu pasti akan mendapatkannya" ibu sangat bangga pada minho, sangat bersyukur mempunyai putra yang sayang padanya dan selalu menurut padanya
"ayo rayakan, hari ini ibu akan membuat masakn yang enak untuk mu, kita akan makan bersama-sama oke?"
"okeeee"
ibunya mulai sibuk dengan bahan bahan dapurnya, tidak lupa minho membantu nya juga
mereka membuat maknan sangat banyak, karena ingin membagikannya pada tetangga juga
ingat, bila senang jangan hanya merayakannya sendiri, ingat tetangga mu juga, tanpa mereka saat kalian susah kalian tak akan bisa apa-apa
semua sudah matang, minho menaruhnya dalam beberapa tempat dan mulai memberi kepada tetangga
"bibi.. aku ingin memberi makanan untuk mu" ucap minho lembut pada bibi yen tetangganya
"wahh terimakasih, ada apa? apa ada sesuatu yang baik hingga senyum mu itu sangat lebar" tanya bi yen sedikit menggoda senyum manis minho yang tidak pudar sedikit pun
"hehe.. aku mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik yang cukup besar" jelas minho sedikit malu
"benarkah?? selamat anak baik ku, semoga kau sukses selalu" bi yen mengelus rambut minho lembut
minho yang menerima perilaku tersebut menunduk malu, pipinya merah padam
ia berpamit untuk pergi mengantarkan makanan kepada tetangga lainnya
setelah memberikan makanan pada semua tetangganya, minho pulang masih dengan senyum manisnya, entahlah baginya pekerjaan itu sangat penting
saat ayahnya pergi keuangan kelarga minho sedikit tidak stabil, tidak ada lagi punggung keluarga dan ibunya lah satu-satunya harapan minho pada saat kecil, ibu minho hanya mengandalkan kemampuannya saja, yaitu menjahit
dan hasilnya ia gunakan untuk memenuhi kehidupan mereka berdua tidak banyak tapi cukup baginya dan minho
"bunda sudah selesai ku bagikan semua, senang mendapat semangat dari mereka" minho bercerita pada ibu
hidup sederhana dan bahagia sudah cukup membuat ibu dan minho bahagia tak perlu harta yang banyak, cukup kebersamaan semua akan menjadi sangat berwarna
hari ini tak begitu panjang, setelah makan malam minho pergi kekamarnya, masih dengan senyum lebar tentunya
salah satu impian minho adalah membantu ibunya, ia tidak ingin selalu menjadi beban baginya
sudah cukup, sekarang ibunya harus istirahat, belasan tahun ia menjadi tulang punggu keluarga
tak di sadari air mata minho mengalir membasahi pipi, entah bagaimana dirinya bila tidak ada seorang ibu di hidupnya
terimakasih tuhan, sudah memberiku ibu yang sangat menyayangiku.
*enjoyyy semua
7 Maret 22
KAMU SEDANG MEMBACA
1987 [banginho]
Romancesuatu insiden yang cukup menguras air mata pada 1987 this bxb banginho skip klo ga suka