hari ini minho sudah mulai bekerja, ia bangun pagi untuk bersiap, walaupun hanya bekerja di pabrik setidaknya ia harus rapi dan bersih
memandang diri sendiri di kaca, "tidak terlalu buruk, aku tampan juga kalau dilihat-lihat"
percaya diri itu baik bukan??
melihat ibu sedang menyiapkan sarapan minho pun mendatangi nya dan membantu
"sudah tak apa, duduklah aku akan mengambilkan makanan untuk putra ku" ibu sangat semangat hari ini
tak sadar putra kesayangannya sudah besar sekarang, dulu ia mungil sekali, sekarang tubuhnya sudah lebih besar darinya, sudah bisa bekerja sendiri
"bunda... tidak apa aku bisa mengambil nya sendiri, aku sudah besar bukan anak kecil lagi"
"tidak, bagi ku, kau itu masih kecil"
sedewasa apapun seorang anak, ia akan terlihat masih anak-anak di mata orang tuanya
minho tak ingin mbantah ibu, ia tersenyum dan mengiyakan semua yang di inginkannya, kalau ibu sudah begini, susah sekali untuk di bantah
makan pagi berlangsung dengan cepat, karena minho takut telat, ia harus berjalan dari rumah ke pabrik yang lumayan jauh jaraknya, ia tak punya kendaraan untuk dipakai, tapi tak apa hitung-hitung olahraga kata minho
/skip di tempat kerjaan
saat sampai ternyata belum banyak pekerja yang datang, hanya dirinya dan seorang lelaki yang mungkin seumuran dengannya, ia mengabaikan dan langsung menaruh tas yang di bawa tadi
ia bekerja di pabrik boneka kain, minho memulai pekerjaannya dengan menata barang-barang yang berserakan
saat sedang asik menata barang tiba-tiba lelaki tadi datang menghampiri minho
"kau anak baru?"tanya lelaki itu
minho mengangguk, mengiyakan pertanyaan nya
"lalu siapa nama mu? min.. min siapa aku lupa"
"minho, lee minho"
"nah iya benar, kenalin aku bang chan panggil saja chan" chan tersenyum mengulurkan tangannya
minho yang melihatnya langsung menyambut uluran tangan dari chan
"berapa umur mu?" tanya chan lagi
"19 tahun, dan kau?"
"ah benarkah? umurku 20 tahun, kau harus memanggil ku kak walu itu hanya selisih setahun" ucap bangchan pada minho
minho polos hanya mengangguk mengiyakan ucapan chan
"iya kak chan"
bangcahan terkejud dan langsung tertawa geli saat minho memanggil nya "kak chan" padahal dia hanya bergurau tentang itu, tapi kenapa dia mau? lucu
minho yang sadar di tertawakan mengerutkan keningnya bingung, apa ada yang lucu? rasanya dia diam saja
"apa? ada yang lucu?" tanya minho kebingungan
"tidak aku hanya gemas melihat tingkah mu, ahahaha sangat lucu" ucap chan mengacak-acak rambut minho
minho yang mendapat perilaku tersebut hanya menunduk malu, entah apa yang membuatnya malu, padahal biasa saja
tak lama pekerja lain mulai berdatangan chan pun meninggalkan minho untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertinggal
seperti chan, minho pun melanjutkan pekerjaannya tadi
hari sudah mulai sore menjelang petang, waktu bekerja minho sudah selesai ia membereskan barang-barangnya dan keluar dari pabrik
tanpa di sadari ternyata di luar hujan sangat deras
bagaimana bisa ia tidak sadar, padahal hujan sangat deras di luar, mungkin ia terlalu fokus pada pekerjaan nya
mau tidak mau minho harus menunggu hingga hujan reda, sembari menunggu hujan reda ia mengambil buku dan bolpoin yang selalu ia bawa di tas nya
mulai menggambar hujan di depannya, minho suka menggambar, walau gambarannya tidak bagus tetapi dengan menggambar lah ia bisa mengekspresikan dirinya
dulu ayahnyalah yang mengajari minho menggambar, entah mengapa ayahnya meninggalkan dirinya dengan ibunya berdua
"apa ia tidak menyayangi ku? apa aku nakal?" minho kecil selalu bertanya-tanya tentang itu, kadang ia iri dengan temannya yang memiliki ayah, bisa merasakan kasih sayang seorang ayah
"minho.." panggil seseorang di belakang minho
minho yang asik sedang menggambar terkejut dengan suara itu, karena ia pikir tinggal ia seorang saja yang tinggal di pabrik
"eh kak chan, kaget" ternyata bangchan, kenapa dia belum pulang?
"lagi ngapain?" chan bertanya dan ikut duduk di samping minho
"oh.. ga, ga ngapa-ngapain kok" minho menutup bukunya dan langsung menaruhnya di tas, sebenarnya tidak ada yang pernah melihat bukunya selain dirinya, karena selain gambar didalam nya ada sesuatu yang tidak ingin ia beritahu siapa-siapa, ibunya pun tak tahu
chan paham, itu privasinya ia pun tidak ingin memaksa minho memberi tahu
"kakak kenapa belum pulang?" tanya minho menatap chan dengan wajah bertanya-tanya.
"ah tadi aku ketiduran sebentar, setelah bangun ternyata hujan deras"
minho hanya ber "oh" saja dan memalingkan wajahnya menatap derasnya hujan
"dan kau? kenapa belum pulang?" tanya chan
"aku tidak ada kendaraan, jadi mau tidak mau harus menunggu hujan reda"
chan mengangguk mendengar penjelasan minho
selang beberapa menit hujan pun berhenti, chan pun berdiri dan menghadap minho yang masih duduk
"ayo aku antar kau pulang" ajak chan
minho sebenarnya mau saja menerima ajakan chan, tapi ia sungkan untuk menerima
seperti bisa membaca fikiran minho chan pun langsung menggandeng tangan minho sambil berkata
"sudah tidak usah sungkan, aku ikhlas kok membantu mu"
...
minho terdiam, bagaimana chan bisa tau isi hatinya??
tidak ada penolakan dari minho, dan mereka pun pulang bersama
hayyiee maaf telat, pas puasa otak jadi lelet huhu😭😭
6 mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
1987 [banginho]
Romancesuatu insiden yang cukup menguras air mata pada 1987 this bxb banginho skip klo ga suka