part 5

229 6 2
                                    

Casey's pov

"Dari mana saja kamu Casey?" Suara berat papa mengagetkanku.

"Eeeemmmm itu pah....anu....anu...." Aku tergagap menjawab pertanyaan papa. Tenggorokan ku terasa tercekat.

"Apa anu anu? Papa tanya darimana kamu Casey? Jam segini baru pulang? Sejak kapan kamu berani nongkrong nongkrong diluar selesai sekolah?" Papa bertanya bertubi tubi kepadaku. Aku ingin menjelaskan kepadanya apa yang sebenernya terjadi. Tetapi lidahku kelu saat melihat wajah papa yang dingin menyeramkan itu. Sungguh, kalo papa lagi marah. Tatapan matanya seperti menguliti mu. Tajam dan menusuk.

"Astagfirullah Casey.... Kamu baru pulang? Yaampun abang cariin kamu muter muter dari sekolah sampe ke rumah temen temen kamu. Kenapa abang telpon ga diangkat? Kenapa hp kamu itu? Percuma bawa hp kalo ga bisa dihubungi kaya gini" lahh ini lagi si abang. Duh tambah ribet lah kalo gini. Bakalan diceramhin abis abisan. Ish!! Ini semua gara gara cowo itu.

"Itu pah...bang....tadi Casey ini.... Kan tadi Casey mau ngeluarin mobil dari parkiran. Terus gasengaja nabrak mobil orang. Terus bodynya tuh penyok. Parah. Terus aku....ini...minta maap dan ganti body mobilnya yang pengok itu. Terus karna merasa bersalah aku nganterin dia pulang pah. Tapi katanya dia laper terus aku diajak makan pah sama dia. Yaudah deh aku sama dia makan dulu pah. Terus... Aku.... Ehhh lupa waktu....."

Aku langsung menundukkan kepalaku dalam dalam. Tidak berani menatap dua kaum adam di depanku. Yang siap menceramahi ku panjang lebar tak berhenti sampai kuping ku panas.

"Yaudah cepat mandi abis itu turun karna kamu harus les piano kan Cas?" Kata papa tiba tiba melembut.

Eh tumben.... Aku kira mereka akan menceramahi ku...

"Tapi Cas ini adalah terakhir kamu naik mobil. Besok dan seterusnya kamu diantar oleh abang dan di jemput sama mang ojo" kata papa datar. Aku tau papa masih marah. Hhaessshhhh dianterin lagi.... Huft

"Iya pah" aku mengangguk lesu. Ya baiklah.....

**********

"Ayo Cas.... Coba mainkan Lagu mozart yang kemarin kamu pelajari itu. Dan oh iya. Apa kamu sudah selesai mengaransemen lagu mu Cas. Ibu sudah tidak sabar mendengarnya" guru les ku berceloteh dengan semangat. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku lelah dan letih untuk meladeni omongannya.

"Belum bu. Masih dalam proses penyelesaian. Sebentar lagi" aku tersenyum kecut. Sebenernya aku baru bikin setengah. Bukan setengah masih seperempat. Mengaransemen lagu itu tidak lah mudah. Aku harus merobek jika nada yang kubuat tidak pas. Lalu kuulang lagi. Papah sering marah marah kepadaku karna aku membuang buang kertas. Menurutnya aku tidak menghargai alam yang sudah menyiapkan serat kayu dan juga tidak menghargai para pembuat kertas itu.

Yah mana aku tau. Aku kan juga membelinya. Jadi mungkin yang dirugikan disini adalah alam. Tapi sudahlah aku tidak perduli.

"Ayo Cas.... Mainkan aku sebuah lagu yang kau suka"

"Tapi bu. Bukannya tadi aku harus memainkan lagu Mozart?"

"Tidak lupakan yang itu. Aku bosan harus mendengar lagu lagu klasik. Ayo cepat mainkan"

Aku mulai memencet tuts piano. Mulai memainkan lagu. Aku memainkannya penuh dengan perasaan. Sampai lagu itu habis

"Permainan mu bagus sekali Cas.... Lagu apa itu?"

"Itu lagu pop Bu. Lagu Taylor Swift - this love"

"Ooooh.... Apa kau mengaransemen sendiri?"

"Ya" aku tersenyum kecil kepadanya. Sejak pertama kali aku mendengar lagu itu aku langsung suka. Artinya.... Aku langsung tersentuh....

THIS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang