part 9

121 3 2
                                    

Author's POV

Dave terlihat sangat sibuk. Sial udah jam 19:25!. Kalo aja dia gak ketiduran abis sholat maghrib dia gakbakal telat jemput Casey.

Daffa yang melihat kakaknya sibukpun terlihat bingung.

"Mau kemana lo bang?"

"Ngedate sama Casey" dia sengaja menekankan nama Casey, sengaja mau pamer.

"Oh" Daffa hanya membalas datar. Dia sungguh kesal jika mengingat itu lagi. Menyebalkan.
Dia berjalan terburu-buru sampai hampir kepeleset. "Sialan pake kepeleset" ringisnya. Ia menuju mobilnya lalu mengendarainya dengan kecepatan ngebut.

Hingga lima belas menit ia baru sampai di rumah Casey. 19:40! Sial!. Ia mengetuk rumah Casey,tak lama kemudian Casey keluar dengan muka cemberut level dewa. Jutek sekali.

"Lama banget sih!!! Kan janjinya jam 7. Liat nih aku jadi keringetan lagi kan. Nyebelin banget si!! Udah ga ada kabar!! Kalo ga jadi tuh bilang!!!" Rasa kesalnya Casey sudah memuncak hingga ia meluapkan kekesalannya tanpa tunggu waktu lama.

Dave yang merasa bersalah teetunduk. "Maaf Cas gue ketiduran tadi. Abis sholat maghrib gue ketiduran. I'm so sorry. Would you forgive me?" Ia berkata dengan tampang muka memelas.

Jangan kasih muka melas kaya gitu si! Rutuk Casey dalam hati.

Akhirnya Casey mengangguk. Dave menarik tangan Casey dan membukakan pintu untuk Casey.

***

Di lain waktu Daffa terlihat kesal karna mendengar penuturan kakaknya yang tadi.

"Ngedate sama Casey"

Fuck it!!

Rasanya kesal, marah, kecewa, cemburu. Campur aduk. Merasa kalah selangkah dengan kakaknya. Ia menyukai Casey. Sangat.

Dan itu sangat menyakitkan.

***

Casey's POV

Dave membawaku ke Caffe di daerah Jakarta Selatan. Aku cukup terkesan dengan dekorasi caffe tersebut. Letaknya ada di lantai atas bangunan dan menghadap ke arah pemandangan sibuknya jalan di Jakarta.

Dave manarik kursi untukku dan untuknya. Lalu pelayan memghampiri meja kami dan memberikan buku memu. "Selamat datang. Kami punya menu baru yaitu Chocolate Banana Pudding Late

Aku memerhatikan si pelayan itu yang hanya memerhatikan Dave dan tidak menoleh sedikitpun kearahku. Dan Dave hanya sibuk dengan buku menu tanpa memerhatikan si pelayan. Haha! Emang enak dikacangin!. Ia menutup buku menu lalu bertanya padaku

"Kamu mau makan apa, Sayang?" Aku yang kaget dipanggil begitu terkejut menatap Dave. Lalu aku tersadar dari keterkejuta ku saat Dave sengaja menyenggol kaki ku di bawah meja.

"Ehm aku mau pesen yang menu baru tadi aja" Dave mengangguk

"Saya pesen sama kaya dia"

Sang pelayan pun pergi dengan muka memerah. Yaiyalah nampang banget lagian.

"Ehm Dave kamu kalo mesen makanan sendiri digituin ya?" Dave menautkan alisnya.

"Itu loh pelayan suka ngeliatin kamu kalo kamu mau mesen"

Dave tersenyum malu. "Hehe gak juga. Tapi gak pernah gue ladenin kalo ada yang kaya gitu". Sebenarnya aku tidak mau tau bagaimana Dave jika pelayan suka nampang. Tapi karna Dave menjelaskannya membuatku merasa bahwa Dave tidak ingin aku berpikir jika dirinya adalah cowo yang suka sok asik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THIS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang