Taehyung gugup setengah mati. Telapak tangannya sudah dapat dipastikan basah di dalam sarung tangannya. Perutnya serasa diaduk karena rasa gugup yang tak karuan. Usianya yang kini menginjak 19 tahun mengharuskannya untuk melakukan tradisi keluarga kerajaan, Artansel. Sebagai seorang Omega yang memiliki rasio paling kecil dalam tatanan masyarakat, Taehyung tahu dirinya sudah mendapatkan doktrin bahwa ia adalah individu yang spesial.
Di dunia ini manusia dibagi menjadi lima klasifikasi. Alpha, beta, delta, gamma, dan Omega . Beberapa Alpha memiliki kelebihan dibandingkan beta, delta, dan gamma. Salah satunya adalah kekuatan sihir yang mereka miliki. Hal tersebut tak menutup kemungkinan bagi beberapa beta, delta, dan gamma untuk memiliki kekuatan sihir. Selebihnya mereka berwujud layaknya manusia biasa.
Omega adalah kasus lain. Seluruh Omega adalah pengguna sihir. Namun karena tingkat presentasenya yang sangat rendah, Omega sangat dijaga dalam peradaban.
Alpha mungkin saja memiliki kekuatan sihir paling kuat dibandingkan dengan beta, delta, dan gamma namun kekuatan sihir Omega adalah suatu kasus yang jauh berbeda. Seluruh golongan dan tanpa pengecualian akan tunduk jika sudah berhadapan dengan Omega yang sesungguhnya. Dengan kekuatannya, Omega dipercaya selalu memberikan perlindungan bagi tanah yang dipijaknya.
Taehyung, seorang Omega berusia sembilan belas tahun. Ia kini terduduk menunggu namanya dipanggil oleh ayahnya; Sang Raja. Artansel merupakan sebuah tradisi turun temurun dimana Omega milik kerajaan akan melakukan serangkaian upacara untuk membangkitkan kekuatan sihir maha dahsyat yang hanya dimiliki oleh Omega . Diibaratkan sebagai sebuah ritual untuk mematangkan kemampuan sihir milik Omega .
Taehyung pikir Artansel akan menjadi momen terpenting dalam hidupnya mengingat dirinya akan bertambah kuat sekaligus sebagai ajang pembuktian bahwa dirinya layak untuk menduduki posisi penting di kerajaan.
"Tuan muda, Sang Raja telah mengharapkan kehadiran anda." Ujar seorang prajurit yang datang menghampirinya. Sang prajurit berjalan tiga langkah mendahului Taehyung.
Keduanya telah sampai di hadapan sebuah pintu raksasa dengan ukiran dan aksen emas yang menawan. Di balik pintu tersebut, masa depan Taehyung akan diuji. Selama perjalanan, rasa gugup Taehyung sempat hilang karena terkecoh dengan lingkungan istana yang jarang ia kunjungi. Maklum saja, selama kurang lebih sepuluh tahun ia telah dikurung dalam kamar yang menyerupai penjara itu.
Rasa gugupnya datang kembali saat melihat pintu yang begitu besar. Nyalinya yang sudah ia persiapkan sejak semalam hilang seketika. Di balik pintu tersebut, hidup Taehyung dapat berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Rasanya ia ingin kembali menemui Ren untuk mengganti sarung tangannya yang sudah lembab karena telapak tangannya memproduksi keringat dua kali dari biasanya.
"Krieeet,"
Pintu besar itu terbuka menampilkan ruangan yang sangat luas dengan langit-langit yang begitu tinggi. Taehyung merasa sangat "mini" berada di dalam ruangan tersebut. Sebuah altar berada di tengah tempat dirinya berdiri dan Sang Raja. Ia melihat Sang Raja, Kim Namjoon, duduk manis di atas singgasana megahnya di ujung ruangan. Prajurit yang mengantarnya tadi mempersilahkan Taehyung untuk menghadap kepada Sang Raja. Maka Taehyung melakukannya.
Berada dalam jarak satu setengah meter, Taehyung mulai menurunkan salah satu lututnya untuk bertumpu diikuti dengan telapak tangan kanannya berada pada dada sebelah kirinya. Kepalanya menunduk penuh rasa hormat.
"Kulihat kau tumbuh dengan baik." Sang Raja bersuara. Suaranya berat dan penuh wibawa selayaknya titel yang dimilikinya. Ini pertama kalinya sejak sepuluh tahun Taehyung mendengar suara ayahnya kembali.
"Tentu, Yang Mulia. Saya tumbuh dengan baik di bawah naungan anda." Jawab Taehyung.
Tidak. Taehyung tidak membenci ayahnya. Walaupun selama ini perlakuan yang ia dapatkan lebih cocok disandingkan dengan hewan peliharaan. Rantai yang menjerat kakinya, jeruji dengan lapisan sihir kuat, makanan dingin. Semuanya. Ia tak keberatan dengan itu semua. Taehyung masih bersyukur bahwa ayahnya masih ingat dengan anaknya.
"Apa kau dapat memberikan yang terbaik untuk Artansel tahun ini?" Bukan berupa sebuah pertanyaan dan lebih seperti tantangan, Taehyung tak mungkin berkata tidak. Ia adalah Omega , golongan yang sudah sepatutnya menduduki puncak kepemimpinan. Taehyung harus menunjukkan kepantasan dirinya.
"Saya berniat untuk melampaui ekspektasi anda, Yang Mulia." Taehyung tidak membual tentang niatannya tersebut, ia bertekad untuk benar-benar melakukan Artansel terbaik sepanjang sejarah.
Untuk mewujudkannya,Taehyung akan mulai dengan meditasi selama dua hari. Ketika meditasinya berhasil, ia akan menuju ruangan khusus dimana Artansel akan dilakukan. Taehyung akan melakukan serangkaian "Spells chanting" sesuai insting Omega nya lalu ia akan masuk dalam fase tidur dalam beberapa hari. Di fase tidur ini, sihir terkuat dipercaya akan menguar dan menjangkau seluruh penjuru negeri. Sihir akan memberikan kehidupan baru bagi seluruh rakyat Vaerin.
Tanah yang tadinya kering kerontang akan berubah menjadi lahan yang sangat subur dan bahkan sebuah pohon besar akan muncul dengan hanya menancapkan sebuah kayu pada tanahnya. Seluruh rakyat Vaerin akan mendapatkan kekuatan tambahan layaknya memperbaharui jiwa dan sihir mereka seperti baru.
"Walaupun kau belum pernah Heat?"
Taehyung tertegun. Benar. Selama sembilan belas tahun hidupnya ia belum pernah mengalami heat. Sebagai seorang yang memiliki pengetahuan yang cukup tinggi, Taehyung paham pentingnya heat dalam keberhasilan Artansel.
"Saya rasa itu bukanlah suatu masalah, Yang Mulia." Jawab Taehyung mantap. Tak ada keraguan di setiap kata-kata yang terucap dari mulutnya. Ia yakin dirinya dapat mencetak sejarah baru dalam kehidupannya. Ia tak sabar membayangkan setiap buku di masa depan akan memiliki dirinya sebagai suatu topik bahasan.
Lalu mengenai heat. Taehyung yakin heatnya akan menyusul setelah Artansel terhebat sepanjang sejarah miliknya selesai. Ia pernah membaca dan menemukan suatu kasus mengenai keterlambatan waktu heat bagi Omega . Namun, sekali lagi karena Omega adalah golongan dengan presentase paling rendah studi tersebut tak sepenuhnya mendapat jawaban yang relevan.
Sang Raja tersenyum miring mendengarnya, "Baiklah, mari buktikan seluruh perkataanmu setelah ini."
Selepas pertemuan singkat dengan Kim Namjoon, Taehyung dibawa oleh prajurit yang sama ke ruangan khusus. Ukurannya lebih kecil dan lebih gelap dibanding kamarnya di sisi lain dari istana. Di dalam ruangan terdapat kasur, sebuah kotak, dan jendela yang kurang lebih sama dengan kamar miliknya dulu. Tak ada buku di dalam kamar.
"Entahlah, ini seperti penjara." Pikirnya.
Sang prajurit telah lama pergi sebelum Taehyung menyadarinya. Jika dipikir-pikir Omega adalah ras yang paling tinggi, lalu kenapa ia selalu mendapatkan perlakuan yang begitu tak layak? Taehyung sadar ia masih belum berada di posisi yang tepat untuk mendapatkan perlakuan yang ia inginkan.
Untuk saat ini ia akan fokus untuk membangkitkan kekuatan sihir maha dahsyat miliknya, lalu ia akan dengan lantang menuntut segala hak yang selama ini absen dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSINTHE [KookV]
Fanfiction"K-keuh!" Taehyung terbatuk cukup keras, salivanya berlomba-lomba meloloskan diri lewat sudut bibirnya yang terbuka. Tanpa menunggu Taehyung mengumpulkan energinya, sosok tersebut menarik lengan Taehyung dengan kasar. Satu pukulan mendarat tepat di...