Taehyung terbangun dengan suara berdenging di telinganya. Kepalanya terasa sakit sekali seperti telah dihantam oleh sihir tanah milik Ren. Taehyung menyadari dirinya terbangun pada sebuah meja besi di dalam ruangan yang terasa sangat asing baginya. Kedua tangan dan tungkainya terfiksasi pada meja dengan sebuah tali.
Padangannya masih kabur namun ia merasakan perih di pergelangan tangannya dan menarik kesimpulan bahwa gesekan dari tali menyakiti dirinya. Taehyung bersikap terlalu tenang untuk orang yang baru saja dibuat pingsan. Sifatnya yang kelewat rasional patut diacungi jempol dalam situasi seperti itu.
Tali yang melilit kedua pergelangan tangan dan kakinya tiba-tiba terbakar setelah sempat mengeluarkan percikan api. Taehyung yang membuatnya terbakar. Beruntung saja tak ada lapisan sihir pada talinya sehingga ia dapat dengan mudah membakarnya dengan sihir api miliknya.
Setelah berhasil melepaskan dirinya dari jeratan tali, Taehyung mendudukkan dirinya di atas meja. Ia memandang dan mengamati ruangan yang menyekapnya sekarang. Ia tak pernah tau ada ruangan seperti ini di istana. Ruangannya memiliki barang-barang yang jauh berbeda daripada barang-barang yang sering ia jumpai di istana. Tak ada relief-relief maupun ukiran beraksen emas seperti ciri khas kerajaan.
Ia menyadari dalam ruangan tersebut ada banyak sekali benda-benda berbagai bentuk. Sebuah lemari besi dan rak penuh dengan ramuan menempati sudut ruangan. Dan lagi-lagi Taehyung berada di dalam ruangan tanpa cahaya matahari yang menjadi alasan terkuat penyebab tubuhnya yang sedikit lebih ringkih dari kebanyakan orang.
Sebuah pintu yang tanpa Taehyung sadari keberadaannya tiba-tiba terbuka menampakkan sesosok besar dengan aura yang mengintimidasi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya tertutup pakaian dengan nuansa hitam menambah kesan negatif pada pandangan pertama.
"Siapa?" Taehyung enggan bertanya baik-baik dan memilih mengambil posisi kuda-kuda jikalau sosok dihadapannya menyerang.
Benar saja. Sosok tersebut yang semula berada kurang lebih tujuh meter jauhnya kini sudah ada di hadapan Taehyung dalam sekejap. Taehyung yang tak dapat memprediksi gerakannya harus menerima sebuah bogeman mantap tepat di ulu hatinya. Ia jatuh tersungkur sambil memegangi perutnya.
"K-keuh!" Taehyung terbatuk cukup keras, salivanya berlomba-lomba meloloskan diri lewat sudut bibirnya yang terbuka. Tanpa menunggu Taehyung mengumpulkan energinya, sosok tersebut menarik lengan Taehyung dengan kasar. Satu pukulan mendarat tepat di perut Taehyung. Lagi.
Rasanya Taehyung ingin sekali mengeluarkan isi perutnya sekarang. Pukulannya terasa seperti panas yang menjalar hingga ke ujung jarinya. Dua pukulan tadi sudah dapat melemaskan seorang Kim Taehyung Sang Omega kerajaan yang diklaim memiliki tingkat sihir paling kuat.
Kemudian Taehyung diangkat layaknya sebuah karung gandum yang biasanya datang setiap hari senin di dapur Tuan Binski. Melalui otot-otot deltoid yang dapat Taehyung rasakan dari balik kain hitam yang sosok itu kenakan, Taehyung dapat memastikan bahwa yang sedang berhadapan dengannya adalah seorang pria.
"K-kaargh- h-henti..kan!" Suara milik Taehyung hampir saja tak dapat keluar. Pria tersebut membanting tubuh Taehyung ke atas meja dengan cukup keras. Tangannya yang besar dengan sigap menahan leher Taehyung. Sementara Taehyung? Ia sudah cukup lemas dengan seluruh hantaman yang telah singgah di tubuhnya tadi. Ia dapat pastikan seluruh tubuhnya memiliki lebam yang jumlahnya lebih dari lima.
Pria itu tak banyak bicara. Bahkan suara nafasnya hampir tak terdengar walaupun kain yang membebat hidung dan mulutnya menghalangi keluar masuknya oksigen selama ia melakukan pergerakkan agresifnya.
Saat hendak memasangkan tali pada pergelangan tangan Taehyung, Omega satu-satunya di ruangan tersebut menendang pria tersebut cukup kuat kemudian dengan sihir api miliknya, Taehyung lontarkan beberapa bola api tepat di wajah sang pria. "Uhuk!" Darah merah segar ikut menampakkan diri melalui batuk. Sepertinya penggunaan mana yang berlebihan membuat luka pada organ dalam Taehyung memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSINTHE [KookV]
Fanfiction"K-keuh!" Taehyung terbatuk cukup keras, salivanya berlomba-lomba meloloskan diri lewat sudut bibirnya yang terbuka. Tanpa menunggu Taehyung mengumpulkan energinya, sosok tersebut menarik lengan Taehyung dengan kasar. Satu pukulan mendarat tepat di...