4

171 24 0
                                    


"Seminggu yang lalu aku mendapatkan surat dari penjaga perbatasan laut Velia di pulau Arsha. Surat itu dikirimkan melalui salah satu anak buah Carlos, tangan kanannya sendiri. Namanya aku lupa siapa, tapi dia bilang surat itu berisi sesuatu yang mungkin akan bisa mengubah sejarah antara Velia dengan para corsair di masa depan. Tugasmu sekarang adalah untuk mengetahui apa yang diinginkan para bajak laut itu, dan juga tenangkan kedua belah pihak yang berseteru. Intuisiku berkata, ini akan jadi hal yang menarik ketika kita bisa menahan diri."

"Baik, Yang Mulia." Jungkook menjawab dalam ketegasan. Wajahnya masih menunduk sementara salah satu kakinya berlutut di hadapan Yang Mulia Raja. "Ada lagi yang kau inginkan dari saya?" tanya Jungkook yang masih mempertahankan posisinya.

"Ada lagi," kata Yang Mulia Raja dengan nada bicaranya yang sedikit nyeleneh. Tapi sebelum itu, Yang Mulia Raja menitah dua ajudannya untuk segera keluar dai ruangan. "Berjagalah di luar. Aku butuh obrolan khusus dengan bocah ini," kata Yang Mulia Raja yang mendapatkan anggukan hormat dan pamit sopan dari ajudan-ajudannya.

Hening seketika setelah pintu

"Segera berikan aku cucu untuk penerus keluarga ini."

Sudut alis Jungkook berkedut mendengarnya. Ingin sekali ia menimpali namun sungguh dirinya akan dicap sebagai anak yang tidak tahu diri. Pasalnya memang di usianya sekarang, seharusnya Jungkook sudah menemukan pasangannya, menemukan mate-nya, Omeganya. Seharusnya Jungkook sudah berkawin, dan memiliki keturunan. Bahkan Namjoon sudah memiliki anak lucu-lucu kembar tiga. Dari berenam, hanya dirinya lah yang masih sendiri. Entahlah, Jungkook sedang tidak ingin membahas hal ini, sungguh memuakkan dan buat kupingnya gatal. Tapi kenapa malah diungkit lagi, apalagi ini ayahnya sendiri yang melakukannya.

"Sungguh mohon ampun, Yang Mulia. Saya masih belum menemukan sosok yang tepat untuk jadi pasangan saya sehidup semati."

Lantas Yang Mulia Raja tertawa keras, terbahak-bahak begitu puas. "Hahaha!" Tawanya membahana, sampai ajudan yang berdiri di samping kanan kirinya saling melirik kebingungan.

Jungkook hampir saja marah, namun mati-matian ia tahan emosinya agar tidak menyerang yang di depannya sekarang.

"Oh, Jungkook putraku!" Katanya dengan suara riang, lebih ramah, dan lebih bersahabat. "Ayahmu ini sudah mengatakan berkali-kali padamu, kau bisa pilih siapapun wanita atau pria Omega yang ada di istana ini! Sudah ku siapkan banyak budak untuk kau kawini. Sudah banyak pula Omega cantik yang berdada besar, pinggang ramping dan pinggul lebar—mereka dijamin kemurniannya, mereka subur, dan siap untuk kau buahi."

Jujur, mendengarnya, entah mengapa Jungkook merasa jijik sekali.

"Angkat wajahmu, putraku."

Jungkook mengangkat wajahnya, lalu berdiri dengan sikap sempurna. Memperhatikan wajah ayahnya yang sudah tua, walau begitu tanpa beliau Velia akan goyah diterjang serangan-serangan tak terduga. "Baik, Yang Mulia."

"Lihat itu. Kau tampan. Gagah. Sehat. Siapa yang tidak mau denganmu? Putra mahkota Raja, Tuan Muda yang dihormati. Kau tampan dan cerdas. Tangguh dan kuat. Aku memujimu sebagaimana putraku, dan aku memujimu juga karena kau memanglah seperti itu. sudah saatnya kau mencari pasangan hidupmu, Jungkook. Usiamu sudah tiga puluh lima tahun. Kau sudah terlampau cukup usia untuk memiliki keluarga. Sudah matang untuk belajar menggantikanku menjadi Raja nanti. Permintaanku hanya satu."

Jungkook diam memperhatikan senyum ayahnya yang terlihat begitu lelah. Pria itu sudah tua, Jungkook menyadari itu. Sudah saatnya sang ayah pensiun dan menikmati masa tuanya dengan tenang, tapi Jungkook masih belum bisa mengabulkan permintaan ayahnya itu sekarang.

CAMOUFLAGE [KookV] PDF ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang