Section One

554 51 3
                                    


Setiap kali mimpi buruk melanda, mengaburkan napas dan membuatnya berpikir untuk mati sekali lagi; saat itu juga Taehyung memilih berlari lurus ke garis hutan. Tangisan mengambil waktu, pasang surut bersama kedamaian yang pecah belah. Matahari masih jauh bersembunyi dengan sinar terpejam, seperti hanya ia yang terbangun di tengah malam ini dan menggigil sendirian.

Terpuruk. Dengan kilas balik ingatan tentang orang-orang terkasihnya direnggut oleh dendam, samudera berdarah, kemudian dia tersisa di dalam dimensi gelap. Bersama luka yang membunuhnya sepanjang waktu.

Namun ini telah menjadi malam yang berbeda begitu sebuah perasaan asing merasuk ke ruang udara di sekelilingnya. Kehadiran makhluk yang bukan merupakan predator hutan biasa, bukan pula manusia.

Dedaunan pinus yang gugur, menumpuk tepat di bawah pijakan tanpa alas kaki. Dalam gelap, matanya dengan gesit menangkap merah. Cukup untuk melahirkan sekepul rasa waspada di dadanya. Ia putuskan mengambil jarak yang lebih dekat. Satu belati perak yang selalu terselip di sela sabuk pinggang telah tergenggam erat di sebelah tangan. Instingnya tidak menerima penolakan untuk membunuh. Namun saat yang Taehyung dapati adalah satu serigala sedang terbaring di dalam rangka akar pinus, lengannya jatuh terkulai ke masing-masing sisi tubuh.

Seharusnya saat ini belatinya telah menikam tubuh berbulu itu tanpa ampun. Ditancapkan ke tiap lapis daging dan kulitnya, hingga darah akan memancar dan menodai akar pohon, lalu esok menjadi esok. Dia akan berjalan pulang setelah membunuh makhluk yang persis terlahir seperti dirinya hanya dengan gradasi bulu yang berbeda, Lycan yang tidak pernah memiliki tempat di muka bumi.

Seharusnya.

Namun Taehyung tidak menemukan lebih banyak gelombang kemarahan untuk mengisi penuh bekas luka yang tertoreh. Sebanyak apapun dia ingin, sebanyak itu pula hati kecilnya menolak. Awalnya seperti dorongan kecil, beralih mekar, dan dia hanya tertunduk dengan dengusan-dengusan keras yang tersisa dari gelegak amarah. Pertanyaan yang berasal dari bintang-bintang bisu di atas kepalanya terdengar mengejek; jika kau membunuhnya, bukankah kau hanya akan menjadi sama seperti mereka yang telah menginjak-injak jasad membusuk kedua orang tuamu?


***

CEDRUS [KookV] PDF ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang