Section Five

215 27 10
                                    


Jungkook dan janjinya yang terdengar bodoh, pada akhirnya tetap mengisi hari-hari Taehyung hingga dua minggu lamanya. Alpha itu melakukan apapun yang Taehyung lakukan; mengekori seenaknya dan bahkan mengambil alih kegiatannya juga. Dia mengerjakannya dengan segudang tanya dan senyuman lebar, tidak bosan-bosan membayangi langkah Taehyung.

Para Alpha yang tempo hari membuat perkara kecil di rumahnya pernah kembali, benar-benar mengambil seluruh yang mereka miliki di dalam peti. Sempat pula menanyakan di mana Jungkook berada karena berniat menghajar laki-laki itu dengan lebih banyak orang. Beruntung, Jungkook sedang berburu sendirian jauh ke hutan, mendukung kebohongan yang ia katakan; tidak ada lagi yang tinggal di rumah itu selain dirinya dan ibu.

Hanya saja, Jungkook kerap kali memberi kejutan tertentu yang dapat mengurangi umur Taehyung beberapa tahun kedepan.

"Yang benar saja? Bagaimana jika seseorang melihatmu?" Pelototan dan bentakan Taehyung nyatanya tidak cukup mumpuni untuk membuat Jungkook jera. Alpha itu, kali ini dalam wujud serigala berbulu keabuan, masuk ke pekarangan rumah dengan menyeret tubuh kijang di antara taring-taringnya. Dia keluar dengan hanya mengatakan akan berburu, tidak mencapai sore hari dan kembali dalam keadaan seperti ini yang, Taehyung ingat, telah terjadi untuk ketiga kali.

Sebelum ia dapat menarik dua telinga berbulu serigala itu untuk meluapkan kekesalan, ibu datang dan menghentikannya dengan gelak tawa. "Biarkan dia beristirahat, Taehyung. Hasil berburunya masih lebih baik dari yang dapat kau lakukan."

"Jangan membelanya," keluh Taehyung, pada akhirnya membiarkan Jungkook melenggang dengan ekor yang dikibaskan sombong. Jika bukan karena ibunya, dia mungkin telah menenggelamkan Alpha itu di sungai karena melulu berbuat sesuka hati.

Harapan bahwa di hari esok Jungkook akan sedikit mengerti dan memperbaiki sikap tidak pernah terwujud, sebab dia kembali menimbulkan kesulitan yang lain.

"Tidak. Aku akan pergi sendiri," tolak Taehyung mentah saat melihat Jungkook membawa potongan kayu bakar yang diikat dan ditumpuk rapi ke atas gendongan punggung. Dia berencana pergi ke pasar desa seperti biasa untuk menjual kayu-kayu itu dan kembali sebelum matahari meninggi.

"Keras kepala." Jungkook berdecak kecil. Tetap melangkah tanpa mengindahkan tatapan kesal Taehyung. Lantas berteriak kepada ibu Taehyung yang sedang disibukkan oleh tanaman tomat. "Bibi, Taehyung melarangku lagi!"

Bagus. Sekarang dia menggunakan ibunya sebagai senjata.

"Akan lebih baik untuk membawanya bersamamu,Taehyung." Ibu tersenyum dari kejauhan, tahu jika Taehyung akan tetap menuruti ucapannya.

Menimbang waktu yang akan terbuang banyak, Taehyung mendengus dan membiarkan Jungkook mengiringi langkahnya. Dia merasakan bahwa kaki pria itu masih dapat bergerak lebih cepat sekalipun sedang memikul banyak kayu. Peluhnya turun dari kening, melewati sepanjang pelipis dan menggantung singkat di dagu. Jatuh menetes bebas setiap kali dia bergerak dan berbicara tentang banyak hal.

"Lycan hanya akan benar-benar mati jika tulang punggungnya dipatahkan di dalam wujud serigala. Kau pernah mendengar itu?" Jungkook bertanya, membuyarkan lamunan yang menghinggapi Taehyung. Bicara tentang seberapa cerewet Jungkook, laki-laki itu akan terlalu banyak membahas apapun tentang Lycan ketika mereka sedang berdua seperti ini. Sedikit banyak cukup membantu, sebab Taehyung telah hidup lebih lama bersama ibu manusianya, dibanding dengan masa kecil bersama kawanan Lycan yang bahkan tidak ia ingat dengan jelas—selain dari tragedi besar yang membuatnya berakhir menjadi sebatang kara.

Barangkali itu penyebab utama mengapa ia tidak lagi bisa merubah wujud menjadi serigala atau mencium feromon. Trauma hebat sekaligus terbiasa hidup seperti manusia biasa.

Jungkook melanjutkan. "Awal mula perseteruan antara manusia dan Lycan adalah cinta." Raut bersemangat dari wajah lelaki itu sekonyong-konyong memudar.

"Lycan Omega dan manusia Alpha yang jatuh cinta, hidup bersama, bahkan memiliki anak di antara mereka. Kawanan Lycan menaruh dendam karena Omega itu melupakan asal usulnya demi cinta yang asing. Mereka menyerang tempat di mana kerabat dari Alpha itu bermukim, tidak menyisakan apapun selain genangan darah dan dendam yang mengakar. Maka pria itu membalasnya dengan penderitaan yang sama buruk. Cinta yang mereka tanam tidak lagi berarti apapun, ketika dia membawa sepenggal kepala dari serigala pemimpin kawanan yang," Jungkook menjeda singkat, "tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dari Omega itu sendiri. Sebagian besar cerita mengatakan bahwa mereka berpisah dan kembali pada kaumnya masing-masing."

Taehyung tanpa sadar meneguk getir yang menyumbat tenggorokan. "Bagaimana dengan anak mereka?"

"Anak yang terlahir dari manusia dan Lycan tidak memiliki wujud serigala, mereka hanya akan hidup seperti manusia biasa." Jungkook terdiam sejenak, mengingat sesuatu yang membawa gelap ke dalam raut wajahnya. "Ada satu tanda kebiruan di salah satu punggung tangan mereka."

"Jadi anak di dalam cerita itu berhasil bertahan hidup? Kau pernah melihat yang seperti itu?" Taehyung bertanya penasaran. Hidup sebagai keturunan dari dua makhluk berbeda sudah tentu bukan hal yang mudah. Perasaan takut akan membayangi sepanjang waktu, memilih bersembunyi di tempat yang jauh karena Lycan atau manusia tidak akan menerima kehadiran mereka. Dan kurang lebih, Taehyung mengerti bagaimana rasanya.

Jungkook tidak segera menjawab soalan itu. Melemparkan pandangan ke atas, berkedip oleh cahaya yang menelusup ke antara celah pohon-pohon tinggi. "Entahlah."



***

CEDRUS [KookV] PDF ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang