1.

471 52 5
                                    

"APA!!? Dikeluarin lagi dari sekolah?!"

"Apa tidak bisa ditoleransi lagi pak? Anak saya sudah 7 kali pindah sekolah"

"Mohon maaf bapak dan ibu. Tapi yang Mahen lakukan sudah sangat keterlaluan, dia membuat temannya terluka parah sampai mendapat 20 jahitan dikepala"

Mahendra, si tersangka yang telah dikeluarkan dari sekolah total untuk yang ke 8 kalinya cuma duduk santai disofa ruang kepala sekolah dengan wajah babak belurnya, samasekali gak menunjukkan raut penyesalan sedikitpun.

Sehari gak bikin masalah rasanya Mahen bisa sakit pinggang. Makanya kerjaannya ribut mulu

Disaat kedua orang tuanya pusing tujuh keliling memikirkan nasib anak lelakinya yang luar biasa tidak punya adab itu, si anak malah berlaku seolah tidak punya dosa.

"Kalau begitu kami permisi pak" pamit mama Mahen menahan malu.

Lantas Mama dan papanya bangkit dari hadapan meja kepala sekolah, kedua orang tua itu keluar beriringan seraya menarik tangan Mahen untuk ikut keluar.

Selama berjalan meninggalkan ruang kepala sekolah, semua mata siswa dan siswi tertuju pada Mahen, sementara Mahen balas menatap mereka satu persatu dengan sorot mata tajamnya, membuat para siswa dan siswi yang semula menatap Mahen segera mengalihkan pandangan mereka karena merasa terintimidasi oleh tatapan maut cowok itu.

Mereka senang karena si biang onar akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

"Kamu ini bener-bener ya!! Mau sekolah dimana lagi kamu habis ini, hah?!" Omel mamanya seraya menjewer telinga Mahen saat berjalan melewati lorong sekolah untuk menuju parkiran.

"Ampun maaa, sakittt!" Ringisnya.

Sementara si papa yang jalan dibelakang cuma geleng-geleng kepala, harus kemana lagi dia mindahin anaknya sekolah habis ini?

"Kamu mending gak usah sekolah! Papa capek mindahin kamu sekolah terus!"

Begitu mereka sampai dimobil, Mahen yang duduk dibelakang langsung manyun. Sedangkan mama dan papanya yang duduk dibangku depan sibuk mijit pelipis sambil menghela nafas berkali-kali.

"Harus dengan cara apalagi si papa tegasin kamu hah? Kenapa si kamu selalu jadi biang onar?!" Marah papanya tanpa menatap Mahen.

"Yaelah, aku gak bakal mukul kalo dia gak duluan kali pa" balas Mahen gak mau kalah. Tapi apa yang dia katakan memang benar, Mahen memang doyan berkelahi, tapi dia gak pernah mancing perkelahian duluan.

Selalu lawannya yang mulai duluan, tapi giliran Mahen yang menang malah kesannya Mahen yang jahat. Padahal mah gak begitu kenyataannya.

"Ya tapi berantemnya gak tiap hari juga Mahen. Mau jadi apa kamu? Jagoan? Pahlawan super? Power rangers? Ultramen? Godzilla?" saut mamanya sengit.

"Godzilla bukan pahlawan ma"

Wanita itu makin geregetan, selalu aja bisa ngelawan itu anak.

"Sekarang kita pulang, karena Meggie hari ini landing. Dia bakal pindah sekolah disini mulai lusa" kata papanya, pria itu segera melajukan mobilnya keluar dari sekolah Mahen. Maksudnya mantan sekolah Mahen.

Mereka tidak sabar untuk pulang karena telah menyiapkan acara sambutan kecil-kecilan untuk Meggie, putri bungsu kesayangan yang tengah dalam perjalanan pulang.

Meggie, adik Mahen. Yang sempat ikut akselerasi kelas waktu SMP, jadi sekarang seangkatan dengan kakaknya. Selama beberapa tahun anak itu memilih sekolah di Canada, tapi hari ini ia kembali, memilih bersekolah ditanah kelahirannya agar lebih dekat dengan keluarga, meskipun pilihannya jatuh pada sekolah yang mengharuskan tinggal di asrama.

Pretty Boy || Mark X TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang