persaingan selir

8 0 0
                                    

SANG ADI LAKSA

Chapter 3.

Dyah Ratih menghadapi beberapa selir yang mungkin butuh penyesuaian. Dalam acara wuku wage beberapa kerabat istana sibuk. Dyah Ratih memiliki perlakuan beda  dari pangeran Wirapati jelas karena wanita baru dalam hidupnya tp tdk sedikitpun pangeran menyentuh Dyah Ratih sampai waktu yg ditentukan.

Beberapa pemangku memandang Dyah Ratih dengan tanda tanya siapa dari mana. Kerabat kerajaan yang paling mencolok memandang adalah bibi dari pangeran. Juga Raja atau ayah tiri dari pangeran.

Dyah Ratih tidak biasa dengan pemandangan seperti ini. Walaupun seperti semua kebutuhan terpenuhi tapi hal ini sangat mencekiknya.
Ahli nujum mendekatinya.
"Den Ayu Dyah? " tanya ahli nujum.
"Iya saya. Ada apa ya? "Jawab Dyah Ratih
"Boleh saya tau hari lahir juga asalnya Den?Saya diminta oleh pangeran untuk melihat peruntungan Den Ayu Dyah" kata beliau dengan santun.

Dyah Ratih menjawab tanggal lahir asal dan setelah ahli nujum ini membaca perbintangan dengan datangnya Dyah ke kerajaan membuat ahli perbintangan ini kaget.
Seketika matannya terbelalak.
Melihat ke arah pangeran juga Dyah Ratih.
Sesekali lagi mungkin ada kesalahan . Beliau menghitung lagi karena beliau tidak hanya sekedar percaya visualisasi tapi juga perbintangan.
Dan hasil sama.

Wajah serius ketakutan untuk menyampaikan pada Pangeran. Dan pangeran agak marah d depan Dyah Ratih.
"Katakan apa hasilnya?! " bentak Pangeran.
Dan hal ini di ceritakan oleh ahli nujum tadi bagaimana jika hubungan mereka dilanjutkan terlebih ketika Dyah dalam ramalannya bukan Ratu tapi memiliki putra mahkota.

Dan hal-hal pelik dan pahitpun diceritakan. Hal ini membuat Dyah Ratih makin bingung mau ke arah mana. Disini sebagai siapa tidak ada yang diajak bicara.
Acara hiruk pikuk ini membuat Dyah Ratih tertekan dan pingsan.

Beberapa saat Dyah Ratih bangun dari siuman. Dari lampu kamar samar-samar ada pria dengan badan tegap tanpa aksesories hanya kain yang melambangkan kesederhanaan dia duduk menghadap timur. Mungkin melakukan meditasi. Dyah bangun dan menatap ternyata pangeran melakukan meditasi.

Dyah melihat beberapa perlengkapan bunga wewangian belum disiapkan oleh dayang. Dyah bngung akan melakukan apa lalu menyiapkan bunga sebagai persiapan meditasi selanjutnya karena Dyah kebetulan memuja dewa dewi yang sama dengan Pangeran.

Masih dalam keadaan mata tertutup pangeran berkata.

"Kau sudah bangun Dyah Manggali? "

Bertanya dalam hati siapa nama itu "su sudah... Pangeran"

Satu kamar dengan orang yang dingin tak pernah tertawa . Berbicara seperlunya mungkin akan benar-benar membuat Dyah gila.

"Kamu yang menyiapkan ini? " tanya pangeran.

"I.. I.. Iya pangeran hamba mohon maaf bila ada kesalahan" sambil beranjali dan menunduk.

"Baiklah... Aku akan sering wening disini akan aku siapkan ruangan khusus, dayang hanya menaruh perlengkapan dan kamu yang menyiapkan smua ritual" kata pangeran seraya beranjak dari kamar Dyah Ratih.

Dan kesenjangan dan perbedaan perlakuan antara selir lain dengan Dyah Ratih memuncak.....

Bersambung🕉🙏

Sang Adi LaksaWhere stories live. Discover now