Perburuan

0 0 0
                                        

Sang Adi Laksa

CHAPTER 5

PERBURUAN

Patih Warak beserta istrinya Ni Reksa agaknya memperkeruh keadaan dan mendramatisir. Masuk dalam peta politik kerajaan, mereka orang yang sangat setia dengan Raja Adi Yaksa yaitu Raja saat ini yang telah mengkudeta Raja Pertama Raja Jnala dengan menikahi secara paksa Ratu Matanggi.

“Istriku apakah kamu mendengar desas desus tentang selir-selir Pangeran Wirapati?” tanya Patih warak kepada istrinya seraya duduk santai di teras rumah.
“Soal kedatangan selir barukah kanda?” tanya Ni Reksa
“Kira-kira apa yang dibicarakan peramal bintang itu hingga Pangeran memperlakukannya lebih istimewa ya dinda?”tanya balik sang Patih.
“Mengapa Kanda mementingkan masalah ini, yang terpenting adalah urusan Raja” tegas Istrinya.
“aku memiliki firasat yang buruk dinda, akh tapi semoga tidak ini hanya untuk berjaga-jaga” tegas Sang Patih juga menenangkan Istrinya.

Patih Warak ini juga punggawa kerajaan juga kerabat dari Raja Adi Yaksa ahli pollitik dan ahli perang pantas saja dia sangat membela bahkan melakukan apapun demi tahta Raja Adi Yaksa turun kepada Putra Mahkota yang keturunan dari Raja yang sekarang.

“Apakah Dyah Ratih berasal dari kasta yang sama dengan selir yang lain?” tanya Sang Patih.
“entahlah kanda aku belum mencari tahu”
“besok sampai lusa carikan semua info tentang Dyah Ratih” pinta suaminya tersebut.

Keesokan harinya Dyah Ratih d jemput pagi-pagi sekali oleh Pangeran bahkan matahari belum jelas menampakkan wajahnya. Dyah Ratih yang kebingungan karena harus menyiapkan acara bertemu dengan Sang Ratu sebelum siang tiba.

“Ha..hamba Pangeran” tegur Dyah kaget pagi-pagi buta sudah didepan kamarnya.
“Pakailah ini bergegaslah aku tunggu di kuda “kata Pangeran dengan menyodorkan baju bercorak hitam dengan sulaman benang perak berornamen medali dengan aksen ombak dan khas Kerajaan Singha Wulung.

Pakaian khas pendekar wanita dengan anak panah Naga Bhumi membuat para dayang yang membantu memakaikan terperanga bahwa selir Pangeran ini beda dengan selir lain tetapi selama di Kerajaan tidak pernah menunjukkan dia juga seorang pendekar. Kulit yang indah tutur kata yang santun walaupun kepada para dayangnnya.

Dyah Ratih atau Dyah Manggali keluar dari kamarnya dan membuat Pangeran dan pengawal pribadinya juga beberapa pasukan yang akan dibawa berburu terperanga dengan balutan pakaian Dyah Manggali. Agaknya cocok menjadi pendekar dari pada seorang kerabat kerajaan.

“Ayo kita berangkat berburu Dyah Manggali”
“Baik Pangeran”
Wajah Dyah Manggali berubah ceria terlihat dari raut wajahnya walau tidak tertawa bagai burung lepas dari sangkar.

Sesampai di hutan mereka membagi team Pangeran dengan enam pasukannya dan Dyah Manggali dengan pengawal pribadi pangeran dan lima pasukannya berburu.

Terlihat seekor kijang sedang berlari. Perburuan seru antara Pangeran dan Selir ini.
“Awas kanda” teriak Dyah kepada Pengawal Pribadinya karena ada ranting yang akan jatuh.
“Terima Kasih Den “jawabnya sambil merunduk.

Tak lama setelah perburuan selesai dan kembali ke istana laju kuda pangeran lebih cepat diikuti oleh laju kuda Dyah Ratih. Karena terbiasa di hutan dan dilatih kepekaan indera oleh ayahnya dia memiliki kepekaan pendengaran walaupun suara bergemuruh dengan suara kuda berpacu.

Dan hal tak terduga pada arena perburuan terjadi. Dengan sigapnya Dyah Manggali menarik tusuk konde peraknya……..

Bersambung

Anda telah sampai ke penghujung bahagian yang diterbitkan.

⏰ Kemaskini terakhir: Mar 10, 2022 ⏰

Tambah cerita ini di Pustaka anda bagi pemberitahuan tentang bahagian baharu!

Sang Adi LaksaTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang