Mantel hitam nan panjang milik nya lumayan membuat ia kesusahan berjalan,
Ia melompat dari gerbang tinggi ke tanah balik pagar besi itu.
Mata nya mulai mendeteksi tanda tanda keberadaan orang di sekitar rumah yang sedikit besar ini.El mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ruangan dengan barang barang yang tertata rapi meskipun dipenuhi dengan debu dan sarang laba laba.
Ia sepertinya mengerti sesuatu.
Sialnya, saat mengendap endap El malah terkena duri tanaman menjalar di setiap tembok dan bergelantungan di langit langit ruangan.
Harusnya ia mendengarkan apa kata lean tadi,
Agar memakai jubah dengan pelindung wajah."Aku mohon..,
Lepaskan aku, aku sama sekali tidak mengerti sesuatu tentang dementrios dan keluarga Cassius!.
Aku pendatang baru dari etruria, aku mohon jangan bunuh aku"
Suara seorang pemuda yang sedang memohon agar terhindar dari sesuatu.
El langsung mendekat ke tembok dan berusaha mendengar percakapan dua orang dengan satu orang yang sedang berlutut di depannya."Bagaimana aku bisa percaya dengan mu, hah??!!"
"Kau pikir kau bisa membohongi kami?!, Dasar bodoh.
Cepat jelaskan, dan berikan semua drakhme pada kami""Sudah aku bilang, aku hanya sedang mencari pekerjaan, dan berjalan kaki dari etruria ke sini"
"Ah!, Kelamaan. Dasar lambat!"
Ctas!!,
Salah satu dari dua orang itu menyabet tali berduri ke punggung pemuda tadi. Seperti nya tidak beres...,
Dari jauh El membidik panahnya,
Ia hanya butuh melumpuhkan sebentar agar bisa mengetahui apa yang terjadi.Krak!,
Satu panah nya menancap dengan sempurna di bagian perut seseorang yang memegang tali berduri."Sialan!, Apa lagi ini!"
Mereka berdua mengedarkan pandangannya mencari keberadaan panah itu berasal. Kemudian El muncul dari balik tembok dan langsung menuju ke tiga orang tadi."Siapa kau ikut campur?"
"Siapa aku?,
Itu tidak penting.
Kudengar kau penasaran dengan dementrios dan keluarga Cassius ya?,
Mungkin aku bisa menjelaskan sedikit ""Cepat jelaskan dan jangan mendekat!, Kau yang menembak panah ini kan?!"
El mengangkat bahunya."Bisa saja itu panah pemburu liar yang meleset"
"Cepat jelaskan!"
El di tendang untuk berlutut juga."Sayang sekali....,
Kau salah orang. Dasar bajingan"
Dalam sekejap El menendang kaki hingga salah satu orang itu jatuh terduduk.
Teman nya melempar pukulan pada perut El,
Lalu ia balik mendapat tendangan sepatu besi milik El."Nah, dengan yang ini, pasti akan jadi mudah membawa kalian"
El menendang wajahnya kedua orang yang sedang terbaring itu.
Dan ia mengikat dengan mantra bius.
Lalu berbalik menatap pemuda yang tadi di siksa, dengan tatapan datar membuat pemuda itu gelagapan."A...ah, itu.."
"Aku tak punya banyak waktu mendengar penjelasan mu,
Intinya kau hanya harus tau jika perbuatan mu merepotkan ku lagi, kau akan ku habisi juga"
El menggeret kain besar berisi dua orang yang sedang pingsan."Itu.., terimakasih banyak,
Tapi izinkan saya ikut dengan anda"
El berhenti sejenak.
Lalu menatap nya dari bawah ke atas."Kenapa aku harus mengizinkan nya"
"Karena saya pendatang baru, dan sama sekali tidak tau tentang negeri ini.
Saya juga ingin balas Budi""CK., Lagi lagi aku mendapat beban, dasar orang asing."
Gerutu El pada angin."Kalau begitu ikut lah, aku percaya padamu.
Tapi jika kau berkhianat, kepala mu akan kuberikan kepada para naga"
Tegas El waspada."B baik.."
Pemuda itu mengikuti jalan El dengan kudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanduk pertempuran [On Going]
Historical FictionKisah anak ketiga dari seorang kaisar bersama masalah hidupnya, teman yang bermasalah, Dan lain lain. Terlebih lagi setelah ayahnya memberikan tanggung jawab untuk memimpin dementrios, -pemerintahan wilayah selatan- Bengis, lucu, bijaksana, pintar...