"Ting!"
Suara pesan masuk dari ponsel Putri.
Nomor tidak dikenal.
"Hai"
"Lo yang tadi ngomel-ngomel kan ya?"
"Siapa sih lo?!""Gue Nando, yang di cafe tadi"
"Oh, boleh kenalan?"
"Ternyata galaknya pencitraan doang"
"Hehe, iya maaf"
Hanya sampai situ saja percakapan via WhatsApp Putri dan Nando. Kenapa Putri tidak berterus terang saja kalau dia bukan orang yang Nando maksud?
Padahal seharusnya Putri sudah tau siapa yang di maksud oleh Nando.
--
"Assalamualaikum" ucap fara memastikan apakah ada orang di dalam.
"Waalaikumsalamm" jawab bunda sambil berjalan menghampiri Fara.
"Darimana aja kak, kok baru pulang" tanyanya saat sudah dekat dengan Fara.
"Abis main bund, sama temen" jawaban Fara berhasil membuat bunda tersenyum,pasalnya Fara jarang sekali berucap dengan embel-embel "bund"
"Duduk dulu yuk, tadi bunda sempet masak." Ajaknya.
Fara mengangguk setuju.
Mereka menuju ruang makan, hanya Fara, bunda dan bi atik. Ayahnya belum bisa pulang. Mungkin menjaga Suci,Kakak Fara.
"Fara dapet ranking terus disekolah." Ucap bi atik membuka percakapan.
"Iya ya? si Suci juga pinter banget, belajar terus di rumah. Main keluar aja nggak pernah" ujar bunda membanggakan Suci.
Iya Fara tau. Suci lebih pintar, lebih cantik, lebih segalanya daripada Fara. Tapi bisakah bunda membahas Fara dulu? Padahal bi atik sudah memancing-mancing, berharap bunda mengapresiasi pencapaian Fara.
Bukannya Fara menginginkan hadiah. Fara hanya ingin ada binar bangga di mata bunda atau sebuah kecupan di kening saja sudah cukup baginya.Ia tak mengeluarkan suara, sedangkan bi atik terlihat salah tingkah, merasa tak enak pada Fara.
"Besok bunda udah mau balik lagi ya Far. Bisakan sama bi atik dulu?"
"Iya, biasanya kan juga gitu" jawab Fara sedikit menyinggung
"Bunda kerja Far. Kamu ngertiin bunda dong. Siapa yang jagain Suci kalau bunda lama disini. Kerjaan bunda juga masih banyak."
"Tinggal berangkat aja kok" ucap Fara.
Tak ada lagi percakapan hingga kegiatan makan mereka selesai.----
"Far, bunda mau berangkat ini." Ucap bunda sambil membangunkan Fara.
Tak ada sahutan.
Bunda lebih memilih pergi tanpa menunggu Fara bangun. Jamnya juga sudah mepet.
10 menit berlalu.
Fara bangun dari tidurnya, tanpa aba-aba langsung berlari mencari keberadaan bundanya. S
"Bunda mana?" Tanya Fara pada bi Atik.
"Astaghfirullah alazim kakak" saking kagetnya bi Atik.
Fauzan yang juga berada di situ cengengesan.
"Udah berangkat kak" jawabnya.
Fara langsung duduk dilantai. Kemudian berdiri lagi seperti orang linglung. Bi atik menggelengkan kepalanya, kasihan sebenarnya.
Fara menghempaskan tubuhnya ke kasur, ingin lanjut tidur.
Baru sejenak ia memejamkan mata, notif di ponselnya membuatnya penasara.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Teman?
JugendliteraturUntuk apapun yang tentang kita. Aku tak menginginkan sesuatu yang lebih dari kamu. Sedikit saja untuk jadi seorang penting bagian dari kisahmu, pelengkap ceritamu. Aku mencintaimu, sungguh. Tapi mungkin aku bukan rumahmu. Happy reading guys...