"Kring..kring"
"Eunghh" Fara melenguh, meregangkan otot-ototnya.
Jam menunjukkan pukul 17.05. Ia meraih ponsel yang sedari tadi mengganggu tidur siangnya.
Panggilan video dari April.
"YA GUSTI!" Syok April.
"Anak gadis darimana sih elo!? Kayak anak pungut" ucapnya mengejek dengan suara yang tak bisa dikatakan pelan.
Bagaimana tidak. Ini sudah sore. Dan Temannya yang satu ini masih saja bisa tidur padahal April sudah menelponnya berkali-kali.
Wajah polos khas bangun tidur menyambut April. Sudah kena omel pun Fara masih sempat mengumpulkan nyawa dengan santainya.
"Apa sih?" Protes Fara malas.
"Gue di cafe depan ini sama Putri"
"Gue dirumah" sahut Fara.
"Iya gue tahu,makanya gue telfon nyuruh lo kesini bego"
"Hmm"
"Buru, gue tunggu 15 menit kudu nyampe." Tegas April. Putri mengangguk setuju.
"Nggak usah mandi oke?" tanya Fara yang lebih menjurus ke permintaan.
"Oke 20 menit sekalian buat mandi"
Yakali cewek cakep bau ketek.
"Rusuh amat sih kalian." Fara frustasi. Sedangkan April dan Putri tertawa puas melihat Fara teraniaya. Tidur mulu sih kerjaannya. Nolep, padahal mah banyak duit.
~
"Apa?!" Belum sampai duduk tapi pertanyaannya sudah terdengar.
"Kalian berdua yang traktir pokonye, nggak mau tau" ancamnya kemudian."Gue ada yang lebih penting" ucap Putri serius. Tak seperti biasanya.
"Duduk dulu."suruh April menambah kesan serius.
Fara menarik satu kursi kemudian mendudukkan diri dengan tenang.
"Konsernya Bang Ari bulan depan ada di kota kita Far!!" Ucap Putri girang dengan suara yang lumayan bisa membuat mereka menjadi puaat perhatian.
Putri langsung membungkam mulutnya sendiri. Fara geleng-geleng kepala tak habis fikir.
April tersenyum kikuk dan melambai ke pengunjung lain memberi isyarat "bukan temen gue ini"
Sampai tiba seorang laki-laki seumuran dengan mereka berjalan santai tanpa dosa menginjak kaki Fara."Mas matanya kemana ya?" Bukan suara protes dari Fara, melainkan April. Ia tak sengaja melihat ekspresi Fara saat terinjak.
Sebenarnya ia ingin tertawa melihat temannya itu menahan sakit. Tapi melihat pelaku yang hanya berlalu tanpa minta maaf membuatnya geram.
Oh iya, April ini Sahabat dari Fara, Putri juga.
Hanya saja April beda kelas dengan Fara dan Putri. Sikapnya lebih bar-bar dari Fara dan Putri. Mulutnya beuuhhh. Pedes kali wak.
"Kenapa ya mbak?" Tanya cowok itu pura-pura tak tahu.
"Nggak pernah diajarin minta maaf?" Sewot April.
Fara dan Putri hanya melihat. Seru juga kayaknya.
Fara memperhatikan pahatan sempurna dari cowok itu. Mata bulat jernih dengan bulu mata lentik, hidung mancung, bibir tipis dengan kumis tipis seakan menyihir dunianya.
"Ya nggak Far, Put?" Suara April membawa Fara kembali ke alam sadarnya.
-Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Teman?
Fiksi RemajaUntuk apapun yang tentang kita. Aku tak menginginkan sesuatu yang lebih dari kamu. Sedikit saja untuk jadi seorang penting bagian dari kisahmu, pelengkap ceritamu. Aku mencintaimu, sungguh. Tapi mungkin aku bukan rumahmu. Happy reading guys...