🐾
"Lihat, Det!" Girang Wisnu menunjuk tempat yang sudah ada di depan matanya.
"Ini tempat yang sedang kita cari!" Sambung Ratna.
Kami langsung terhipnotis oleh indahnya pemandangan alam di sini.
Tidak ketinggalan kami langsung memotretnya bahkan membuat vidio kami berlima sebagai konten dan kenang-kenangan di masa mendatang.Di kota kami, hewan kupu-kupu, capung dan sebagainya sudah tidak terlihat lagi, tapi di tempat ini kami bisa menyaksikan mereka berkumpul dengan bermacam
warna."Udaranya sejuk banget, woilah!" Teriak Ratna sibuk memotret.
"Lihat kan? Ternyata di hutan Tuban ini nggak ada seram-seramnya, malahan ada banyak sekali keindahan alam yang tersembunyi di dalamnya." Kata Wisnu.
"Rat, jangan jauh-jauh! Kita nggak boleh mencar!" Teriakku.
Jujur aku masih sangat trauma dengan kejadian malam itu, saat Sisil tiba-tiba saja menjadi dua orang.
Sejak kejadian itu aku takut jika salah satu dari kami berpisah di tempat yang berbeda, apalagi sekarang sudah hampir menjelang malam, kami belum membuat tenda satupun untuk bermalam."Lebih baik kita buat tenda dulu!" Usulku.
Detta mendekat dan segera membantu ku untuk membuat tenda, tetapi mereka masih sibuk dengan aktifitas memotret masing-masing berlawanan arah.
"Jihan, selesaikan tenda dulu aja. Setelah itu kita susul mereka.
Percuma kalau nunggu mereka, nanti malah kemalaman."•••
"Aduh, rajin sekali sih kalian berdua!" Ledek Ratna, begitupun dengan Sisil.
Mereka kembali sebelum kami selesai memasang dua tenda, untuk putra dan putri.
"Mana Wisnu?" Tanyaku tanpa mempedulikan ledekan mereka.
"Wisnu izin cari kayu bakar!" Jawab Ratna.
"Terus kalian tinggalin Wisnu sendiri di tengah hutan? Ini udah gelap loh Rat!" Protesku.
"Idih biasa aja kali, Han! Orang Wisnu nya yang mau cari kayu bakar sendiri kok. Dia yang minta kita buat balik kesini, bantuin kamu bikin tenda katanya!" Jelas Sisil.
"Lagian kan Wisnu anak paling pemberani di antara kita, dia udah berpengalaman dan nggak mungkin nyasar. S e t a n aja takut sama dia ha ha..." Ucap Ratna dengan entengnya.
Detta melemparkan daun kering ke arah Ratna, "Jaga ucapan kamu disini, Rat!" Tegasnya.
"Iya, iya!"
🐾🐾🐾
"Lihat nih, aku bawa kayu bakar banyak. Buat api unggun kita!" Seru Wisnu membawa banyak kayu bakar yang diikat.
"Tuh kan, Wisnu udah balik!" Sindir Ratna kearah ku.
"Ada apa sih?" Tanya Wisnu heran.
"Jihan takut banget pas tau kamu nyari kayu bakar sendirian," jawab Sisil.
"Ya ampun Jihan, di tinggal bentaran doang. Kamu takut banget kehilangan aku ya? Jangan-jangan kamu naksir sama aku? Hayoo .." Ledeknya.
"Apaan sih!" Kesalku.
"Jihan cuma takut salah satu di antara kita kenapa-kenapa, makanya Jihan selalu mewanti-wanti kita supaya jangan mencar!" Jelas Detta.
"Ada yang cemburu nih!" Ledek Ratna, membuat Detta semakin malas bicara.
•••
Api unggun sudah di nyalakan, tidak lupa kami mengeluarkan bekal makanan untuk makan malam.
Karena perjalanan kami yang jauh, nasi kami sudah tidak tersisa lagi.
Hanya ada persediaan pop mie dan air panas di dalam termos.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN TERLARANG [END]
Misterio / SuspensoKarena suka sekali dengan tantangan, Jihan, Detta, Ratna, Wisnu dan Sisil melakukan perjalanan ke suatu desa terpencil bernama 'Kampung Tuban' Tetapi rencana justru tidak seperti yang di bayangkan. Mereka memasuki hutan Tuban dan melanggar larangan...