I

4.7K 269 3
                                    

Waktu menunjukan pukul 12 lebih 15 menit malam, di jantung kota Jakarta, dengan peluh membanjiri tubuh, Adel bersama 30 member lain baru saja selesai berlatih setlist terbaru JKT48.Pasca 10 tahun anniversary, idol group tersebut memiliki berbagai rencana untuk membawa group tersebut menjadi lebih baik lagi, salah satunya melalui setlist terbaru yang akan dibawakan. Untuk memenuhi harapan para penggemar, ditengah-tengah kesibukan pribadi, mereka pun rela berlatih mati matian hingga larut malam.

" You did well today, guys!" ucap Shani selaku captain,
" Meskipun masih ada yang harus diperbaiki, dari detail gerakan dan lain-lain, tapi overall everything is great" lanjutnya kepada para member yang saat ini memperhatikannya lamat lamat,
" Okay, kayaknya segitu aja untuk hari ini, abis ini langsung pulang trus istirahat yaa, see you tomorrow!" tutupnya,

"Okay ci,"
"Siap ci, cici juga istirahat ya"
dan sahutan lainnya dari para member.

Dengan jadwal latihan serta show yang padat, membuat 31 member tersebut sangat dekat antar satu dengan yang lain, meski terbagi kedalam beberapa circle pertemanan, namun kedekatan masing-masing member tetap terlihat hangat.

Setelah Jinan, wakil kapten, memimpin doa dan menyelesaikan evaluasi latihan hari itu, satu persatu member mulai meninggalkan tempat latihan, berbeda dengan Adel yang belum beranjak dari kursinya, ia memainkan handphone nya, namun fokus matanya bukan ke benda tersebut melainkan kepada Ashel yang masih asik bercerita dan berkeluh kesah kepada circlenya, Indah, Marsha, serta si bontot Atin.

" Shel," potong Marsha saat Ashel sedang asik berbicara,
"— iyaa sha kenapa?" jawabnya,
"Itu Adel kayaknya nungguin lu deh,"
"Eh iyaya? astaga gue lupa mau pulang bareng dia", ucap Ashel sambil menoleh sibuk mencari Adel,
"gue duluan ya" tutup Ashel cepat saat matanya berhasil menangkap Adel.

Melihat Ashel berjalan menujunya, Adel dengan cepat mematikan layar handphonenya lalu berdiri,

"Lho, udah cel?", tanyanya kepada gadis yang berusia terpaut satu tahun diatasnya,
"Maaf yaa Del, aku malah keasikan ngobrol," ucap Ashel pelan dengan kepala tertunduk serta suara halus,

Adel tersenyum, gadisnya itu memang terlalu baik hatinya, padahal ia tidak  keberatan menunggu Ashel sedikit lebih lama.Memang materi latihan hari ini cukup berat dan membuat tubuhnya lelah, namun tidak tega rasanya bila harus mendesak Ashel untuk cepat- cepat pulang,

"Gakpapa cel, aku kan bisa nungguin kamu sampe selesai ngobrolnya," kata Adel sambil menyingkirkan poni milik Ashel agar dapat melihat raut muka milik Ashel.

Ashel mendongak, terpampang raut muka sedihnya, puppy eyes dan bibir yang menekuk khas Ashel,
"Maaf yaah," ucapnya sekai lagi,

Melihat hal tersebut Adel kembali tersenyum, ia tahu gadisnya tetap akan meminta maaf, tanpa membalasnya lagi, Adel dengan cepat mengambil tangan milik Ashel kemudian berjalan menuntunnya menuju backstage.

.

Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil milik Adel, tidak, Adel tidak menyetir kendaraannya sendiri, perempuan tomboy itu masih berusia 15 tahun, dan akan genap 16 tahun bulan Juli nanti, sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk menyetir kendaraan sendiri.Ayah Adel memfasilitasinya dengan mobil pribadi lengkap dengan Om Icad sebagai supir pribadinya untuk mengantar jemput Adel.Dengan maksud tidak ingin merepotkan serta terkesan terlalu dimanja, Adel seringkali mengatakan kepada orangtuanya agar dirinya menggunakan taxi online saja, namun sikap protektif orangtua kepada anak bungsunya tersebut tetap tidak terhindarkan, "bahaya dek, selagi bisa yang aman kenapa enggak?" begitulah jawaban orangtua Adel.

Dengan maksud tidak ingin merepotkan serta terkesan terlalu dimanja, Adel seringkali mengatakan kepada orangtuanya agar dirinya menggunakan taxi online saja, namun sikap protektif orangtua kepada anak bungsunya tersebut tetap tidak terhindarkan, "...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang dikendarai Om Icad memecah jalanan Jakarta yang sepi, waktu sudah menunjukan hampir pukul 1 malam, wajar jika jalanan kota ini sekarang berada di titik sepi.Kedua orang tersebut duduk berdampingan di kursi mobil bagian tengah, kepala Ashel disenderkan pada bahu Adel, lengan kiri Ashel melingkar pada lengan kanan Adel, jemari mereka saling menggenggam, radio malam itu memutar Hericane by Lany, suara vokalis pria pun terdengar  samar-samar memenuhi mobil, keduanya diam menikmati jalanan malam itu.

Sebenarnya jarak rumah Adel dan Ashel tergolong tidak searah, Ashel tinggal di daerah Tangerang Selatan sedangkan Adel bertempat tinggal di daerah Jakarta Timur, kedua lokasi tersebut terpaut kurang lebih 30 km, namun setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan, Adel membutuhkan saat saat seperti sekarang, duduk berdua dengan gadisnya, tanpa perlu berbicara satu sama lain, rasa lelahnya seakan hilang bersamaan saat Ashel menggenggam tangannya.

Tiga puluh menit berlalu dan sekarang mobil hitam yang mereka tumpangi telah sampai di depan kediaman Ashel,

"Kamu yakin gamau nginep aja?", rengek Ashel kepada Adel, dalam posisi duduk saling berhadapan, Adel yang ditanyai seperti itu hanya bisa menyinggungkan senyuman hangatnya,
"Aku besok pagi harus ke sekolah cel," jawab Adel, satu tangannya kini mengelus pipi Ashel,
"Nanti aku temenin bobo lewat telfon aja yaaa", lanjutnya menenangkan gadisnya yang masih merengek,

Ashel diam, tidak menjawab lalu bergegas ingin membuka pintu mobil, dengan cepat Adel menarik Ashel hingga membuat gadis yang tidak terpenuhi keinginannya tersebut kembali duduk menghadap Adel,

"Jangan ngambek yaa Adzana, aku janji besok nginep di rumah kamu," ucap Adel sambil mengelus puncak kepala Ashel, dirinya menyukai menyebut gadisnya dengan nama lengkap, disaat-saat seperti ini, menurutnya memanggil Ashel seperti itu membuat rasa sayangnya lebih tersalurkan, gadis yang dimaksud pun sangat menyukai jika Adel mulai mengganti panggilannya dengan nama lengkap,
"Besok kita bobo bareng yaa", lanjut Adel lagi.

Mendengar hal tersebut, pipi Ashel memerah, gadis itu dengan cepat berusaha memalingkan pandangannya berusaha lepas dari sorotan mata lawan bicaranya, Adel terkekeh melihat gadisnya salah tingkah mendengar ucapannya,
"Lucunya", ucap Adel dalam hati, kemudian membawa gadisnya mendekat dan masuk kedalam pelukannya, pelukan hangat untuk mengakhiri sesi ngambek seorang Adzana Shaliha.

"Yaudah, aku turun ya," kata Ashel setelah Adel melonggarkan pelukannya,
"Makasih ya Om Icad," lanjutnya sopan kepada sang supir, satu hal lain yang Adel sukai dari Ashel, sikap sopan dan menghargai setiap insan yang ia temui,
"Bye del," tutupnya seraya turun dari mobil.

Adel tersenyum dari kaca mobil sambil melambaikan tangan mengucap perpisahan kepada Ashel yang berdiri di depan pintu pagar rumah.

.

Halo, this is my first debut, maaf kalau mungkin ada bagian antar kejadian yang gak nyambung, maaf juga kalau ada penggunaan puebi atau capitalization yang salah ataupun penggunaan grammar atau vocab yg salah, but i try my best kok hehe, mohon dukungannya ya.

Hope you guys like it!
👽💛

The Sunset is Beautiful, Isn't It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang