Jerdian dan Juandra, si kembar yang berlomba-lomba untuk menutupi lukanya masing-masing. Terlihat saling ingin menjatuhkan, padahal mereka saling sayang. Mereka hanya tak tau bagaimana caranya menunjukkan rasa sayang seperti orang pada umumnya. Mamp...
Sepulang sekolah, Jerdian baru ingat jika ia berangkat bersama kembarannya. Alhasil, ia tidak jadi pergi ke toko buku bersama Selina. Cowok itu segera menuju parkiran, matanya menangkap Juandra yang sudah berdiri sambil bersandar di kap mobilnya. Berdua di mobil bersama Juandra, entah kenapa membuat Jerdian merasa kurang nyaman. Apalagi, sejak tadi ia sadar jika kembarannya itu sedang memperhatikan dirinya, lebih tepatnya memperhatikan lebam yang ada di wajahnya.
"Lo yakin, pulang kerumah pake muka kayak gitu?," tanya Juandra yang memecah keheningan. "Ya emang mau gimana? Lo kira muka gue bisa bongkar-pasang."
Juandra tertawa kecil mendengar penuturan Jerdian yang terlihat kesal. "Santai kali, gue cuma nanya, sewot amat lo!"
"Jer, foto yuk, lama nggak selfie," tambah Juandra. "Nggak, alay."
"Sekali doang, mau buat status, sosmed gue udah kayak nggak hidup."
"Narsis banget sih lo!"
Dengan terpaksa, Jerdian meminggirkan mobilnya. Menuruti permintaan Juandra yang tadi dia katakan alay. Dengan sedikit terpaksa, Jerdian tersenyum, namun ketika ia belum siap, suara jepretan kamera sudah berbunyi. Mereka tertawa bersama ketika melihat hasil foto yang menggunakan efek instagram.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jelek amat anjir," ujar Jerdian.
"Untung gue mah ganteng paripurna, mau gimana pun efeknya juga tetep ganteng."
"Najis." Jerdian berdecih seraya kembali melajukan mobilnya. Sekitar sepuluh menit lagi mungkin mereka sudah sampai di rumah.
Jerdian memasukkan mobil nya ke garasi dengan skill yang apik. Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah yang sepi. Juandra duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, sedangkan Jerdian memutuskan untuk pergi ke dapur, mengambil minuman segar.
"Lo punya pacar?," tanya Juandra ketika cowok dengan kaos hitam itu mengambil posisi duduk di samping dirinya.
"Kepo."
"Cewek yang di kantin, cantik."
"Hm."
"Buat gue ya?" Juandra sengaja memancing kembarannya untuk menceritakan siapa perempuan yang bersamanya di kantin. "Berantem aja kita, anjing."
Juandra langsung meledakkan tawanya. Jerdian tetaplah Jerdian, si sumbu pendek yang mudah terpancing emosi. Juandra tak berhenti sampai situ, ia masih saja membalas umpatan Jerdian. "Berarti lo juga anjing, kan kita kembar."
Jerdian bangkit dari duduknya, menatap sinis ke arah cowok yang masih setia terkekeh. "Lo tau ini apa?"
"Jari tengah."
"Iya bener, buat lo. Fuck you." Setelah mengucapkan itu, Jerdian langsung masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Juandra seorang diri. Ekspresi wajahnya berubah datar, cowok itu sedang mengisi kembali energinya setelah menjadi orang yang banyak bicara. Juandra itu bukan orang yang ekstrovert maupun introvert, kadang ia bisa menjadi secerah matahari, tapi kadang juga seredup rembulan.